MATARAMRADIO.COM, Mataram – Sejak keluarnya SK Menhub RI KM 77/LL305/PHB-77 tanggal 13 Oktober 1977, aktifitas di Pelabuhan Ampenan dipindahkan ke Pelabuhan Lembar.
Sejak itu pula, hiruk pikuk aktifitas masyarakat pelabuhan mulai berkurang.
Begitu pun, eksistensi Pelabuhan Ampenan seakan terlupakan.
Kini, walau sudah tidak menjadi roda utama aktifitas ekonomi masyarakat. Namun, ‘keberadaan’ Pelabuhan Ampenan masih eksis.
Hal ini bisa dilihat dari masih kokohnya tiang-tiang bekas dermaga pelabuhan. Dan kini, area bekas Pelabuhan Ampenan kerap menjadi kunjungan warga di akhir pekan.
Pada akhir pekan, Minggu 4 Februari 2024, tim jurnalistik SMPN 2 Mataram mencoba memotret kembali area bekas Pelabuhan Ampenan dengan segala aktifitasnya.
Untuk memotret aktifitas warga di minggu pagi tersebut, tim jurnalistik Spendu terbagi dua. Sekitar 30 menit, tim jurnalistik Spendu berhasil memotret aktifitas warga yang berwisata bersama keluarga apakah bermain di pantai, menikmati kuliner atau lainnya.
Vira dan Atikah mengaku sempat mendapat jawaban yang ketus dari narasumber ketika melakukan wawancara.
“Jawabnya sedikit-sedikit. kayak ketus gitu,” ucapnya.
“Bukan ketus tapi memang ada tipe orang yang tidak suka bicara banyak sehingga terkesan ketus,” jelas pendamping lapangan Dedi Suhadi.
Ada dua tipe narasumber yang biasa ditemui seorang jurnalis ketika di lapangan.
Pertama, narasumber yang irit bicara. Hanya menjawab seperlunya.
Kedua, narasumber yang royal bicara sehingga ketika ditanya satu jawabannya panjang lebar.
“Kedua tipe narasumber tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi seorang jurnalis,” kata Dedi.
Hal yang bisa dilakukan oleh jurnalis sebelum wawancara narasumber, jelas Dedi bisa dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Caranya, ajak narasumber berbicara yang ringan atau seputar yang terlihat di lapangan. Jika sudah merasa nyaman, kemukakan keinginan kita untuk mewawancarinya tentang satu hal.
“Biasanya, narasumber akan dengan senang hati memberikan informasi yang kita butuhkan,” ucap Dedi.
Tapi jika narasumber tidak bersedia, maka jurnalis harus mencari narasumber lain yang bersedia sehingga jurnalis bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. (MRC03)