Rebo Bontong, Tradisi Penolak Bala

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Warga Kelurahan Dasan Agung kecamatan Selaparang kota Mataram melakukan prosesi mandi safar atau rebo bontong sebagai upaya membersihkan diri dan menjauhkan dari bala atau bencana.

Tradisi Rebo bontong atau mandi safar merupakan salah satu prosesi warisan leluhur yang masih dipertahankan masyarakat Lombok khususnya Suku Sasak sebagai upaya menghindarkan diri dari bala bebcana. Prosesi ini biasa dilakukan pada hari rabu terakhir di bulan safar sebelum memasuki bulan maulid menurut penanggalan hijriyah.
Masyarakat Sasak meyakini bulan Safar masuk kategori bulan keras bahle atau bulan roge reme (istilah lokal). “Tradisi rebo bontong hanyalah salah satu upaya masyarakat suku Sasak agar terhindar dari keburukan yang merugikan manusia,” ujar tokoh pemuda Lingkungan Gapuk Dasan Agung, ust Erwin Junandi kepada Mataramradio.com, Rabu (14/10).
Biasanya, pada ritual rebo bontong disajikan bubur merah dan bubur putih. Bubur merah dilambangkan sebagai darah atau jasad yang perlu dikendalikan oleh hakekat diri manusia yang disimbolkan dengan bubur putih.
Menurut Erwin, sebelum mandi safar masyarakat melakukan zikir dan doa dilanjutkan dengan begibung atau makan bubur merah bubur putih baru mandi safar yang biasa dilakukan di laut atau sungai. “Karena air sungai kecil maka mandi safar dilakukan dengan simbol mandi kembang,” ujarnya.

BACA JUGA:  Terkendala Syarat, Booster Baru 23,14 Persen

Diceritakan, beberapa puluh tahun lalu, ketika akan dilakukan mandi safar atau rebo bontong warga Dasan Agung selalu menyambutnya dengan antusias. Bahkan, sehari sebelum acara warga sudah mempersiapkan segala keperluan mandi safar. Tapi kini, hanya sebagian warga yang masih mengikuti tradisi rebo bontong.
H Hambali, warga Dasan Agung lainnya menjelaskan mandi safar atau rebo bontong dengan mandi di sungai atau pantai sebagai simbol membersihkan diri dari kotoran yang melekat di badan. Kotoran disini adalah sifat sifat tercela atau angkara murka. Diharapkan, dengan membersihkan dari sifat angkara dan menjaga diri dari sifat jelek bisa terhindar dari malapetaka atu bencana.”ini makna filosofi dari rebo bontong,” jelasnya. (MRC03)

BACA JUGA:  Kapolda Pimpin Rakor Tekan Penyebaran Covid 19 dan Sosialisasi Kampung Sehat se-NTB