Beranda blog Halaman 433

Prahara Kedatuan Lombok Dalam Bingkai Sejarah

Penulis : Dedi Suhadi (Bagian 1 dari 4 Tulisan)

Arya Sudarsana lebih populer sebagai Arya Banjar Getas, tokoh satu ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah Lombok. Kehadirannya di abad XVI atau masa perkembangan islam memberi warna bagi kehidupan masyarakat Lombok. Sayangnya, tidak banyak peninggalan sejarah yang bisa ditelusuri baik berupa bekas kerajaannya atau bentuk peninggalan lainnya.

Asal Usul Arya Banjar Getas

Dalam babad Arya Gajah Para disebutkan Arya Getas adalah keturunan kelima dari Sri kameswara, ayah Sri Tunggul Ametung.  Bila dirunut, Sri Kameswara berputra Sri Kerta Dharma, Sri Tunggul Ametung, Dewi Ghori Puspa dan Sri Airlangga. Sri Airlangga berputra Sri Jayabaya dan Sri jayabasha. Sri Jayabaya berputra Sri Dandang Gendis, Sri Jayakatong dan Sri Jayakatha. Sri Jayakatha berputra Arya Wayahan Dalem Menyeneng, Arya Katnagaran dan Arya Nudhata. Keturunan inilah yang menurunkan Arya Para dan Arya Getas.

Disebutkan,  setelah Arya Para pulang dari Jawa, ia menetap di  Bali hingga memiliki tiga orang keturunan. Kemudian Raja Gelgel, memerintahkan Arya Getas menyerang Selaparang.

AA Ketut Agung dalam tulisannya yang didasarkan pada cerita lisan menyebutkan, “…treh dari Arya Gajah Para di Bali. Keberadaanya di Lombok ialah menjadi telik tanem (mata-mata) raja Bali  (Dalem) Gelgel untuk mengetahui keadaan dan perkembangan di Lombok”. 

Menteri Besar Lombok ABad 18

Cerita lain menyebutkan, sekitar abad 14, pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk di Majapahit diadakan pertemuan raja-raja se nusantara. Saat itu, raja Hayam Wuruk memberikan hadiah 40 orang pekadan (orang biasa) yang beragama islam kepada raja Gelgel. Oleh raja, ke 40 pekadan ini ditempatkan di Gelgel. Apakah Arya Getas salah satu dari 40 pekadan tersebut?  

Mengenai asal Arya Banjar Getas, Drs H Lalu Muhammad Azhar SH Msi dalam Arya Banjar Getas menyatakan, Arya Sudarsana berasal dari Wanasaba Perigi – Selaparang. Hal ini sesuai pengakuan Arya Sudarsana ketika menghadap raja Pejanggik sebagaimana termaktub dalam Babad Selaparang pupuh 115. “Haduh Gusti, kula hiki wong kasiyani, kasore perang tanpa dosa, kula hiki saking desa perigi, haran Sudarsana.”

“Duhai Gusti (Raja), hamba ini sedang sengsara, kalah diperangi tanpa bersalah, hamba berasal dari Perigi bernama Sudarsana.”

Mengenai Arya Getas yang menjadi telik sandi kerajaan Gelgel, Azhar kembali tidak sependapat. Hal ini dikaitkan dengan terjadinya perang antara kerajaan Selaparang dan kerajan Gelgel pada 1677-1678. Dimana, pasukan Selarapang dalam mempertahankan wilayahnya dipimpin oleh R Abdi Wirasanta, R Kawisanir Kusing, Arya Busing, Rangga Mumbul termasuk Arya Sudarsana.

Soal Arya Sudarsana berasal dari Majapahit, Lalu Azhar mempertanyakan keterpautan tahunnya. Majapahit runtuh pada 1400 caka atau 1478 sedang Arya Sudarsana berkiprah di Lombok sekitar 1675.  (Bersambung)

Penulis adalah Wartawan Senior, tinggal di Ranjok Gunungsari, Lombok Barat.

Dibuka, Pre booking Tiket MotoGP Mandalika 2021

MATARAMRADIO.COM, Jakarta – Bagi anda penggemar berat MOTOGP, bersiaplah pesan tiketnya mulai sekarang. Sebab,  penjualan pre tiket  kelas dunia MOTOGP Mandalika 2021 telah dibuka sejak 20 Januari 2020 lalu. Hingga saat ini, tercatat sudah laku sebanyak 3.200 lembar.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola kawasan Mandalika sudah membuka pembelian tiket pre-booking untuk menonton MotoGP. Dari 10 ribu tiket yang disiapkan, sebagian sudah di tangan suporter.

“Tadi dilaporkan juga mereka bikin website pre-booking tiket. Itu sudah habis 3 ribuan dari 10 Ribu. Jadi, peminatnya luar biasa sekali,” kata Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, seperti dikutip detiksport.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

“Baru kita buka tanggal 20 sekarang sudah terpesan 3.200 tiket. Jadi testing aja kita nih laris apa nggak, eh ternyata baru seminggu udah cukup laris,” ujar Dirut ITDC, Abdulbar M. Mansoer.

Menurut Abdulbar, pemesanan tiket pre-booking ini sudah dibuka sejak tanggal 20 Januari hingga 20 Februari melalui website themandalikagp.com. Hingga kini menurutnya sudah ada 3.200 tiket yang terpesan.

