Aktivis HMI Nilai Gubernur NTB Pentingkan Investor dan tidak Peka Masalah Daerah

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Sekalipun Gubernur NTB DR Zulkieflimansyah memberikan pandangan kritisnya menyikapi berbagai persoalan di daerah termasuk penanganan banjir yang melanda sejumlah kabupaten kota hingga bagaimana upaya menjaga kelestarian hutan, toh kritik pedas pun dilontarkan sejumlah kalangan termasuk dari aktivis mahasiswa.

Salah satunya disuarakan oleh  Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram Eko Saputra yang mengkritisi keberadaan staf khusus gubernur hingga program industrialisasi NTB Gemilang yang dianggap masih jauh dari harapan. “Gubernur NTB baru sadar. Justru pembentukan Stafsus itu sebagai perpanjangan tangan dari gubernur untuk meninjau langsung fenomena dan peristiwa yang ada pada setiap daerah sehingga banyak stafsus itu punya laporan bukan penasehat,”tulis Eko di akun facebook pribadinya.

Menurut Eko, laporan staf khusus sebagai kepanjangan tangan Gubernur tentu bisa dijadikan rujukan dalam mengeluarkan kebijakan publik secara tepat dan terjangkau termasuk dalam penanganan banjir di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat.”Bukan setelah banjir baru sadar. Dari awal justru harus ada upaya Pemerintah untuk mencegah kemungkinan terjadinya bencana alam,”ulasnya.

Eko Saputra, Ketua HMI Cabang Mataram/foto:istimewa

Eko juga menyinggung program NTB Gemilang yang dinilainya cenderung mementingkan industrialisasi. “Dari langkah awal untuk yang terkecil itu terlihat acuh tak acuh. Pentingkan industrilasasi, tapi wilayah diporak porandakan oleh banjir. Ini menandakan bahwa visi Pemprov untuk majukan daerah yang dikatakan Gemilang bukan melalui daerah, tapi melalui industrialisasi. Sehingga daerah jarang diperhatikan. Hanya perhatikan kapan investor masuk,”tudingnya.

BACA JUGA:  NTB Diincar Investor

Eko bahkan menilai nol besar cuat mendatangkan investor. Sebab, menurutnya Pemerintah yang hebat adalah pemerintah yang membuat rakyatnya tidak bergantung pada pemerintah.”Mungkin ini bisa dicatat sebagai motivasi,”ujar Eko.

Gubernur NTB Paparkan Data dan Fakta

Sementara itu Gubernur NTB DR Zulkieflimansyah  mengapresiasi berbagai pandangan publik terkait penyelesaian berbagai masalah di daerah termasuk penanganan masalah banjir dan upaya menjaga kelestarian lingkungan.”Dengan seringnya banjir melanda daerah kita, terutama yang terakhir di Kabupaten Bima, kita Alhamdulillah semakin sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian Lingkungan, terutama menjaga Hutan kita agar tetap Hijau dan Asri,”tulis Gubernur melalui akun facebook pribadinya.

BACA JUGA:  Dilantik, 605 Pejabat Fungsional Pemprov NTB

Menurut Gubernur banyak yg memberikan pendapat agar Pemerintah segera menghijaukan hutan-hutan yang gundul akibat alih fungsi dan adanya pembalakan liar.

“Saya kira, menghijaukan hutan dan menanam kembali pohon-pohon tak akan banyak artinya kalau kesadaran kita semua untuk menjaga, memelihara dan merawat hutan itu kecil,”sebutnya.

Gubernur pun memberi gambaran bagaimana fakta di lapangan.”Bayangkan sejak banjir di Kota Bima tahun 2016, BNPB untuk Kota dan Kabupaten Bima saja telah mengeluarkan tidak kurang 57 miliar untuk pembibitan dan penanaman pohon. Bahkan telah menanam sejak tahun 2017 lebih dari 2 jutaan pohon ! Ya lebih dari 2 juta pohon utk Bima saja !,”tegas gubernur.

Tapi, lanjut gubernur, walaupun biaya yang dikeluarkan sudah demikian besar dan pohon yang ditanam sudah demikian banyak, hutan-hutan ternyata tetap gundul. Hal ini katanya, disebabkan karena pembalakan liar tetap terjadi dan bibit-bibit pohon yang telah banyak ditanam mati dan hangus terbakar ketika terjadi pembersihan lahan untuk ditanami jagung.”Jadi kalau kita ingin hutan kita kembali hijau, persoalannya bukan semata pada menanam pohon – karena kita ternyata sudah banyak memanam – tapi juga pada kesadaran kita untuk menjaga dan memelihara apa yang sdh kita tanam itu,”ungkapnya.

BACA JUGA:  Dari Diskusi HMI Cabang Mataram: "Aktivis itu Manusia Pilihan!"

Gubernur pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama memunculkan kesadaran menjaga kelestarian lingkungan dan hutan.”Ayo dari lingkungan kita yang terkecil, dari dusun dan desa-desa kita, kesadaran ini kita munculkan kembali. Menjaga dan melestarikan lingkungan dan hutan kita bukan hanya kewajiban tetapi sudah harus menjadi kebutuhan kita bersama,”demikian Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini.(EditorMRC)