IPH, Inflasi atau Bukan?

Kemudian data harga 20 paket komoditas bahan makanan pokok tersebut oleh Dinas Perdagangan tingkat kabupaten/kota dikirim ke Dinas Perdagangan Provinsi dan Kementerian  Perdagangan. Selanjutnya data  harga 20 paket komoditas bahan makanan pokok  di Kementerian Perdagangan tersebut dihitung oleh Badan Pusat Statitik (BPS) sebagai Indeks Perkembangan Harga (IPH). Data IPH ini kemudian dirilis setiap minggu oleh Kemendagri dalam pertemuan berkala TPID.                           

BACA JUGA:  PERJUANGAN PEREMPUAN SEBAGAI CANDU (Catatan Biasa-biasa Saja Untuk Perempuan NTB)

Persoalannya IPH, inflasi atau bukan?.  Inflasi dihitung bukan berdasarkan IPH, melainkan   Indeks Harga Kosumen (IHK). Dimana IHK merupakan suatu indeks yang menggambarkan rata-rata perubahan harga dari suatu kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam periode waktu tertentu. Dalam pada itu, perubahan IHK mencerminkan tingkat kenaikan harga barang dan jasa dalam periode waktu tertentu, apakah mengalami kenaikan (inflasi) ataukah justru sebaliknya yakni penurunan (deflasi). IHK yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) telah disesuaikan berdasarkan klasifikasi internasional yakni “Classification of Individual Consumption According to Purpose” (COICOP) 2018 yang mencakup 11 (sebelas) kelompok pengeluaran.       

BACA JUGA:  Menolak TGB Jadi Menteri

Dalam pada itu, IPH hanya mencakup 1 (satu) kelompok pengeluaran (makanan, minuman, dan tembakau) dari 11 kelompok pengeluaran tersebut. Disisi lain, IPH hanya mencakup 20 paket komoditas bahan makanan pokok. Sedangkan dalam perhitungan inflasi dengan Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 sebagai tahun dasar mencakup  sebanyak 177 paket komoditas hingga 479 paket komoditas. Berdasarkan uraian sebelumnya dalam tulisan ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPH bukan inflasi. Ibaratnya IPH itu gejala inflasi, tetapi bukan inflasi. Seperti halnya, “mendung” merupakan gejala bakal turun hujan, tetapi bukan berarti telah turun hujan. Dalam pada itu, “mendung” itu menjadi pertanda penting mengenai apa saja langkah-langkah perlu dilakukan seandainya hujan turun.                 

BACA JUGA:  Angka Kemiskinan Ekstrem Lombok Timur 2023 “Menurun” 

Ketika Lombok Timur bertengger pada 10 (sepuluh) kelompok kabupaten/kota dengan IPH tertinggi tidak bisa disimpulkan bahwa program SULTan (Silaturrahmi Untuk Lombok Timur  Berkemajuan) gagal dalam mengatasi inflasi. Karena IPH bukanlah inflasi.