Inga Inga! Hukum Berhubungan Intim di Bulan Puasa Ramadhan

Dalam buku karya Rina Ulfatun Hasanah berjudul Buku Pintar Muslim dan Muslimah, siapa pun yang dalam keadaan berpuasa harus mampu mengendalikan hawa nafsunya baik nafsu untuk makan, minum, sampai nafsu untuk berhubungan intim dengan suami atau istrinya.

Hal tersebut karena perbuatan itu mendorong timbulnya nafsu seksualitas dapat membangkitkan syahwat dan memicu keluarnya air mani. Apabila berlanjut, mengakibatkan persetubuhan, maka ibadah puasa batal, Bunda.

Tidak hanya itu persetubuhan yang dilakukan suami-istri saat berpuasa juga akan mendatangkan kifarat atau denda sebagai hukuman atas perbuatan yang dilarang dilakukan ketika bulan Ramadhan.

Dikutip dari buku Fiqih Lima Mazhab yang ditulis oleh Muhammad Jawad Mughniyah, membayar kifarat adalah memerdekakan budak. Apabila tidak mendapatkannya, ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut dan jika tidak mampu dia harus memberi makan 60 fakir miskin.

Berhubungan suami istri di siang hari

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Bukhari & Muslim terdapat penjelasan mengenai hukum bagi orang yang melakukan hubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan dalam keadaan puasa.

Dalam Hadis itu dinyatakan bahwa orang-orang berjima’ di siang hari bulan Ramadhan dalam keadaan puasa harus melakukan salah satu dari pilihan yang dalam bahasa fikihnya disebut dengan kifarat.

BACA JUGA:  Safari Ramadhan Pj Gubernur NTB di KSB, Resmikan Ntek Bale Pendopo Bupati serta Pemberian Santunan

Kifarat bagi orang yang berhubungan jima adalah sebagai berikut:

Memerdekakan seorang hamba sahaya, kalau tidak mampu memerdekakan hamba;

Maka berpuasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak mampu;

Maka memberi makan enam puluh orang miskin; kalau masih tidak mampu juga;

Maka bersedekah menurut sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Berhubungan suami istri di malam hari

Hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadhan menjadi boleh jika dilakukan di malam hari atau setelah berbuka puasa. Sebagaimana telah dituangkan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 187: yang artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 187).

Berhubungan suami istri dalam keadaan lupa

Bagaimana jika pasutri lupa? Misalnya karena benar-benar lupa kalau hari itu ia sedang berpuasa Ramadhan, maka ketentuan menurut hadits tersebut tidak bisa diberlakukan. Ada hadits Rasulullah SAW yang memberikan keringanan hukum kepada orang yang lupa.

BACA JUGA:  Aruna Senggigi Luncurkan Iftar Ramadhan, Ada Paket Ngabuburit Sunset Mulai Rp 10 Ribu

Rasulullah SAW bersabda: “Diangkat (hukum atau dosa) dari umatku karena silap (keliru), karena lupa atau karena dipaksa” (HR. Ibnu Hibban).

Ada juga hadits senada yang berbunyi: “Barangsiapa berbuka puasa pada suatu hari dari hari-hari bulan Ramadhan karena lupa, maka ia tidak wajib qadla dan tidak pula wajib membayar kifarat.” (HR. Daruquthni).

Kapan waktu terbaik berhubungan seks di bulan Ramadhan?

Dilansir CNBCIndonesiacom, selama bulan Ramadhan, waktu terbaik untuk berhubungan seks yaitu pada malam hari sampai pagi hari. Alasannya tak lain karena sudah berbuka puasa.

Sementara, pemilihan waktu mandi junub yang terbaik tergantung pada kapan hubungan intim dilakukan. Tetapi, akan lebih baik jika segera melakukan mandi junub setelah berhubungan seksual.

Misalnya saja, jika berhubungan seks di malam hari, maka mandi junubnya bisa dilakukan sebelum sahur. Dengan demikian, kegiatan sahur bisa dilaksanakan lebih tenang dan bisa langsung salat Subuh sesudahnya.

Tips berhubungan intim suami istri saat puasa Ramadhan

Ada pun tips berhubungan intim suami istri saat bulan puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:

1. Ambil waktu malam hari setelah tarawih

Jika memang direncanakan atau tidak bisa menahan syahwat, maka ambil waktu malam hari setelah tarawih. Melakukannya setelah salat Maghrib sebenarnya sah-sah saja, tapi tentu anda tidak mau terburu-buru untuk melakukan mandi junub setelahnya karena waktunya terbatas mendekati Isya dan tarawih. Terlebih, jika pasutri ingin melaksanakan salat Isya dan tarawih berjamaah di masjid.

BACA JUGA:  Pedagang Diminta Jual Petasan Sesuai Ketentuan

2. Ambil waktu menjelang sahur jika ingin dalam kondisi tubuh yang lebih prima

Mengambil waktu menjelang sahur adalah keputusan yang baik, kenapa? Kondisi tubuh lebih prima ketika suami isteri sudah istirahat. Terlebih, jika memang pasutri menjalani program hamil, maka tubuh perlu dalam kondisi yang baik dan tidak lelah.

3. Segera mandi junub sebelum sahur

Setelah berhubungan intim, segera mandi junub. Meski demikian, Dr. Muh. Hambali, M. Ag dalam bukunya, Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian menjelaskan bahwa jumhur (mayoritas) ulama fiqh (para imam empat mahzab) berpendapat bahwa sengaja menunda mandi junub atau mandi besar hingga setelah terbit fajar tidaklah memengaruhi sah atau tidaknya puasa. Sama saja, baik mandi tersebut ditunda secara sengaja atau karena lupa.

Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan Aisyah dan Ummu Salamah, “Nabi Muhammad SAW pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub karena berjima’. Kemudian (setelah waktu subuh tiba beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi, berhubungan intim di bulan Ramadhan  punya aturan dan tata caranya. Selamat berpuasa! (editorMRC)