Bupati KSB Menuju NTB Satu: Ini Analisa Politisi Senior dan Analis Politik NTB!

Analis politik kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini mengatakan, figur Musyafirin memiliki rekam jejak yang mentereng selama dua periode menjabat sebagai Bupati Sumbawa Barat. Rekam jejak impresif politisi PDI Perjuangan tersebut, terekam antara lain dalam pencapaian pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan berbagai inovasi dalam kebijakan yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat lapisan bawah.”Rekam jejak kinerja yang kuat itu menunjukkan kemampuan yang efektif dari Haji Firin dalam memimpin dan mengelola pemerintahan,” kata Didu.

Sebagai kepala daerah, Musyafirin disebut Didu, telah memiliki pengalaman eksekutif yang signifikan dalam menjalankan pemerintahan daerah. Hal tersebut menjadikan mantan Sekretaris Daerah Sumbawa Barat tersebut telah terbiasa dengan dinamika politik, bagaimana mengelola anggaran, mengambil keputusan strategis, serta berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Dengan sederet prestasi yang diakui di tingkat regional dan nasional, juga kata Didu, telah menunjukkan bagaimana figur Musyafirin memiliki keterampilan manajerial yang kuat, sehingga mampu mengelola sumber daya manusia, keuangan, dan infrastruktur secara efisien dan efektif di Sumbawa Barat.”Kemampuan manajerial ini sangat diperlukan dalam menjalankan pemerintahan yang kompleks seperti sebuah provinsi,” tandas Didu.

Di sisi lain, kepala daerah berprestasi seperti Musyafirin umumnya memiliki visi jangka panjang dan rencana pengembangan yang komprehensif untuk daerah. Visi ini dapat mencakup berbagai aspek pembangunan, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Memilih seorang bupati dengan visi yang kuat untuk diusung dalam kontestasi di Pilgub, kata Didu, dapat membawa dampak positif dalam pembangunan dan transformasi suatu daerah.”Kinerja yang baik selama menjabat Bupati Sumbawa Barat, menghasilkan reputasi yang kuat dan kepercayaan dari masyarakat. Figur Bupati seperti Haji Firin yang dipercaya oleh masyarakat, memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan kepercayaan pemilih dalam Pilgub. Kepercayaan ini sangat penting dalam politik, karena pemilih cenderung memilih pemimpin yang mereka anggap dapat diandalkan,” kata Didu.

Kantongi Tiket

Sementara itu Ruslan Turmuzi , politisi senior PDI Perjuangan NTB yang juga Anggota DPRD NTB  mengatakan saat ini, Musyafirin telah mengantongi dukungan dari partainya, PDI Perjuangan, untuk bertarung dalam Pilgub NTB 2024 yang digelar serentak dengan pemilihan Bupati dan Wali Kota di seluruh daerah di NTB.

BACA JUGA:  Menko Polhukam Tanggapi KLB Partai Demokrat

Langkah PDI Perjuangan yang mengusung Musyafirin dalam kontestasi Pilgub, kata Ruslan Turmuzi merupakan keputusan yang memiliki dampak penting dalam dinamika politik Bumi Gora.”Bukan apa-apa. Musyafirin adalah figur yang mengomandoi kerja-kerja tim pemenangan Partai Banteng Moncong Putih di Pulau Sumbawa dalam Pemilu Legislatif yang belum lama usai. Di Sumbawa Barat misalnya, PDI Perjuangan menjadi partai pemenang pemilu dan berhak atas kursi Ketua DPRD Bumi Pariri Lema Bariri,” tutur Ruslan Turmuzi

Menurut Ruslan, Di Kabupaten Sumbawa, PDI Perjuangan juga mendulang lima kursi. Perolehan signifikan juga didapat PDI Perjuangan di Kabupaten Bima dengan empat kursi, dan juga di Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Sementara di tingkat provinsi, PDI Perjuangan juga meraih empat kursi, dan menjadi modal besar dalam mengusung kandidat di Pilgub NTB 2024.

