Disorot, Kebijakan Baru Gubernur Atasi Korona di NTB

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Kebijakan baru yang akan ditempuh Pemprov NTB untuk mengatasi pandemi Korona, ternyata menuai polemik.

Ada tiga kebijakan akan diberlakukan dalam waktu dekat ini antara lain, Pertama, Swab test untuk setiap orang yang akan masuk NTB dan menutup akses masuk ke NTB. Kedua, Bandara International Lombok akan ditutup mulai dari 1 Juni – 1 Juli 2020, serta yang masuk melalui pelabuhan harus punya surat tugas dan sudah di swab test. dan yang ketiga, Gubernur menginstruksikan jajarannya untuk membuat masker gratis untuk anak-anak dan segera dibagikan.

Tak pelak lagi, pemberlakuan tiga kebijakan baru ini mengundang reaksi berbagai pihak. Bahkan viral di jagat maya.
Mantan Sekda NTB, DR H Rosiady Sayuti juga angkat bicara.
Menurutnya, pilihan kebijakan yg tidak mudah dalam berdamai dengan Covid19 ini.

BACA JUGA:  Korban Tragedi Kanjuruhan Tembus 678 Orang
Bandara International Lombok akan ditutup mulai dari 1 Juni – 1 Juli 2020 sebagai salah satu kebijakan Pemprov NTB memutus mata rantai penyebaran Virus Korona.I Foto: Istimewa


Diungkapkan Rosiady, menutup sama sekali orang luar masuk ke NTB atau menyiapkan dana besar untuk rapid test atau swab test semua orang yang akan masuk ke NTB. Pilihan pertama pasti akan berdampak pada roda ekonomi kita yg sudah mulai melambat. Jangan sampai berhenti. “Kalau saya cenderung ke pilihan kedua,”tulis pria yang akrab disapa Bang Ros ini di laman facebooknya, kemarin.
Dia pun tergelitik menyoal pembiayaan.”Pertanyaannya, uangnya dari mana? Mungkin bisa dibebankan ke orang yang akan masuk itu… yang mungkin saja pelaku ekonomi yang akan menggerakkan roda ekonomi NTB,”tandasnya.

BACA JUGA:  RSUP NTB Menuju Layanan Rumah Sakit Kelas Dunia

Hal senada diungkapkan, Giri Arnawa, warganet, mantan praktisi media yang kini jadi pegiat sosial.
Menurut Giri, pilihan kedua lebih rasional karena beban test ada pada orang yg akan masuk maupun ke luar dari NTB. “Kebijakan ada sertifikat bebas covid19 bagi org yg akan masuk maupun ke luar adalah pilihan. Mestinya penutupan dilakukan saat awal kejadian, sedikit terlambat saat ini,”ujarnya.

BACA JUGA:  14 Januari, Vaksin Covid 19 Perdana di NTB

Sementara itu, H Bochri Rahman SH, pemerhati media dan kebijakan publk di Mataram mengungkapkan, kalau opsi Gubernur dilaksanakan, tetapi jika disiplin warga seperti saat ini maka sangat sulit berdamai dengan Covid dalam arti New Normal Life . “Menutup NTB maupun membuka dengan kewajiban rapid Test atau SWAB tidak berpengaruh kalau disiplin seperti saat ini . Tapi pilihan menutup diri sangat berbahaya bagi semua,”ujarnya mengingatkan.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah kasus positif Covid 19 mencapai 562 orang di Nusa Tenggara Barat. (Editor MRC)