MATARAMRADIO.COM – Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, Aksar Anshori Faisal memantapkan ikhtiarnya untuk maju sebagai salah satu bakal Calon Bupati dan atau Wakil Bupati Lombok Tengah periode mendatang. “Melayani dengan tulus, sederhana dan apa adanya,” itulah slogan yang diusungnya untuk sebuah tekad membuat perubahan di Bumi Tatas Tuhu Trasna yang lebih baik.

Aksar lahir di Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah pada 12 Juni 1970. Ayahnya bernama H L Muhammad Faishal (wafat 3 Mei 2008) dan ibu Hj Baiq Amnah (wafat 29 Januari 2019). Aksar adalah anak ke 9 dari 9 bersaudara. Kakak sulung (lain ibu) tinggal di Belongas Desa Buwunmas Sekotong, bernama Baiq Fatimah alias Inaq Hamidi. Sedangkan 7 kakak-kakaknya yang lain (saudara kandung) yaitu Drs H L Sohimun Faishal, MA (pensiunan dosen dan tokoh agama, alumni PP Manhalul Ulum Praya dan PP Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang ), H L Khairussalim (petani), Baiq Zakiah (ibu rumah tangga lulusan PGA dan tinggal di Kopang bersuami Mbojo Bima), H L Ruslil Habib (petani, alumni PP Manhalul Ulum Praya dan pernah meneruskan pendidikan di Assolatiyah Makkah), L Ahyar Faishal, SH. S.Pd (guru madrasah, petani, alumni UM Jember dan FKIP Unram), Baiq Zakinah (guru SD) dan Baiq Saodah (guru SD di Ai Kangkung Sumbawa Barat). Aksar mengenyam pendidikan umum sejak SD sampai Univesitas. Pendidikan agama diperolehnya melalui diniyah (informal) selama 9 tahun di PP Sullamul Maad Penujak. Pada masa-masa liburan kuliah di Fak Pertanian UNRAM, dimanfaatkan untuk nyantri di PP Attamimi Brangsak Praya dibawah bimbingan langsung Alm TGH L Khairi Adnan (mantan Rois Syuriyah PWNU NTB) dan itu berlangsung 3 musim liburan panjang.

BACA JUGA:  Sukses, Pilkada Serentak 2020 di NTB

Masa kecilnya seperti anak-anak petani pada umumnya. Selepas bersekolah umum, melanjutkan pendidikan diniyah siang, mengaji dan bermain. Dan sampai SMP, selepas sekolah bersama kakak-kakaknya menggembala kerbau di padang-padang hijau.

Dari Aktivis Kampus Hingga Pegiat Sosial

Sejak mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus antara lain HMP2K (pendiri dan sekretaris), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Holticultural Science Club (HSC) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Mataram (Ketua Umum 1993-1994). Selama mahasiswa juga kerap melakukan riset sosial, seminar dan menggelar aksi-aksi terhadap kebijakan kampus maupun kebijakan melawan rezim Orde Baru.  Setelah Wisuda pada bulan Februari 1994, sesuai dengan skripsinya tentang Kangkung Air Lombok dipercaya membantu kegiatan riset Fak Pertanian UNRAM kerjasama dengan BPSB Narmada dalam rangka sertifikasi Kangkung Air Lombok sebagai satu-satunya spesies kangkung air yang ada di Indonesia bahkan di dunia. Selepas itu, Aksar berkiprah di CARE International menjadi Field Officer untuk Program Village Maternal and Child Health (VMCH) selama hampir 3 tahun  (1994 – 1996) di 6 Desa Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Darek, Plambik, Kabul, Ungga, Ranggagata dan Montong Sapah). Juga di 6 Desa Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur dan 5 Kecamatan Gondang  Lombok Barat. Aksar juga sempat menjadi Pendamping IDT di Desa Kabul Praya Barat tahun 1996-1999. Selain itu, Aksar selama 3 tahun juga pernah mengelola program UNFPA bekerjasama dengan LKKNU NTB dan BKKBN NTB untuk program Penguatan Kelembagaan Ormas dalam mensukseskan program Keluarga Berencana, Rerpoduksi Sehat dan HIV/AIDS. Atas dedikasi tersebut, Aksar mendapatkan rekomendasi Mr. Nesim Tumkaya (UNFPA) dan Menteri Peranan Wanita dan Kepala BKKN untuk mendapatkan Pendidikan Pasca Sarjana (S2) Konsentrasi Kajian Wanita di Pranata Pembangunan UI. Pada waktu hampir bersamaan, Aksar juga lulus menjadi PNS Departemen Transmigrasi untuk ditugaskan di Toli-Toli Sulawesi Tengah. Tapi Aksar tidak mengambil semua kesempatan tersebut dan lebih memilih menikah dengan gadis Masbagik pujaan hatinya sejak mahasiswa yaitu Sulhinayah Fauzi.