Pencapaian tersebut, kata Ruslan , menunjukkan bagaimana Musyafirin merupakan figur yang telah teruji dan terbukti memiliki dukungan yang kuat dari pemilih. Dan dukungan tersebut merupakan aset berharga dalam kampanye pemilihan gubernur, karena dapat membantu dalam meraih suara pemilih yang lebih luas.”Keberhasilan dalam pemilihan legislatif itu sering kali menciptakan momentum politik yang sangat berharga dalam kampanye pemilihan gubernur. Figur seperti Haji Firin dapat memanfaatkan popularitas dan dukungan yang diperoleh dari pemilih untuk memperkuat kampanye dalam kontestasi Pilgub,” ucap Ruslan Turmuzi

Mengorkestrasi mesin-mesin pemenangan partai dengan pencapaian signifikan dalam Pileg 2024, juga kata Ruslan , menunjukkan bagaimana figur Musyafirin sangat memahami dinamika politik di NTB, memahami kebutuhan masyarakat, dan cara-cara untuk membangun basis pendukung yang solid. Dan biasanya, figur yang berhasil menggerakkan mesin partai dalam pemilihan legislatif, sudah pasti memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.”Figur seperti Haji Firin ini juga biasanya memiliki kemampuan dalam membangun koalisi politik dan menjalankan negosiasi dengan berbagai pihak. Ini menjadi modal yang sangat penting dalam menjalankan pemerintahan di tingkat provinsi yang efektif,” sambung didu

Itu sebabnya, Mi6 kata mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini meyakini sepenuhnya, bagaimana figur seperti HW Musyafirin akan menjadi salah satu figur kunci dalam upaya meraih kemenangan dalam Pilgub NTB 2024.

Didu haqqulyakin, figur Musyafirin saat ini sudah dilirik oleh figur-figur besar Bumi Gora lainnya, untuk mereka sama-sama berpasangan dan menjemput kemenangan di Pilgub NTB 2024.

Dengan tiket yang sudah dikantongi dari PDI Perjuangan, itu juga menjadi nilai plus untuk Musyafirin. Sebab, dia datang tidak dengan tangan kosong. Selain itu, memiliki pengalaman dua kali dalam kontestasi Pilkada di tingkat kabupaten dan menang dengan suara sangat signifikan, Ruslan menyebut, Musyafirin pasti sudah tahu, betapa kontestasi pilkada butuh sumber daya politik dan finansial, dan tahu pula bagaimana menggunakannya.”Haji Firin ini politisi sejati. Dia bukan tipe pemimpin daerah yang hemat terhadap masyarakatnya,” tandas Ruslan Turmuzi mantap

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Didesak Mundur Jika Tak Bisa Bersikap Netral di Pemilu 2024

Tantangan Pilgub

Toh, meski telah memiliki modal yang sudah sangat signifikan, Didu mengemukakan, Musyafirin tetap memiliki tantangan dalam menatap Pilgub NTB 2024. Tantangan tersebut, yang paling utama kata Didu adalah tidak terlena dan merasa diri besar.

Karena itu, dia menyarankan agar Musyafirin tidak hanya berkutat di Pulau Sumbawa belaka. Namun juga merebut panggung politik di epicentrum politik Bumi Gora yakni di Pulau Lombok, yang notabene merupakan daerah dengan basis pemilih terbesar di NTB.”Penting bagi Haji Firin untuk selalu merebut panggung dan membuat namanya menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Inilah cara terbaik untuk meningkatkan kesadaran publik tentang figur Haji Firin dan visi serta gagasan besar yang dimiliki untuk masa depan Provinsi NTB,” kata Didu.

Dia mengatakan, kesadaran publik yang tinggi dapat membantu siapa pun memperoleh lebih banyak dukungan politik dan mendapatkan lebih banyak suara dalam kontestasi pemilihan.

Selain itu, dengan merebut panggung, memungkinkan seorang figur untuk senantiasa membangun citra dan identitas yang kuat di mata masyarakat. Sebagai sebuah platform, hal tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan penting, menunjukkan kepemimpinan, dan menarik perhatian terhadap isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat.”Jangan lupa, persaingan dalam Pilgub itu seringkali sengit. Calon harus bersaing dengan kandidat lain untuk memperoleh dukungan politik dan suara pemilih. Dengan merebut panggung dan menjadi perbincangan di masyarakat, kandidat dapat menciptakan keunggulan komunikasi dan memperoleh keunggulan dalam persaingan politik,” tandas Didu.

Analis politik yang dikenal humble ini menekankan, panggung politik adalah tempat di mana opini publik dibentuk dan dipengaruhi. Dengan memanfaatkan platform tersebut, kandidat dapat mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat terhadap isu-isu tertentu, serta tentang diri mereka sendiri sebagai pemimpin potensial untuk Bumi Gora.

