Kemiskinan dan Stunting, Satu Tarikan Napas

“Kemiskinan dan stunting satu tarikan napas. Harus secepatnya diselesaikan,” katanya usai bertemu Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Selasa (23/1/24).

BACA JUGA:  Wapres KH Ma'ruf Amin: Umat Islam Salat Idul Adha di Rumah


Karena itu, Gatot meminta pemerintah provinsi NTB agar segera melakukan akselerasi dalam mengentaskan kemiskinan dan stunting.


“Bila stunting dapat diselesaikn secara cepat maka daya saing generasi penerus akan lebih baik dalam menghadapi Indonesia emas pada 2045,” katanya.


Tapi, kata Gatot jika stunting dan kemiskinan tidak bisa diselesaikann secara cepat maka bonus demografi yang dimiliki Imdonesia bisa jadi menjadi beban.

BACA JUGA:  Desember, Kemenperin dan Pemprov NTB Gelar Event Bangga Buatan Indonesia


“Jangan sampai bonus demografi menjadi beban demografi karena kemampuan yang tidak mencukupi,” katanya.


Menurut Gatot, ada dua komponen dalam penilaian indeks sumberdaya manusia yakni pendidikan dan stunting.


Angka stunting di Indonesia, menurut Gatot mengalami penurunan dari 24 persen pada 2021 menjadi 21 persen pada 2022.


Sedang dari mutu pendidikan, jelas Gatot Indonesia mengalami penurunan sehingga perlu diantisipasi agar kualitas pendidikan terutama pendidikan dasar bisa ditingkatkan caranya dengan peningkatan kualitas guru dan kesejahteraan guru. (MRC03)

BACA JUGA:  Ketika Menteri Suharso Monoarfa Menyoal Proyek Nasional di NTB