Searah, Sekolah Adat Bayan dengan G20 dan WSBK

MATARAMRADIO.COM, Lombok Utara – Gelaran KTT negara- negara yang tergabung dalam G20 dan WSBK sejalan dengan visi sekolah Adat Bayan.
Pasalnya, di sekolah Adat Bayan yang tidak membatasi usia, ada mata pelajaran yang selaras dengan event G20 dan WSBK yakni Bahasa Inggris dan Kepariwisataan.

Adanya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Kepariwisataan, jelas Kepala Sekolah Adat Bayan, Renadi sebagai upaya masyarakat Adat Bayan menyambut era digital.


“Mata pelajaran bahasa Inggris dan pariwisata menjadi bekal bagi masyarakat Bayan untuk berinteraksi dengan masyarakat luar termasuk peserta G 20 yang akan berkunjung ke Bayan,” jelasnya di Bayan, Rabu (02/10/22).

BACA JUGA:  NTB Siap Buka Pariwisata


Dengan adanya moment G20 dan WSBK, menurut Renadi saat yang tepat bagi masyarakat adat Bayan untuk menciptakan ruang pertukaran nilai dan budaya baik bersifat nasional maupun mancanegara.


Selain itu, jelas Renadi dengan adanya kegiatan berskala internasional membuktikan pemerintah Indinesia berhasil merebut hati negara-negara lain di dunia.


“Ini kesempatan bagi generasi kami, sebagai masyarakat adat untuk berinteraksi dengan warga negara lain. Selamat dan sukses untuk pemerintah yang akan melaksanakan G20 dan WSBK,” jelasnya

BACA JUGA:  Wagub: Tidak Ada Dikotomi Laki dan Perempuan di NTB


Sedang Raden Dedi Setiawan dari Divisi Hukum Majelis Pengemban Adat Bayan menilai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua Bali dapat berdampak langsung terhadap keberadaan masyarakat Adat Bayan.
“Masyarakat adat mampu menjaga kemandirian, kebudayaan dan keseimbangan dalam aktivitas sosial termasuk soal keamanan saat berinteraksi dengan masyarakat luar.


“Semoga KTT G20 di Bali, memberi manfaat bagi keberadaan masyarakat adat di tanah Lombok,” harapnya.
Menurut Dedi, masyarakat adat khususnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU) telah mewacanakan kemandirian ekonomi melalui usaha kreatif rumahan dalam bentuk kain Gedogan khas Bayan, pembuatan jajanan dan minuman khas Bayan.
“Kain, miniatur bangunan bale Lokaq (Rumah Tua) dan Masjid Kuno Beleq (Masjid Kuno Besar) bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan,” katanya. (Aji/MRC)

BACA JUGA:  Gubernur Apresiasi Kontribusi PLAN Internasional di NTB