Namun, harga tiket dan kelas tiketnya belum bisa diumumkan. Menurutnya, penjualan tiket pre-booking ini hanya untuk memesan tempat menonton saja, harga dan kelas akan diumumkan sekitar Agustus 2020 setelah ada pengumuman resmi dari penyelenggara MotoGP Dorna.

Pre-booking tiket merupakan hak untuk mendapatkan prioritas pembelian tiket ketika booking resmi dibuka. Dengan melakukan pre-booking, pembeli mendapatkan jaminan ketersediaan tiket MotoGP Sirkuit Mandalika di Lombok 2021.

Pembangunan Sirkuit Selesai Oktober 2020

Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga memperkirakan Sirkuit Mandalika selesai dibangun pada Oktober 2020. Pada penyelenggara motogp Luhut juga meminta agar setahun sebelum seri di Mandalika, sirkuit beres.

“Dirut ITDC memberikan laporan progress dari persiapan MotoGP GP di Mandalika, persiapan tadi sudah sangat baik itu dan siap dipakai 2021 Oktober. Jadi sekarang ini masih ada waktu 1,5 tahun persiapan sangat bagus,” kata Luhut.

Saat ini pengerjaan sirkuit baru mencapai 40 persen. Luhut pun meminta agar ITDC memperhatikan standar internasional dalam membangun sirkuit tersebut.

Saat ini sedang dilakukan penggalian dasar sirkuit. Untuk kemudian dilapisi material substrat lalu diaspal dengan aspal khusus sirkuit. Kemudian, pada Juli dijadwalkan pengaspalan.

[Tim MRC/detiksport]

Akhirnya, Bandara Internasional Lombok Resmi Ganti Nama

MATARAMRADIO.COM –  Pro kontra perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) masih terus berlanjut di lini masa. Tapi, sepertinya polemik ini akan berakhir menyusul sikap resmi DPRD NTB pada Rapat Paripurna, Rabu (29/1/2020) yang menyetujui dan menyepakati perubahan nama bandara tersebut sebagaimana Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 1421 tahun 2018 tentang perubahan nama Bandara Internasional Lombok(BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM).

Dalam rekomendasi yang dibacakan oleh Wakil Ketua DPRD, H. Muzihir, seluruh pimpinan dan anggota DPRD menyetujui dan mendukung keputusan Menteri Perhubungan. Beberapa poin disebutkan Muzihir adalah menyepakati keputusan  Menteri Perhubungan dan harus dilaksanakan paling lama enam bulan setelah keputusan penetapan nama dikeluarkan.

Wakil Ketua DPRD NTB, Drs H Muzihir

Selain memberikan persetujuan, dewan juga meminta pemerintah daerah melakukan sosialisasi dan mengedepankan kearifan lokal warga sekitar bandara dengan mengendepankan kepentingan masyarakat serta mencegah gangguan keamanan bandara sebagai objek vital. Rekomendasi juga meminta pemerintah provinsi melakukan koordinasi dengan Pemkab Loteng, PT Angkasa Pura sebagai pengelola bandara dan maskapai penerbangan terkait perubahan nama bandara.

Ketua DPRD, Baiq Isvi Rupaeda dalam sambutannya mengatakan, masyarakat NTB bangga memiliki satu satunya pahlawan nasional. Agar keteladanan dari kepahlawanan Zainuddin Abdul Madjid terpatri dalam jiwa masyarakat maka nama bandara diabadikan sebagai penghormatan. Isvie juga menyebut penyampaian aspirasi masyarakat terkait perubahan nama bandara sudah berjalan sesuai norma dan aturan berlaku.

Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda

Adapun proses politik di DPRD seperti disebutkan Baiq Isvie adalah menjawab surat Gubernur tanggal 5 Nopember yang meminta rekomendasi kepada DPRD Provinsi NTB. Setelah melalui serangkaian rapat konsultasi baik dengan tim ahli, eksekutif maupun alat kelengkapan dewan lainnya maka diputuskan rekomendasi nomor 007/108/DPRD/2020 sebagai tindak lanjut pelaksanaan SK Menhub terkait perubahan nama bandara internasional.

GUbernur NTB DR Zulkieflimansyah

Rekomendasi disetujui oleh seluruh anggota dewan, Sembilan pimpinan fraksi dan lima pimpinan komisi dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh 25 anggota, Gubernur, Forkompimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, beserta seluruh pimpinan organisasi kemasyarakatan, para pimpinan organisasi perangkat daerah, pejabat sipil, TNI dan Polri

Sementara itu,  Gubernur Dr.H. Zulkieflimansyah mengatakan pelaksanaan perubahan nama bandara memerlukan proses yang tidak sederhana. Namun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Hal itu dimaksudkan agar perubahan nama bandara yang telah menjadi keputusan tetap pemerintah pusat dapat diterima oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan rekomendasi formal dari DPRD sebagai representasi masyarakat dalam proses dinamika mendengarkan aspirasi yang berkembang, tegas Gubernur Bang Zul sapaan akrabnya.

“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Tinggal melakukan komunikasi dengan pihak pihak terkait agar rekomendasi ini dapat dijalankan sesuai keputusan yang sudah ditetapkan”, ujarnya

Gubernur Zul menyatakan, bandara internasional Lombok di Tanak Awu, Lombok Tengah adalah ikon infrastruktur monumental. Bandara tersebut menggambarkan masa depan ekonomi, konektifitas dan wajah pembangunan NTB. Mimpi kolektif seluruh masyarakat NTB agar suatu ketika dapat memiliki bandara internasional sudah menjadi kenyataan, tuturnya.

