Drs. Kamran Zain: Dari RRI Menuju KPID NTB, Siapa Takut!

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Bagi pendengar setia RRI Mataram era 80 hingga 90-an, nama sosok yang satu ini tentu tak asing lagi. Dialah Drs Kamran Zain yang lebih akrab disapa dengan panggilan udara Ori Kero, salah satu penyiar legendaris yang dimiliki RRI Mataram.

Tidak kurang dari 40 tahun Ori Kero mengabdikan diri sebagai praktisi siaran. Waktu yang tentu saja tidak singkat. 40 tahun bergelut dalam aktivitas siaran dan hampir semua posisi serta jabatan penting pernah dipegangnya. Mulai pengasuh dan penyiar tetap siaran pedesaan dalam Bahasa Bima Dompu yang sangat melegenda, diasuhnya sejak masih duduk di bangku SMA tahun 1980 hingga 2016.”Berarti 36 tahun saya asuh acara itu “katanya kepada MATARAMRADIO.COM.

Tidak banyak orang yang bisa menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa siaran di RRI Mataram. Banyak persyaratan yang harus dimiliki seseorang agar bisa bersiaran di lembaga penyiaran milik publik itu.

Tapi begitulah, kalau namanya bakat dan talenta. Jadilah seorang Kamran Zain muda memenuhi kriteria penyiar siaran pedesaan yang dicari RRI Mataram. Dia memiliki karakter suara emas atau Golden Voice, sehingga banyak pendengar setianya yang terkaget-kaget.”Dikira saya tinggi besar, karena mendengar suara saya yang bariton,”ceritanya mengenang masa lalu.

Ya. Suka duka sebagai penyiar sudah banyak dialami dan dirasakan.”Bersiaran itu tidak cukup modal suara, tapi juga wawasan dan kemampuan melakukan improvisasi di depan corong mikropon. Itulah yang akan membangun kesan baik atau buruk kepribadian seorang penyiar di udara,” kata Kamran Zain yang terpilih sebagai salah satu dari 21 besar Calon Komisioner KPID NTB periode 2021-2024 untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPRD NTB.

Dengan pengalaman 40 tahun sebagai praktisi siaran, Kamran Zain mengaku ketertarikannya ikut serta dalam Seleksi Calon Anggota KPID NTB semata-mata ingin mewakafkan hidupnya berkhidmat membenahi dan memajukan dunia penyiaran NTB yang saat ini menghadapi tantangan berat di era digitalisasi dan konvergensi media.”Ini era persaingan konten siaran, maka lembaga penyiaran harus mampu memproduksi program acara yang tidak saja menarik dan bermanfaat, tetapi tentu saja punya nilai ekonomis bagi lembaga penyiaran agar bisa tumbuhkembang sehat, memproduksi acara yang juga sehat untuk pendengarnya, untuk pemirsanya, pokoknya siaran sehat untuk rakyat,”paparnya.

BACA JUGA:  Dr Agus Purbathin Hadi: UU Penyiaran Agar Ditulis Ulang!

Kamran Zain pun memaparkan visi besarnya bagaimana menjadikan KPID NTB sebagai garda terdepan mewujudkan siaran sehat untuk rakyat.”Nilai utama sebuah program siaran itu, tentu saja punya nilai edukasi dan pesan moral. Saya amati banyak program acara yang dibuat radio dan TV lokal, bisa jadi tidak melanggar aturan yang ditetapkan KPI, tetapi itu tadi, minim nilai edukasi dan pesan moral,”ulasnya memberikan analisa.

Bisa jadi pengalamannya sebagai koki program siaran RRI, membuat Kamran Zain harus membuat perbandingan.”Saya dibentuk oleh sistem dan manajemen pengelolaan RRI yang selalu berubah dari masa ke masa, tetapi soal program siaran, kami tidak main-main, semua terukur dan dipastikan tidak boleh ada acara yang tidak punya nilai edukasi dan pesan moral walaupun sekedar acara pilihan pendengar, kirim pesan lagu dan salam kepada sesama pendengar, tapi harus bernilai edukasi dan pesan moral,”ulas ayah dua anak dan suami dari Nurlaela Hs ini.

Kamran Zain bersama Keluarga / foto: istimewa

Maka dari itu, Kamran Zain mengaku sudah menyiapkan program utama yang diusungnya bila kelak terpilih sebagai komisioner definitif yakni peningkatan kualitas SDM penyiaran melalui pelatihan profesionalisme dalam produksi acara, promosi dan pemasaran serta penguatan jaringan lembaga penyiaran lokal mendukung program pemerintah untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat NTB.”Ini era persaingan konten siaran, makanya, hanya SDM yang professional sajalah yang akan bisa bersaing dengan beragama pilihan media saat ini,”tuturnya.