BACA JUGA:  Telah Terbit, Buku Biografi Maestro Dalang Lalu Nasib AR

Sejak pernikahannya pada 24 November 1996 hingga saat ini, pasangan Aksar dan Sul dikarunia 3 anak yaitu Baiq Maygina Nafsa Sulan, S.Ked (Fak Kedokteran UNRAM), Baiq Inara Dujja Qaima Laily (Kelas XII MBI PP Amanatul Ummah Mojokerto Jatim) dan Lalu Muhammad Zayyad Al Abror (Kelas IX MTs PP Amanatul Ummah Mojokerto Jatim).

Aksar juga selama 10 tahun (1998 – 2008) di Pusat Studi Pembangunan NTB (PSP NTB) untuk mengkoordinir  berbagai program antara lain Dry Land Farming System (Pertanian Lahan Kering),  Sustainable Agriculture (Pertanian Berkelanjutan), Peace Building (membangun Perdamaian untuk konflik sosial), Participatory Action Research dan Pengelolaan Konflik Sumberdaya Alam di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Budget Pro Poor, dan lain. Selain itu, Aksar sempat juga sempat menjadi pemantau Pemilu pasca reformasi melalui JPPR pada Pemilu 1999 dan Pemilu 2004.

Pada saat krisis moneter melanda Indonesia, Aksar aktif dan menjadi bagian dari proyek pemulihan krisis yaitu menjadi Koordinator Kabupaten Lombok Tengah untuk mengkoordinir program NTAADP PKD-PWT yg dilaksanakan di 69 desa yang ada di Lombok Tengah.. Masing-masing desa mengelola anggaran sebesar Rp. 50 juta yg dikekola LKMD dan direncanakan secara partisipatif.

BACA JUGA:  Pencuri AC Terancam 4 Tahun Penjara

Aksar juga mendapatkan sertifikat internasional dalam permaculture (Pertanian Selaras Alam) setelah mendapatkan pendidikan selama 2 bulan di Udayana Lodge Universitas Udayana, Jimbaran Bali.

Sebagai konsultan pembangunan, Aksar juga banyak mendapatkan kesempatan melaksanakan monitoring, evaluasi dan perencanaan partisipatif (dengan ZOPP dan PRA) untuk berbagai program yang dilaksanakan NGO di Kalimantan Barat, Lampung, Boyolali dan NTT.

Selain itu, Aksar aktif dalam berbagai jaringan NGO dan masyarakat sipil dalam pengelolaan kawasan, konflik SDA dan juga budget pro poor, antara lain KPMNT dan Dewan Peduli Anggaran.

Sebagai  sosok yang hobi berorganisasi sejak mahasiswa, Aksar juga disela-sela kesibukannya di NGO, aktif di kepengurusan DPD KNPI NTB (Wakil Ketua 1997-2000), Ketua GP Ansor NTB 2  periode (2001- 2005 dan 2006-2010). 

Aksar selanjutnya memperkaya kiprahnya dalam membangun demokrasi yaitu menjadi komisioner KPU Provinsi NTB (2008-2013) dan Ketua KPU Provinsi NTB (2014-2019). Selama memimpin KPU NTB, meraih berbagai penghargaan antara lain Peringkat 1 Perncanaan Keuangan KPU Se Indonesia (5 tahun berturut-turut), Peringkat 2 Nasional Penyelenggara Pemilu Berintegritas,  Peringkat 2 Laporan Keuangan Lembaga Vertikal (POLRI, BPK, KPU  Bawaslu, Kejaksaan dan Kantor Pajak) selama 5 tahun berturut-turut, Peringkat 1 dalam Keterbukaan Informasi dari Komisi Informasi NTB (3 tahun berturut-turut). Sebagai Ketua KPU Provinsi NTB, Aksar mendapatkan kesempatan mengikuti Asian Electoral Stakeholder Forum yaitu forum penyelenggara pemilu dan stakeholders Pemilu se Asia pada Agustus 2016 di Bali.

Dan kini, Aksar dipercaya menjadi Sekretaris PWNU NTB 2019-2024, Sekretaris Komisi pada MUI NTB 2017-2022 dan Dewan Penasehat FKUB NTB 2017-2022. (Tim MRC)