Saat ini gambaran tersebut sudah terlihat dari keadaan dan perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Juga wajah infrastruktur kabupaten/ kota yang ikut berubah sesuai tuntutan fasilitas bandara internasional, yang tidak hanya menopang  aktivitas pariwisata saja. Tetapi juga kegiatan ekonomi lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, persetujuan DPRD NTB atas perubahan nama Bandara Internasional Lombok masih menuai pro kontra di lini masa. Bahkan sejumlah tokoh penting di Lombok Tengah menyatakan kekecewaan atas sikap DPRD NTB yang dinilai mencederai semangat pengorbanan, kebersamaan dan saling menghargai antara sesama anak bangsa.

Sekalipun demikian, tidak sedikit pula yang mendukung sikap DPRD NTB tersebut sebagai puncak perjuangan mereka mengawal perubahan nama bandara yang disematkan kepada satu-satunya Pahlawan Nasional asal NTB yakni Maulanasyeikh TGH Zainuddin Abdul Majid. (MRC-01)

Najwa Shihab dan Agnez Mo, Kayak Seumuran?

MATARAMRADIO.COM – Bukan Najwa Shihab namanya kalau tidak selalu memberikan kejutan dan hal-hal baru. Termasuk status baru di instagramnya yang mengomentari pertemuan dengan sang diva musik Indonesia, Agnezmo dan diposting pada Selasa, 28 Januari 2020 . “Tebak. Ini lagi bahas apa? Yang jelas sepanjang ketemuan kita ngakak terus,”tulis Najwa Sihab dengan memberi tagar #Catatan NajwaX@agnezmoo

Karuan saja, status Najwa ini mengundang reaksi dan disukai sedikitnya 316.486 penggemarnya dan telah mendapat sebanyak 2806 komentar. Tak urung, Agnezmoo memberi komentar balik. “Sampe Cape ketawaaaa,”tulisnya.

Beberapa komentar menarik lainnya justru datang dari sejumlah artis, entah serius atau lucu-lucuan.”Kayak seumuran apa rahasianya Kak,”komentar dr Tompi, personel Trio Lestari. Lain lagi komentar Anjanimulyani.”Idolaku wanita-wanita hebat,”ungkapnya.

Najwa Shihab yang punya 8,4 juta follower di akun instagram ini dikenal sebagai jurnalis senior dan presenter TV handal yang sukses dengan acara talkshow MATA NAJWA. Dia juga pendiri Narasi TV dan kini sedang sibuk  melakukan persiapan peluncuran kegiatan Indonesia Butuh Anak Muda.

Sementara Agnezmoo menjadi salah satu penyanyi pop Indonesia yang sukses meniti karir di pentas musik dunia. Agnezmoo disebut-sebut menjadi salah satu artis Indonesia yang akan tampil dalam pagelaran musik Billboard Indonesia Music Award 2020 pada Februari bulan depan. Siplah! (MRC-01)

Tampil Perdana, Eva Bikin Kesengsem Juri LIDA2020

MATARAMRADIO.COM – Luar biasa. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Eva Yolanda, salah satu Duta NTB pada Liga Dangdut Indosiar 2020.

Penampilan perdananya pada Jumat, 24 Januari 2020 lalu mendapat pujian bertubi-tubi dari para juara yang selama ini dikenal sebagai musisi dangdut kawakan. Mulai Saskia Gotik, Dewi Persik dan Nazar KDI.

Gadis berparas cantik asal Desa Lando, Montong Gading, Terara Lombok Timur ini membawakan lagu berjudul Bunga Pengantin yang dipopulerkan Rita Sugiarto. Tak pelak lagi, usai membawakan lagu itu, Dewi Persik dengan ekspresif mengungkapkan kekagumannya ketika dimintai komentar oleh Ramzi dan Irfan,pembawa acara.”Kenapa ya anak LIDA yang sekarang cantik-cantik dan udah siap, gue udah ready nih. Gue udah punya peluru nih. Nggak kelihatan canggung, kayak udah punya pengalaman. Jadi apa ya, ini baru sehari lho. Eva, grup satu lagi. Pastinya ilmu yang didapat belum seberapa, makin banyak,”ulas Dewi Persik.

Dewi Persik  juga penasaran dengan Eva dan menanyakan apa cita-citanya kelak. Mendapat pertanyaan seperti itu, Eva dengan spontan menjawab.”Cita-cita saya ingin menjadi orang yang sukses dan salah satunya menjadi penyanyi profesional yang mempunyai banyak ilmu,”kata Eva tenang.

Saskia Gotik lebih unik lagi memberikan komentar dan  penilaian. Si Penyanyi yang terkenal dengan Goyang Itik ini menyebut cengkok suara Eva Yolanda gurih.”Ini belum dipoles aja cengkoknya kayak gitu. Apalagi kalau sering dipoles,”kesan Saskia dan meminta Eva mengulangi kembali bagian lagu yang cengkoknya disebut gurih banget.

Cengkok renyah dan gurih serta nada tinggi yang ditunjukkan Eva bahkan membuat Nazar KDI kepincut dan kagum. Ramzi yang menyaksikan penampilan Eva sangat ekspresif dan menghayati lagu yang dibawakan, spontan menanyakan perasaan Eva yang dilanda kecewa seperti lirik lagunya. ”Kecewa sih pernah tapi bukan dalam hal cinta. Cuma soal persahabatan,”aku Eva.

