Diduga Gara-gara Limbah Fukushima, 1.200 Ton Ikan Mati di Laut Jepang?

Jutaan ikan sarden dan makarel ditemukan mati dalam jumlah besar. Mereka terdampar di sepanjang garis pantai kota Hakodate di pulau paling utara Jepang sejak 7 Desember 2023. Demikian dikutip dari surat kabar lokal Asahi Shimbun,

Disebutkan, hampir 900 kilometer jauhnya dari pelabuhan Nakiri di Shima, Jepang Tengah, ikan sarden atau yang disebut sappa oleh masyarakat setempat juga ditemukan mati dalam jumlah besar pada 13 Desember 2023.“Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,” kata seorang nelayan yang bekerja di Nakiri selama 25 tahun kepada surat kabar tersebut. “Baru sekitar tahun lalu kami mulai menangkap sappa di Nakiri. Ini membuat saya merasa ekosistem laut telah berubah.”

BACA JUGA:  Presiden Lantik 9 Anggota Baru Ombudsman Republik Indonesia, Inilah Mereka!

Peneliti di Organisasi Penelitian Hokkaido menjelaskan, kematian massal seperti ini dapat terjadi karena perubahan suhu air secara mendadak, atau terjadi ketika gerombolan ikan melarikan diri dari lumba-lumba dan predator lain.

The Mail Online, sebuah tabloid Inggris, melaporkan bahwa kematian massal ikan sarden tersebut telah menciptakan persepsi di masyarakat bahwa pelepasan air radioaktif yang sudah diolah dari pembangkit tenaga nuklir Fukushima ke lautlah penyebabnya. Klaim serupa juga banyak diunggah di media sosial.

BACA JUGA:  Tak Dilibatkan Dalam Event Dunia, Serikat Pekerja NTB Layangkan Protes Pada Sidang Tahunan LKS

Pada Agustus lalu, Jepang memang diketahui telah mengambil langkah kontroversial dengan membuang limbah air radioaktif dari bencana nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik. Rencana ini telah membuat banyak orang di Jepang dan negara sekitarnya khawatir, termasuk China dan Korea Selatan.

LSM Lingkungan Hidup Greenpeace, mengatakan bahwa pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang telah menganggap Samudera Pasifik sebagai tempat pembuangan sampah.

BACA JUGA:  Viral! Nama Pasangan Sukiman-Suhaili Jelang Pilgub NTB 2024

Namur, pihak berwenang Jepang mengklaim air radioaktif itu telah diolah dan diencerkan secara ekstensif sehingga kadarnya jauh di bawah batas peraturan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, air tersebut aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Dengan begitu, pihak berwenang Jepang berpendapat tidak ada alasan untuk percaya bahwa air limbah Fukushima adalah penyebab jutaan ikan sarden mati Hakodate dan Nakiri.“Tidak ada keanehan yang ditemukan dalam hasil survei pemantauan air. Kami prihatin dengan penyebaran informasi yang tidak berdasarkan bukti ilmiah,” papar Badan Perikanan Hakodate. (EditorMRC)