Kota Mataram: Ada Bayi dan Anak Positif Covid 19

Petugas otoritas kesehatan memeriksa suhu tubuh seorang penumpang kapal dari Malaysia menggunakan termometer non kontak di Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Minggu (23/2/2020). Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius terhadap upaya pencegahan penyebaran virus Corona (2019-nCOV) dengan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada setiap kedatangan penumpang dari luar negeri sejak ditemukannya sejumlah kasus dan kematian baru akibat terinfeksi virus tersebut di sejumlah negara. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

MATARAMRADIO.COM,Mataram- Sepertinya para orang tua mulai lebih waspada dan berhati-hati, tak menganggap sepele soal Virus Korona. Setidaknya, kejadian di Kota Mataram membuktikan bahwa Covid 19 tak pandang usia. Tidak saja menyerang orang dewasa, tetapi juga remaja, anak-anak hingga balita.

Data terbaru yang dirilis Gugus Tugas Penanganan Covid 19 NTB menyebutkan bahwa seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan dan anak perempuan usia 6 tahun harus menanggung risiko terkonfirmasi positif Korona.

Menurut Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi NTB menyebutkan, hingga Sabtu (2/5) malam, NTB mencatat penambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga total menjadi 250 orang.

HL Gita Ariadi MSi, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid 19 NTB l Foto: istimewa

“Telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark sebanyak 148 sampel swab dengan hasil 119 sampel negatif, 9 sampel positif ulangan, dan 17 sampel kasus baru positif COVID-19,” katanya.

Berikut 17 kasus baru positif COVID-19 di NTB :

Pasien nomor 234, MB, laki-laki, usia 3 bulan, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah
terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Pasien nomor 235, ZZM, perempuan, usia 6 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Pasien nomor 236, D, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah  terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Pasien nomor 237, N, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota  Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah
terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

BACA JUGA:  Tunggu Izin Edar, Pakan Unggas Lebih Murah

Pasien nomor 238, DAK, laki-laki, usia 15 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.

Pasien nomor 239, NA, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke  daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.

Pasien nomor 240, DR, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke  daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.

Pasien nomor 241, R, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke  daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.

Pasien nomor 242, RM, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah
terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Pasien nomor 243, ATA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah  terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

BACA JUGA:  Mendagri:Tak Ingin Pilkada Jadi Ajang Persebaran Covid 19

Pasien nomor 244, M, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah
terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Pasien nomor 245, A, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Kandai I, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulsel. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani  karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Pasien nomor 246, A, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Desa Nusa Jaya, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa.  Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Pasien nomor 247, J, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat  kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Pasien nomor 248, M, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat  kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Pasien nomor 249, H, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Nowa, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

Pasien nomor 250, M, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Matua, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.

BACA JUGA:  Pura - Pura Tanya Asal, Sulman Jadi Korban Pembegalan

Selain ada kasus baru, hari ini juga terdapat 4 orang yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Mereka adalah :

Pasien nomor 23, MP, perempuan, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota  Mataram.

Pasien nomor 103, RM, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Pasien nomor 106, MZ, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Pasien nomor 227, I, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Plembak, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Menurut Sekda NTB, dengan adanya tambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif, 4 tambahan sembuh dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di Provinsi NTB sampai hari ini Sabtu  (2/5/2020) sebanyak 250 orang.

“Dari jumlah kasus 250 orang itu, 36 orang di antaranya sudah sembuh, 4 meninggal dunia, serta 210 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” katanya.

Berdasarkan tren perkembangan kasus COVID-19, terlihat bahwa kasus positif terbanyak terjadi di  Kota Mataram, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Lombok Barat.

Dari hasil pemantauan, selain kasus baru dari klaster-klaster yang sudah dipetakan serta status di beberapa daerah sudah terjadi tansmisi lokal, maka perkembangan peningkatan ini juga terjadi karena masyarakat sebagai garda terdepan belum semuanya kompak dan bersatu untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan  menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Kerumunan masyarakat masih terpantau di beberapa tempat, seperti pasar tradisional, di beberapa ruas jalan dan tempat ibadah,” kata Gita Ariadi.

Karena itu, perlu adanya  penertiban oleh pemerintah daerah setempat berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta unsur  keamanan terkait lainnya.

“Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling
penting untuk memutus mata rantai wabah ini. COVID-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari kita semua,” pungkas Sekda NTB. (MRC-01)