” Kamu masalah persahabatan aja kecewanya seperti itu. Apalagi urusan cinta, coba kenal 3 hari sama Nazar deh.”timpal Ramzi yang disambut riuh penonton.

Nazar pun menimpali dengan gaya celotehan khasnya.

”Terus-terang di tahun 2020 ini, saya mencari sosok wanita berjilbab. Eva, kamu dari mulai masuk panggung, terus maju, nyanyi part by part. Saya bingung, orang biasanya kalau awal itu ada yang nervous. Tapi, kamu itu ya, kayak tenang, santai, nyanyi dengan sepenuh hati. Jadi ketenangan itu, yang membuat kami sangat suka sama kamu. Dan yang paling penting, mata kamu itu seperti berbicara kepada kami (para juri,red). Ayo dong respon aku. Kamu seperti bercerita. Pokoknya Eva, apapun itu Eva, saya sangat mengapresiasi kamu  sangat tenang. Pertahankan, sukses, bravo,”tandas Nazar menyemangati.

Pasca penampilan perdananya dalam ajang pencarian bakat LIDA 2020, Eva Yolanda banjir pujian, tidak saja dari dewan juri tetapi para pemirsa dangdut di seluruh Indonesia terutama dari NTB.

Linimasa dibuat heboh dan ratusan ribu netizen mengaku sangat menyukai penampilan Eva yang kini masih tercatat sebagai siswi Kelas 11 SMA Negeri 1 Montong Gading Kecamatan Terara Lombok Timur.

Keberhasilan Eva Yolanda masuk ajang Liga Dangdut Indosiar (LIDA) tahun ini mengingatkan orang pada sosok GITA LIDA yang juga berasal dari Kecamatan Terara Lombok Timur. Mereka sama-sama berparas ayu dan memiliki suara emas yang berhasil membius juri dan penikmat musik dangdut Indonesia. Akankah Eva bisa mengikuti jejak langkah Gita menembus tahap berikutnya? Semoga (MRC-01).

Sasak Oil, Bukan Minyak Sasak Biasa?

MATARAMRADIO.COM – Pengobatan menggunakan minyak herbal berkhasiat obat, kini benar-benar menjadi alternatif masyarakat Indonesia yang ingin sembuh dari penyakit yang diderita baik ringan maupun berat. Salah satu minyak herbal yang kini menjadi pilihan warga NTB khususnya di Pulau Lombok, tiada lain dan tiada bukan adalah SASAK OIL.

El Sukron Prayogi, Pengusaha muda yang juga salah seorang Stockist / Distributor Tunggal Sasak Oil wilayah Nusa Tenggara Barat menyebutkan, tingkat kesukaan dan kecocokan para pengguna Sasak Oil setelah menggunakan minyak herbal ini terus mengalami peningkatan. Setidaknya, dari pengakuan dan penuturan para pemakai yang secara rutin menggunakan minyak ini dan menjadi pelanggan setianya selaku Stockist Sasak Oil.”Alhamdulillah, rata-rata mereka merasakan dampak yang signifikan atas keluhan yang mereka derita setelah mengamalkan Sasak Oil sesuai aturan dan ketentuan yang dianjurkan,”ungkapnya.

Regenerasi Sel  Sasak Herbal Oil

Sasak Oil merupakan minyak herbal berkhasiat obat yang diproduksi oleh Perusahaan obat ternama dan telah mendapat izin edar dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dikutip dari laman www.herbalsasak.co.id, disebutkan bahwa Sasak Oil membantu dalam proses regenerasi sel untuk mengganti jaringan yang rusak.

Sebagaimana disebutkan para ahli, regenerasi sel yang efektif adalah masa embrio hingga bayi. Setelah dewasa, kemampuan regenerasi sel ini menjadi terbatas pada tingkat sel atau jaringan tertentu saja. Regenerasi sel pada manusia memainkan peranan penting dalam pembentukan dan perbaikan jaringan.

Mengandung VCO Oil        

Salah satu keunggulan Sasak Oil adalah mengandung apa yang disebut sebagai Virgin Coconout Oil (VCO) yakni minyak kelapa murni yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kemelnya, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia atau RDB.

Penyulingan minyak kelapa dengan model tersebut, berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh.

Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.

Kelebihan VCO atau minyak kelapa murni adalah rendah kandungan kadar air dan kadar asam lemak bebas, berwarna bening dan aroma yang harum, serta mempunyai daya simpan cukup lama hingga lebih dari 12 bulan.

Siapa Boleh Pakai Sasak Oil

Sasak Oil diproduksi sebagai minyak herbal berkhasiat obat yang cocok dan aman dipakai semua anggota keluarga dari usia anak-anak hingga dewasa.

”Ada sejumlah penyakit berat dan ringan yang bisa dibantu penyembuhannnya dengan mengamalkan Sasak Oil sesuai petunjuk yang disediakan dalam kotak botol obat dan leaflet yang disiapkan dalam kemasan botol,”kata Yogi.

Kata Yogi, ada banyak varian ukuran menyesuaikan selera pengguna. Mulai kemasan berukuran 20 ML hingga 100 ML.

Jadi, tunggu apalagi. Bila anda dan keluarga ingin sehat dan bugar selalu, jangan ragu untuk menyediakan Sasak Oil yang berkhasiat obat ini di rumah dan kemana pun anda bepergian dan berada nanti.

