Adam Malik dan Air Awet Muda

Adam Malik, Wapres RI ke tiga, datang. Sejak itu mata air itu punya nama baru. Bangunan tempat mata air yang dikeramatkan –wanita haid dilarang masuk– tersebut berada di Taman Narmada, Lombok Barat.

Di plang yang terpisah dengan bangunan tertulis Bale Petirtan. Ada keterangan di situ, mata air itu pertemuan aliran air yang bersumber dari Suranadi, Lingsar, dan Narmada. Mata air yang diyakini umat Hindu sebagai air suci dan memiliki banyak khasiat, sejak ratusan tahun lalu.

BACA JUGA:  Syarif Berembeng : Aktor Intelektual Congah Praya

“Awal tahun 1980-an Pak Wapres Adam Malik bersama Ibu Nelly, istrinya, berkunjung ke Lombok. Mereka menyempatkan diri ke Taman Narmada,” tutur Mangku Bale Petirtan I Gusti Tusan yang saya wawancarai di pertengahan 1990-an.

Sedang asyik tamasya, kata pensiunan tentara itu, Nelly tiba-tiba jatuh pingsan. Rombongan Wapres panik.

Tubuh yang tak sadarkan diri itu akhirnya dibawa ke berugaq, tak jauh dari bangunan tempat mata air.

BACA JUGA:  Surat Terbuka Untuk Kapolda NTB

Lalu I Gusti Tusan berlari masuk ke bangunan itu. Tak lama ia muncul lagi, membawa segayung air.

Mangku itu memercikkan air ke wajah nyonya wakil kepala negara. Air suci itu benar-benar membuktikan khasiatnya.

Baru saja percikan air yang begitu sejuk menyentuh kulit wajahnya, sang nyonya pelahan membuka mata.

Lega melihat istrinya siuman, Adam Malik memandang ke arah Bale Petirtan. Serta-merta meluncur ucapannya, “Saya namakan mata air mujarab itu Air Awet Muda.”

BACA JUGA:  Tuak, Minuman Tradisional Lombok Warisan Kerajaan Karangasem?

Nama pemberian Wapres itu dengan cepat populer. Hingga sekarang, Air Awet Muda, menjadi salah satu obyek favorit di Taman Narmada. (*)