Ajak Mahasiswa Peduli Bahaya Sextortion, Azimah: Sextortion Tertinggi Terjadi Melalui Media Sosial

Untuk itu semua pihak perlu mewaspadainya, mengingat dampaknya berpotensi membuat korban depresi hingga keinginan bunuh diri karena malu dan takut,” ujar Azimah yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan penyuluhan bertema ‘Waspadai Bahaya Sextortion’ di kampus Universitas Nasional Jakarta, 29 Desember 2023.

Lebih jauh Azimah menyampaikan orang-orang yang potensial menjadi korban sextortion adalah mereka yang sangat intensif berselancar di dunia maya namun abai terhadap keamanan data pribadi. “Berdasarkan survey, sextortion tertinggi (54%) terjadi melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan twitter. Disusul 41% melalui aplikasi berbagi pesan/foto seperti Whatsup, Line, dan Telegram, selanjutnya 23% melalu aplikasi video seperti Messenger, Skype, Zoom, dan Google Meet, dan 9% melalui aplikasi kencan,” ujar Ketua umum Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi ini. Untuk itu, Azimah mengajak mahasiswa dan seluruh sivitas akademika untuk ikut peduli terhadap bahaya sextortion ini dengan meningkatkan literasi digital kepada semua lapisan masyarakat dan terpenting untuk tidak membuat atau berbagi foto/video porno kepada siapapun.

BACA JUGA:  Meski Zona Merah, KBM Tatap Muka tetap Dilaksanakan

Sementara itu di tempat yang sama, Yudha Perdana menyampaikan bahwa Universitas Nasional Jakarta sudah memiliki Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Satgas ini terdiri dari unsur dosen dan mahasiswa yang akan menindaklanjuti semua aduan dari warga kampus terkait kekerasan seskual yang terjadi di lingkungan kampus. “Komunikasi adalah kunci, termasuk kunci bagi kita untuk mencegah dan menangani masalah kekerasan seksual di kampus. Yaitu dengan melaporkan dan menyampaikan kepada satgas PPKS setiap kejadian kekerasan baik verbal, non verbal, fisik, maupun melalui dunia maya seperti sextortion agar dapat ditindaklanjuti dan tidak berulang terjadi, “ujar dosen ilmu komunikasi Unas yang juga praktisi Humas ini.

BACA JUGA:  Sampah Rumah Tangga,Ibu-Ibu MT Baitus Salam Pasar Minggu Belajar Membuat Eco Enzim

Dalam penyuluhan ini selain 100 mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Unas, juga dihadiri oleh Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Unas ibu Djudjur Lusiana, Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Unas, Nursatyo, dan Wakil Dekan FISIP UNAS, Angga Sulaiman. Dalam kesempatan tersebut Angga menyampaikan mendukung penuh adanya penyuluhan bahaya sextortion kepada mahasiswa. “Jiwa muda mahasiswa mendorong mereka menjalin hubungan dekat lebih dari pertemanan. Saat sedang sayang-sayangnya, kerap bertindak ceroboh karena terlalu percaya hingga secara sukarela mengirimkan foto/video intimnya kepada sang pacar. Inilah yang kemudian menjadi sextortion, sehingga perlu terus menerus diingatkan kepada mahasiswa,” ujar Angga.  Untuk itu dalam kesempatan tersebut, FISIP UNAS dan Perhimpunan MTP menandatangani Nota Kesepakatan Kerjasama (Memorandum of Agreement) agar ke depannya dapat terus bersinergi dan berkolaborasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan literasi media dan penyadaran bahaya pornografi lainnya baik di lingkungan kampus Unas, maupun untuk masyarakat sekitarnya.

 Kegiatan penyuluhan bahaya sextortiondi kampus UNAS Jakarta ini merupakan salah satu dari rangkaian program kampanye penyadaran bahaya sextortion kepada masyarakat yang dilakukan oleh Perhimpunan MTP di penghujung tahun 2023 hingga Maret tahun 2024. Sebelumnya, Perhimpunan MTP telah melakukan seminar dengan topik sextortion ini kepada 300 orang warga dan jama’ah Masjid Raya Palapa Baitus Salam pada 27 Desember 2023. Selanjutnya Perhimpunan MTP juga sudah menjadwalkan untuk melakukan penyuluhan juga di kampus Universitas Sahid Jakarta pada tanggal 11 Januari 2023.

BACA JUGA:  Azimah: Mari Peduli Hentikan Sextortion dan Gromming Online

 Dalam kesempatan penyuluhan di UNAS, Perhimpunan MTP memberikan booklet berjudul ‘Sextortion: Semakin Sering Terjadi dan Perlu Diwaspadai’ yang merupakan karya dari Azimah. Selain itu, juga ada doorprize untuk para mahasiswa yang bertanya dan bisa menjawab kuis berupa buku-buku terbitan dari Mizan Media Pustaka yang ikut mendukung kegiatan ini. (editorMRC)