Silakan hubungi :

DISTRIBUTOR TUNGGAL SASAK OIL

Wilayah Nusa Tenggara Barat

WA 08175736355

Sumbawa dan KSB Jadi Proyek Percontohan Program Kartu Tani Nasional

o

MATARAMRADIO.COM,Jakarta – Selalu ada gebrakan dilakukan oleh Legislator Senayan asal NTB ini. Dialah H Johan Rosihan ST, anggota DPR RI Dapil NTB dari PKS yang berhasil memperjuangkan daerah pemilihannya Kabupaten Sumbawa dan KSB sebagai proyek percontohan Kartu Tani Nasional.

Tidak itu saja, saat RDP Komisi IV DPR RI dengan Dirjen PSP, Dirjen TP, KaBadan PPSDM Pertanian, KaBadan Litbang Pertanian, Dirut PT Pupuk Indonesia HC, HIMBARA yang dilaksanakan pada Senin (27/1/2020), Johan mengusulkan beberapa hal penting.

Pertama, katanya, menekankan kepada pemerintah untuk tidak melulu bergantung pada pengusaha dalam hal pendistribusian pupuk. “Kita harus mulai berani menggandeng BUMDES dalam proses penyalurannya. Kita yakin pemerintah desa lebih paham kondisi masyarakatnya, sehingga mudah memetakan mana yang berhak menerima pupuk subsidi dan mana yang tidak,”tulis Johan dalam status barunya di facebook.

Johan Rosihan saat menyampaikan usulan pada RDP DPR RI di Gedung Senayan, Kemarin.

Menurutnya, hal itu semata-mata agar penyaluran pupuk dilapangan benar-benar menganut prinsip tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat waktu. BUMDES memiliki peran strategis di tingkat desa.”Karenanya, mereka perlu dilibatkan dalam proses ini,”tegasnya.

Kedua, lanjut Johan, pihaknya juga mengusulkan agar Pulau Sumbawa khususnya Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat dicanangkan sebagai wilayah pilot project (proyek percontohan,red) pemberlakuan program kartu tani, sebelum program ini direalisasikan secara nasional oleh pemerintah. “Saya yakin Sumbawa dan KSB sudah punya kesiapan baik secara infrastuktur dan hal-hal lain yang dirasa perlu. Selanjutnya kita tinggal menggalakkan sosialisasi kepada petani yang tergabung dalam Gapoktan dan Poktan,”ulasnya.

Kartu tani, jelasnya, tidak hanya menjadi pemutus mata rantai kelangkaan pupuk. Tapi juga agar petani kita lebih mandiri, melek teknologi, dan berdaya nantinya. Dengan kartu ini, petani tidak lagi gampang dipermainkan oleh pengecer. Sebab para pemegang kartu ini bisa langsung menggunakannya untuk menebus pupuk di kios-kios pupuk yang sudah tersedia di daerahnya masing-masing.”Kabar baiknya, alhamdulillah kedua usulan itu langsung direspon baik dan telah disetujui kemarin oleh pihak pemerintah maupun DPR,”tuturnya bangga.
Untuk usulan pertama, kata Johan, masih menunggu kajian spesifik dari pemerintah untuk melibatkan BUMDES sebagai mitra penyaluran pupuk subsidi di daerah. Selanjutnya hasil kajian itu nantinya akan disampaikan saat Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian beberapa waktu kedepan. “Kemudian soal program kartu tani. Insya Allah Sumbawa dan KSB akan dicanangkan sebagai pilot project dari program ini bersamaan dengan Wilayah Jawa dan Madura. Petani-petani kita akan difasilitasi, didampingi, diarahkan, hingga mereka menjadi contoh bagi petani2 lain di Indonesia,”imbuhnya seraya menegaskan dirinya akan terus mengawal prosesnya di DPR, juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. “Mohon doa agar apa yang kita niatkan ini benar-benar untuk kepentingan masyarakat dan dirahmati Allah.
Sesuatu yang kita perjuangkan, akan kita menangkan,”pungkasnya. [MRC-01]

1000 Kuliner Ampenan,Kota Cinta

Penulis : Buyung Sutan Muhlis

Pepatah Amerika mengatakan, Anda adalah apa yang Anda makan. Masakan adalah cermin. Ini adalah satu dari sedikit filosofi tentang kuliner. Sejak masa prasejarah hingga peradaban terkini, belum banyak filsuf yang menggali esensi di balik kesedapan makanan — selain pengertian umum tentang makanan sebagai sumber energi. Terbatasnya pemahaman tentang kuliner, pada akhirnya, apa pun jenis masakan diterjemahkan dengan sangat sederhana. Belum bergeser dari rujukan pada satu larik karmina atau puisi lama:

Plato hanya menilai, memasak hanyalah sebuah bakat. Tetapi ia barangkali tidak mampu mendeskripsikan detail keindahan rasa dalam suatu hidangan. Sehingga ia tak mengatakan sebuah cita rasa dalam menu-menu kuliner adalah karya seni.

Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati

Baru pada abad ke 15, seluruh kawasan Eropa dan Asia, mulai dibuat melek sensasi rasa yang diperkenalkan jenis makanan Islami yang tersebar luas. Dalam Cookbook Baghdad, dari sejumlah kesenangan duniawi meliputi minuman, hubungan seksual, aroma, dan suara, makanan dianggap sebagai bagian yang paling penting. Hidangan manis dan lezat merangsang selera makan, sehingga berperan dalam kesehatan serta penampilan fisik.

Sejak itu, masakan setara dengan puisi. Dianggap sebagai bagian seni yang menjadi bagian dari perayaan-perayaan dan sosialisasi.

