Bangkitnya Desa Wisata Narmada

Keberhasilan memadukan peternakan, perikanan, dan pertanian ternyata berimbas pada pengembangan tatanan kehidupan lainya. Desa Narmada yang memiliki potensi alam, pun dirambah dengan pengembangan desa wisata.

Oleh:Dedi Suhadi, Editor Jurnalis Mataramradio.com

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saiful Ahkam mengakui sebagai salah satu dari 57 desa wisata yang ada di Lombok Barat, Desa Narmada menjadi target pengembangan pariwisata yang harus segera dilaksanakan. Dengan potensi pariwisata yang ada mulai dari air terjun, taman hijau, kesenian, religi menjadi bagian menarik dalam pengembangan pariwisata.

Apalagi, Desa Narmada sudah mendapatkan penghargaan dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, menjadi modal dalam model pengembangan desa wisata selanjutnya. Ditambah lagi, di Desa Narmada terdapat Taman Narmada yang dibangun pada 1727 Masehi dan merupakan peninggalan dari kerajaan Karang Asem Lombok, jelas memiliki nilai tersendiri bagi pencinta sejarah.

Dikatakan Ahkam, dalam penataan pariwisata, pemerintah kabupaten Lombok barat membaginya dalam tiga zona yakni zona merah, kuning dan hijau. Daerah yang masuk zona merah, yakni daerah yang saat ini dinilai tidak memiliki potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, karenanya dikesampingkan terlebih dahulu. Sedang yang masuk zona kuning, kembali dilakukan pemetaan potensi mana yang dikembangkan terlebih dahulu. Sedang yang masuk zona hijau, pemerintah mendukug sepenuhnya termasuk promosi keluar NTB.

BACA JUGA:  NTB Kembali Raih Provinsi Terbaik I Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Saiful Ahkam I Foto:Dedi Suhadi

Namun, untuk membangun pariwisata bukan hanya kemauan pemerintah tapi juga keterlibatan masyarakat sehingga pariwisata bisa berjalan secara mandiri. “Kesadaran masyarakat dalam mengembangkan potensi daerahnya menjadi hal penting bagi pengembangan desa wisata,” katanya.

Peran pemerintah dalam pengembangan desa wisata, kata Ahkam lebih kepada kebijakan yang medukung pariwisata itu sendiri dan promosi pariwisata di tingkat yang lebih tinggi. “Kita akan membuat satu kebijakan yang dapat membangun kemandirian pariwisata desa,” jelasnya.

Senada dengan itu, Kepala Desa Narmada, Subayanto menegaskan Desa Narmada yang memiliki Taman Narmada sebagai peninggalan kejayaan masa lalu sangat diuntungkan dalam pengembangan desa wisata. Tapi, menggerakkan kesadaran masyarakat dalam pengembangan potensi pariwisata yang ada di daerahnya memerlukan waktu dan kesabaran.

Masyarakat sebagai pemegang utama pergerakan kemajuan suatu daerah harus diajak memahami potensi daerahnya. Setelah mengerti dan memahami serta menyadari potensi daerahnya, selanjutnya mengajak masyarakat bergerak membangun pariwisata. “Kalau masyarakat sudah sadar potensi daerahnya akan mudah untuk diajak membangun daerah termasuk soal pariwisatanya,” kata Subayanto.

BACA JUGA:  Lombok di Mata Bikers

Dengan penataan yang sudah baik dari kepala desa sebelumnya, Subayanto mengakui lebih mudah melakukan komunikasi dengan masyarakat.  Sayangnya, beberapa peristiwa yang terjadi di Lombok seperti gempa 7,0 SR pada 2018  sedikit membuyarkan  dunia pariwisata.

Apalagi pandemi covid 19 yang terjadi saat ini, sebagian tatanan kehidupan masyarakat harus disesuaikan. Dampaknya, bukan hanya kebiasaan yang harus disesuaikan tapi juga ekonomi masyarakat yang mengalami goncangan cukup hebat.

Dengan kondisi demikian, para penggiat pariwisata termasuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Narmada harus menata kembali gagasan paket desa wisata yang digagas sejak 2017.

Bayu, salah satu penggagas paket wisata Desa Narmada juga pemilik Botanic Garden mengaku pada awal gagasannya ingin menawarkan paket wisata kepada para tamu mulai dari keindahan alam hingga  wisata religi.

Dikatakan, paket wisata yang digagasnya bersama Pokdarwis Desa Narmada hingga kini belum bisa dilaksanakan  menyusul terjadinya gempa 7,0 SR yang menguncang Lombok pada 2018 dan pandemi covid  19.

BACA JUGA:  Sosok Inspiratif

Tidak berjalannya paket wisata bukan berarti menghalangi pihak-pihak yang konsen dalam dunia pariwisata mundur. “Untuk sementara kita jalan sendiri-sendiri tapi tetap menjalin komunikasi sambil menunggu waktu yang tepat meluncurkan paket wisata kepada khalayak,” katanya.

Paket wisata yang ingin ditawarkan, jelas Bayu mulai keindahan alam dan pemandian suci di Dusun Gandari, Taman Narmada sebagai edukasi sejarah serta keindahan masa lalu di Dusun Muhajirin selatan, Botanic Garden yang menawarkan keindahan bunga dan edukasi pertanian organic di Dusun Muhajirin utara, Dusun Temas dengan peternakan terintegrasi, pembuatan kompos, kerajinan dari limbah plastik dan wisata energi di Dusun Batu Kantar disamping tari dan lainnya

Melihat konsep pariwisata yang akan dikembangkan masyarakat, kata Kadis Pariwisata sebagai pemangku kebijakan pariwisata di Lombok Barat, pihaknya mendukung gerakan masyarakat yang ingin memajukan pariwisata. “Kalau masyarakat yang mendesain pariwisata, pemerintah tinggal mendukung dan menambahkan apa yang perlu dilakukan agar pariwisata di Desa Narmada bisa menggeliat seperti dulu,” katanya.

Agar pariwisata di Desa Narmada kembali menggeliat, Kades Narmada   Subayanto mengaku, pihaknya terus menjalin komunikasi baik dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, generasi muda juga ibu-ibu rumah tangga.

Diharapkan, dengan adanya sinergisitas dari berbagai kalangan dalam membangun, Desa Narmada mampu kembali memboyong piala  dari Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif disamping penghargaan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. “Desa Narmada memiliki potensi yang bisa terus dikembangkan. Desa Narmada bisa lebih maju lagi,” harapnya. Semoga. (Bersambung)