BACA JUGA:  Status Selebritis SCTV Kena Semprit KPI

Bagi Kamran Zain, apa yang diperolehnya selama 40 tahun mengabdi di RRI, tentu akan banyak bisa diadaptasi untuk pengembangan lembaga penyiaran lokal di luar LPP RRI dan TVRI termasuk dalam menata kelembagaan KPID NTB.”Percuma ilmu dan pengalaman puluhan tahun itu tidak saya bagi-bagi dengan kawan-kawan pengelola siaran di NTB,”ucapnya.

Menurutnya, untuk mewujudkan visi besarnya itu, ada tiga pihak yang mesti bersinergi satu sama lain yakni lembaga penyiaran di sektor hulu, masyarakat atau publik di sektor hilir dan KPID sebagai regulator yang menjembatani kepentingan para pihak guna terwujudnya sistem penyiaran yang sehat.”KPID harus bisa memastikan bahwa lembaga penyiaran sebagai penyedia program, penyedia konten haruslah mampu memproduksi konten siaran yang sehat. Demikian juga masyarakat sebagai penikmat dan penerima konten siaran harus terus dibentuk daya kritisnya sebagai pendengar dan pemirsa cerdas. Ini yang saya maksud sebagai komunikasi tiga pihak yang tidak boleh putus, harus terus dibina dan dikembangkan sebagai satu bentuk saling membutuhkan satu sama lain,”bebernya panjang lebar.

Wujud kegiatannya seperti apa?”Banyaklah, intinya kegiatan untuk lembaga penyiaran sudah saya uraikan lengkap dalam makalah saya. Demikian juga untuk masyarakat dan bagaimana penguatan kelembagaan KPID ke depan,”tambahnya.

Satu hal lagi, kata Kamran, dirinya berharap KPID NTB bisa membuat suatu aplikasi berupa big data yang berisi informasi digital tentang potensi lembaga penyiaran di NTB sebagai satu kekuatan yang bisa diandalkan membuat perubahan.”Ya semacam RRI Play, disana orang mendengarkan semua siaran radio dan acara TV berbasis internet dan streaming, data lengkap dan profil media. Pokoknya aplikasi yang memudahkan semua pihak yang ingin tahu tentang lembaga penyiaran, KPID dan mitra kerjanya,”sebutnya.

Dari Penyiar Hingga Dosen Komunikasi

Kamran Zain lahir di Dompu, 61 tahun lalu. Menamatkan pendidikan menengah di SMP dan SMA Muhamadiyah Mataram tahun 1982. Meraih gelar sarjana sebagai angkatan pertama Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas 45 Mataram tahun 1988.

BACA JUGA:  Husna Fatayati SSi MSos: Broadcasting is My Life

Sejak SMA hingga kuliah tercatat sebagai aktivis. Dia mantan Ketua OSIS SMA Muhamadiyah Mataram tahun 1981; anggota Dewan Mahasiswa, Pengurus Gema Kosgoro; Pengurus DPD KNPI NTB dan Ketua Paguyuban MC (Master of Ceremony) Kota Mataram.

Saat mengabdi di RRI Banda Aceh, Kamran Zain memperkenalkan aplikasi RRI PLAY GO kepada Kapolda Aceh Irjen Polisi Rio Septianda Djambak./foto: istimewa

Nah soal urusan jadi Pembawa Acara. Hampir semua jenis kegiatan pernah dipandunya, mulai resepsi perkawinan hingga acara resmi kenegaraan yang dihadiri Presiden SBY di Nusa Tengara Barat. Belum lagi memandu perayaan hari raya besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha yang digelar setiap tahun di halaman Kantor Gubernur NTB

Dalam perjalanan karirnya di RRI Mataram, peraih Satya Lencana Pengabdian 30 tahun ini tidak saja terlibat sebagai penyiar siaran pedesaan, tetapi hampir semua acara unggulan RRI pernah diasuhnya sebagai Penyiar Contiunity mulai Riang Ria, Ruang Universitaria, Musik Pelepas Lelah (MPL), Pilihan Pendengar (Pilpen) dalam Bahasa Bima Dompu Nggahi Ndai hingga menjadi aktor, produser dan sutradara Sandiwara Radio Sanggar Angkasa Biru RRI Mataram.

Kamran Zain diangkat sebagai Ajun Adikara Siaran Pratama Madya RRI Mataram tahun 2001; Asisten Menejer Musik dan Hiburan 2001; Asisten Menejer Perencana dan Programa Siaran 2008; Kepala Seksi Siaran 2010 dan Kepala Seksi Pemberitaan 2013 sebelum akhirnya pindah tugas sebagai Kepala Bidang Pemberitaan RRI Banda Aceh 2016 dan purna tugas di ujung paling barat wilayah Indonesia itu.

Kamran Zain juga tercatat sebagai dosen pengajar Ilmu Komunikasi dan Media Massa di Universitas 45 Mataram serta kerapkali didaulat sebagai pembicara dalam kegiatan pelatihan kehumasan yang diadakan oleh dinas instansi lingkup Pemerintah Provinsi NTB. (Editor MRC)