Tulisan ini hanya sebuah pengantar untuk sebuah angle lain, masih seputar Kota Cinta bernama Ampenan. Saya melanjutkan garapan penulisan pada salah satu kekayaan yang dimiliki kota ini. Mengambil tema 1000 Kuliner Ampenan Kota Cinta, saya tak hanya mendeskripsikan banyak menu dan resep, tapi juga menarasikan tinjauan filsafat, kebudayaan, dan historiografi.

Jika bahasa menunjukkan bangsa, maka kesedapan suatu jenis atau varian kuliner menunjukkan masa peradaban. Mengukur kepurbaan tak hanya dengan pendekatan arkeologi seputar benda-benda bersejarah. Tetapi kelezatan rasa (kuliner) tak dapat dibantah, adalah sebuah proses panjang dalam peradaban.

Secara umum masakan di Lombok hanya menggunakan bumbu dan rempah-rempah yang terbatas. Tetapi tidak terhitung berapa jumlah masakan yang dihasilkan selama turun-temurun. Dan bicara tentang kuliner Ampenan yang notabene sebuah wilayah paling heterogen di NTB, tak hanya memiliki kuliner kreasi lokal. Segala suku-bangsa yang mendiami kawasan ini berperan menjadikan khazanah menu kuliner semakin beragam dan spesifik.

Sekali lagi saya tak hanya menulis tentang detail jenis kuliner dan resep. Saya menyadari kemampuan memasak tak hanya mesti menghafal resep. Di sinilah keunikan masakan di Lombok. Meski takaran bahan dan bumbu sama, belum tentu rasa yang dihasilkan setara dengan masakan pemilik atau asal sebuah menu.

Di Lombok, termasuk Ampenan, mengenal keberadaan ran sebagai penentu suksesnya sebuah pesta atau perhelatan. Ran tak hanya sebagai koki dan koordinator para tukang masak. Ia punya pemahaman magis yang tak sembarang orang memilikinya. Ilmu ran adalah warisan tradisi. Menjadi ran bukan sekedar meng-copypaste resep, tetapi juga menguasai adab, ritual, dan menghindari berbagai pantangan.

Akhir kata, dari telaah filsafat, kuliner mendefinisikan tentang makanan dan keterkaitannya dengan masyarakat, alam, termasuk hal-hal gaib. Dari sisi budaya, dalam kuliner juga terdapat kearifan yang diwariskan.

Ampenan tak hanya tua. Kota yang tak hanya punya cerita. Tabik!

*) Penulis adalah Wartawan Senior, tinggal di Mataram.

Yuk, Napak Tilas Kedatuan Mambalan Lombok Barat!

Penulis : Dedi Suhadi

Secara geografis, wilayah Desa Mambalan masuk Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Desa Mambalan mengalami pasang surut kekuasaan. Berdiri sejak 1600-an atau 1650  namun ada yang menyebut 1672 . Mambalan semula berbentuk kedatuan, baru pada 1868, kedatuan Mambalan berubah menjadi Desa.

Pada 1964, Desa Mambalan dimekarkan menjadi dua yakni Desa Induk Mambalan dan Desa Penimbung. Dalam kurun 2001-2007 terjadi pemekaran wilayah.  Dusun Mambalan dimekarkan menjadi Dusun Mambalan, Dusun Buwuh dan Dusun Baturiti. Dusun Jeringo dimekarkan menjadi Dusun Gelangsar, Dusun Songoran, Dusun Geripak, Dusun Jeringo Daya, Dusun Jeringo Lauk, Dusun Jeringo Limbungan dan Dusun Jeringo Barat. Sedang Dusun Lilir II dimekarkan menjadi  Dusun Lilir Barat (pergantian dari Dusun Lilir II) dan Dusun Lilir utara.

Pada  2010 Desa Mambalan dimekarkan menjadi Desa Mambalan dan Desa Gelangsar. Dan pada 2011,  Desa Mambalan dimekarkan menjadi Desa Mambalan dan Desa Jeringo.

Sejarah Mambalan

Berdasar catatan,  Kedatuan Mambalan berdiri sekitar 1600-an atau 1650-an. Namun,  tokoh masyarakat Mambalan, Datu Karsa menyebut angka 1672 untuk berdirinya kedatuan Mambalan.

Lalu Djelenge dalam buku Keris di Lombok menuturkan Deneq mas Undah Putih,  Datu Pejanggik yang merupakan buyut dari Deneq Mas Putra Pengendeng Segara Katon Rembitan memerintahkan anaknya Deneq Mas Permas Gingsiran agar mendirikan wilayah kekuasaan di Mambalan.  

Gerbang Desa Mambalan I Foto desamambalan.id

Setelah Deneq Mas Permas Gingsiran meninggalkan tampuk kekuasaan, roda pemerintahan Kedatuan Mambalan di pegang oleh anaknya, Deneq Mas Laki Gigiran. Walau Mambalan berbentuk kedatuan  namun pola pemerintahan  tidak seperti layaknya pemerintahan kerajaan/ aristokrasi.

Menurut Budayawan Mambalan, Raden Muhamad Rais Datu Mambalan tidak menampakan diri sebagai seorang penguasa. Ia lebih menyerupai rakyat biasa dengan berpakaian layaknya rakyat kebanyakan. Begitupun dengan pola kehidupannya, tidak mencolok.