Dalam banyak pengalaman, Didu mengungkapkan, figur-figur yang mampu merebut panggung politik juga memungkinkan mereka sebagai kandidat dalam pemilihan, untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak. Termasuk partai politik, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemilih individu. Dengan mendapatkan lebih banyak dukungan, kandidat tersebut memiliki peluang yang lebih baik untuk memenangkan kontestasi.

Karena itu, mutlak bagi Musyafirin kata Didu, untuk terus bersinergi dengan banyak lapisan masyarakat. Sebab, ini adalah strategi penting bagi setiap figur dalam upaya meraih insentif elektoral dalam pemilihan.

Sebab, dengan membangun hubungan yang kuat dengan berbagai lapisan masyarakat, kandidat dapat meningkatkan dukungan populasi. Ini termasuk dukungan dari berbagai kelompok etnis, agama, sosial, ekonomi, dan profesional. Dukungan yang luas dari berbagai segmen masyarakat dapat menjadi aset yang besar dalam mencapai kemenangan.

BACA JUGA:  Dua Bapaslon Walikota Mataram Daftar ke KPU

Selain itu, dengan berkolaborasi dengan berbagai lapisan masyarakat, kandidat dapat memastikan bahwa kepentingan dan aspirasi dari berbagai kelompok didengar dan diwakili secara layak. Ini membantu meningkatkan keterwakilan dan representasi dalam proses pembuatan keputusan pemerintahan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan legitimasi dan dukungan publik.”Masyarakat dan para pemilih itu terdiri dari berbagai kelompok dengan kepentingan yang beragam. Dengan membangun sinergi dengan banyak lapisan masyarakat, kandidat dapat mengakomodasi dan menanggapi kepentingan yang beragam tersebut. Ini membantu menciptakan platform yang inklusif dan relevan bagi semua pemilih, yang dapat meningkatkan daya tarik elektoral kandidat tersebut,” tandas Didu.

Pada saat yang sama, meluasnya basis pemilih dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat dapat meningkatkan legitimasi dan kredibilitas kandidat. Hal tersebut tersebut menjadikan kandidat sebagai figur yang relevan, dapat dipercaya, dan mampu mewakili kepentingan masyarakat secara luas. Sehingga, hal tersebut kata Didu, dapat pula mengikis pragmatisme politik seperti banyak terjadi dalam Pileg 2024 lalu.

Kritik Baliho

Menurut Didu, sinergitas dengan banyak lapisan masyarakat itu, harus pula dibarengi dengan strategi komunikasi yang jitu. Dalam hal ini, Didu misalnya mengkritik desain dan format baliho Musyafirin yang dinilainya tidak representatif dan up to date.

Membuat baliho kata Didu, sepenuhnya untuk menarik simpati pemilih. Karena itu, sebagai strategi pemasaran politik yang penting, baliho harus menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh pemilih.”Pemilih perlu tahu. Apa sih yang akan dilakukan Haji Firin untuk NTB. Makanya, baliho itu harus memilih pesan utama yang menonjolkan visi, nilai-nilai, atau program-program unggulan kandidat. Pesan tersebut pun harus disampaikan secara singkat dan tajam agar mudah diingat dan dipahami oleh pemilih,” tandas Didu.

Selain itu, desain baliho sangat penting untuk menarik perhatian pemilih. Baliho harus memiliki desain yang menarik, profesional, dan estetis. Didu memberi contoh, penggunaan warna-warna yang cerah dan kontras, gambar atau foto yang berkualitas tinggi, serta tata letak yang rapi dan mudah dibaca,  akan membantu baliho untuk menonjol di antara baliho-baliho lainnya.

Di luar itu, baliho juga harus mencerminkan kepribadian dan karakter sang figur. Apakah mereka tampil sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa, atau lebih sebagai sosok yang ramah dan dekat dengan rakyat? Desain dan pesan baliho tersebut kata Didu, harus konsisten dengan citra yang ingin disampaikan oleh figur tersebut kepada pemilih.

”Bagus juga kalau baliho fokus pada isu-isu yang penting bagi pemilih di tiap daerah. Dalam hal ini, kandidat menunjukkan kepada pemilih betapa dirinya memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan menawarkan solusi-solusi konkret untuk mengatasi masalah tersebut,” ucap Didu diamini oleh Ruslan Turmuzi (*)