Perilaku demikian, jelas Rais boleh jadi merupakan pemahaman Datu Mambalan yang begitu mendalam  kepada ajaran Islam. “Beliau menerapkan ajaran islam –fiqih dan tasawuf — dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Dijelaskan, kedatuan Mambalan tidak memiliki keraton dan datunya bekerja sebagaimana layaknya masyarakat seperti bertani. 

Kesederhanaannya, membuat rakyat  Mambalan patuh dan hormat kepadanya. Sehingga, Mambalan menjadi kedatuan yang kuat baik dari sisi ekonomi maupun militernya (daerah yang sulit ditaklukan dengan kekuatan senjata).

Guna mengikat kekerabatan, Anak Agung Ngurah Karang Asem mengambil salah seorang putri Mambalan yakni Dende Fatimah untuk dijadikan istrinya.

Datu Mambalan melihat kekerabatan tersebut bisa mengamankan Kedatuan dari serangan Cakranegara. Maka terjadilah pernikahan Anak Agung Ngurah Karang Asem dengan Dende Fatimah.

Dikemudian hari, pernikahan Anak Agung Ngurah Karang Asem baik dengan Dende Aminah yang berubah nama menjadi Dewi Nawangsasih putri dari Kalijaga  maupun Dende Fatimah putri dari Mambalan memberi kontribusi berkurangnya tekanan kekerasan Puri Cakranegara  kepada rakyat Lombok khususnya yang beragama Islam.

Walau tidak ada keraton dalam memerintah rakyat, kedatuan  Mambalan terus berjalan hingga 1800. Memasuki 1868, kedatuan Mambalan berubah menjadi desa dan dusun seiring kekuasaan Anak Agung Ngurah Karang Asem, penguasa Puri Cakranegara.

Sejak itu, penyebutan kepala pemerintahan di Mambalan berubah menjadi Penglingsir  dengan Datu Cempa sebagai kepala desa pertama.

Pergulatan kekuasan dan konflik peperangan di Lombok yang melibatkan suku sasak dengan penguasa Puri Cakranegara memberi warna bagi kehidupan masyarakat. Namun, pranata sosial  layaknya kehidupan masa lalu sebagai identitas status sosial seperti panggilan Datu, Raden, Lalu dan Jajar Karang masih ditemukan di masyarakat Mambalan hingga kini. “Masyarakat masih tetap menghormati panggilan itu,” jelas Rais.

Adanya sebutan kebangsawanan, tidak menjadi jurang pemisah dalam kehidupan bermasyarakat di Mambalan  Mereka hidup saling menghargai dan selalu mengedepankan kerukunan. “Ini buah perilaku leluhur Mambalan yang selalu memberikan tauladan kepada masyarakatnya,” jelas Rais.

Menurut Rais, Datu Mambalan selalu memberikan contoh terbaik dalam berperilaku. Ia tidak membedakan status sosial masyarakatnya. Semua dihargai sebagaimana mestinya.

Bahkan, Datu Mambalan tidak segan-segan turun ke lapangan membantu masyarakat. Misalnya, ketika ada masyarakat bergotong royong, Datu turut mengangkut sampah atau membersihkan tempat yang kotor.

Tidak adanya sekat dalam tata kehidupan masyarakat, hingga kini warga Mambalan tetap menaruh hormat kepada keturunan Datu Mambalan dan tetap menjaga kehormatan Mambalan.

Bukti penghormatan kepada para datu, jelas Datu Karsa yang diamini Raden Rais juga Lalu Rahman –juru rawat Makam Lalu Gede–  bisa dilihat dari masih berlakunya tatanan di pemakaman Baturiti. 

Dibagian utara dengan kondisi tanah lebih tinggi diperuntukkan bagi warga bergelar datu. Agak ke selatan diperuntukkan bagi warga bergelar raden. Kemudian ke selatan lagi diperuntukan warga bergelar lalu, baru yang paling selatan pemakaman bagi masyarakat biasa atau jajar karang.

Mengenai makam salah satu Datu Mambalan yang berada ditengah dan dinilai paling tua, Muhamad Rais menjelaskan Datu Mambalan mengayomi seluruh masyarakat Mambalan tanpa melihat status atau Datu Mambalan hidup ditengah rakyatnya.   

Hukum Kemit

Pergolakan dan konflik politik antara suku sasak dan penguasa Puri Cakranegara — Karang Asem Mataram–Anak Agung Ngurah Karang Asem tidak hanya melibatkan Suku  Sasak dan suku Bali. Pergolakan itu terus merembet hingga pemerintah Hindia Belanda (VOC) ikut terlibat didalamnya.

Konflik politik antara kedua suku ini membuat kedudukan suku Sasak kian melemah dan akhirnya meminta bantuan pemerintah Hindia Belanda.

Dr  Alfons van der Kraan dalam bukunya Lombok Penaklukan, penjajahan dan Keterbelakangan 1870 – 1940 menguraikan setelah merasa tidak mampu menghadapi kekuatan politik Karang Asem Mataram dan  pemberontakan petani Sasak,  para aristokrasi Sasak mengirim surat ke pemerintah Hindia Belanda guna meminta bantuan. Sebagaimana ternukil dalam surat tertanggal 30 Oktober 1892…..Kami semua telah setuju, yang tinggi dan juga yang rendah untuk mengumumkan dengan segala keikhlasan bahwa kami menyerahkan tanah Selaparang ke dalam tangan Gubernur Jendral…apabila dengan bantuannya orang Bali telah dihalau dari daerah ini dan nama mereka telah lenyap, sehingga tanah ini telah bersih dari orang Bali. Kami semua dengan segala senang hati akan mematuhi perintah-perintah paduka (bahwa Gubernur Jendral harus membantu kami) adalah juga perlu agar kami mempunyai kepala, menguasai masyarakat atas dan masyarakat rendah, supaya kami dapat menjadi satu pikiran untuk mencapai situasi dalam mana setiap orang adalah tuan bagi dirinya sendiri…..

Setelah Belanda  mengukuhkan kekuasannya di Lombok, penderitaan rakyat bukan berkurang. Berbagai peraturan yang dibuat pemerintah Belanda semakin menyulitkan kehidupan rakyat. 

Fath Zakaria menulis pembagian kekuasaan (kepala distrik) yang tidak merata  antara ningrat  Sasak dengan Bali, menimbulkan kekecewaan. Dimana, ningrat sasak hanya menguasai 7 kedistrikan sedang priyayi punggawa  Bali menguasai 11 kedistrikan.  Kondisi ini menyulut timbulnya pemberontakan Gandor Lombok Timur.

Setelah pemberontakan dipadamkan, pemerintah Hindia Belanda mempertanyakan asal usul dan gelar kebangsawanan di pedalaman.  Hindia Belanda mengusulkan dibuat keseragaman penyebutan bagi bangsawan Lombok. Akhirnya, disetujui walau tidak sepakat gelar Lalu bagi lelaki dan Lala bagi perempuan.

Bila Belanda meminta keseragaman penyebutan bagi para bangsawan, maka kekuasaan Puri Cakranegara lain lagi. 

Lalu Lukman dalam bukunya Pulau Lombok dalam Sejarah Ditinjau dari Aspek Budaya menjelaskan setelah pemberontakan Raden Wiracandra keturunan Arya Banjar Getas pada 1850 dapat dipadamkan, pemerintah Puri Cakranegara Anak Agung Ngurah Karang Asem menghapus gelar raden. Selain itu, pemerintah Puri Cakranegara juga menghilangkan silsilah orang-orang sasak.  Caranya,   rakyat diminta mengumpulkan silsilah  baik yang tertulis di lontar  maupun tembaga untuk diselamatkan dan didoakan. Kenyataannya, tidak ada acara selamatan dan silsilah yang telah dikumpulkan tidak pernah dikembalikan kepada pemiliknya.

Upaya pemerintah Hindia Belanda yang menyeragamkan gelar kebangsawan bagi menak Sasak ditolak oleh Kedatuan Mambalan.  Akibatnya,  warga Kedatuan Mambalan diminta menjadi pekemit (kawi: kemit berarti jaga) di kantor distrik sebagai tanda bakti kepada pemerintah Hindia Belanda.

Prakteknya, warga kedatuan Mambalan selain berjaga di rumah kepala distrik dan kantor distrik juga menjadi pesuruh atau tukang antar surat ke daerah-daerah yang jauh. Dalam mengantarkan surat, mereka harus berjalan kaki. Jika pekerjaan tidak dilakukan dengan sempurna, mereka dihukum menghadap kepala distrik atau kepala desa  yang melaksanakan hukuman sesuai vonis dalam surat yang dibawanya.  

Filosofi Masyarakat

Kekerasan fisik dan psikis yang dialami warga kedatuan Mambalan, tidak mengendurkan rasa hormat mereka kepada para tokohnya. Masyarakat tetap memberi penghormatan yang layak. Hal ini tidak terlepas dari filosofi hidup warga kedatuan Mambalan.

Filosofi hidup yang ditanamkan leluhur dan tertanam di jiwa warga kedatuan Mambalan yakni Sebubung, Sewirang dan Sejukung.

Sebubung artinya kedatuan Mambalan bersama warga diibaratkan air dalam bubung. Siapa saja warga Mambalan yang mengotori air dalam bubung maka seluruh warga Mambalan tidak akan dapat meminum air tersebut. Karenanya, warga Mambalan akan memelihara perilaku hidupnya dengan baik.

Sewirang yakni  warga Mambalan wajib saling mengingatkan untuk berperilaku sebagaimana tuntunan adat dan agama. Siapa saja menjalankan perilaku kurang baik bukan hanya dirinya yang malu tapi semua warga Mambalan menanggung malu.

Sejukung memiliki arti dalam mengarungi kehidupan warga Mambalan diibaratkan sedang berlayar menaiki jukung (perahu). Jika ada masyarakat yang tidak sejalan dengan arah yang ingin ditempuh tentu menimbulkan permasalahan dalam berlayar mengarungi samudera kehidupan. Apalagi sampai menimbulkan kebocoran pada perahu, tentu masalah yang lebih besar akan dihadapi bahkan mungkin perahu akan tenggelam. Karenanya, warga Mambalan wajib mengamalkan pranata kehidupan yang telah ditetapkan kedatuan sampai di tujuan akhir.

Pakem Merariq

Demi menata kehidupan, kedatuan Mambalan membuat pakem dalam prosesi pernikahan atau merariq. Merariq sebagaimana pemahaman yang ditanamkan  leluhur adalah proses mengambil alih dan menyerahkan tanggung jawab dari orang tua perempuan kepada seorang lelaki (suami).  Seorang suami harus memahami  tangggung jawab yang diembannya sehingga tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama.

Pasalnya, jelas Rais  prosesi merariq di masyarakat Mambalan semuanya mengambil rujukan dari aturan agama islam. Bukankah dalam agama islam ditekankan seorang suami harus memperlakukan istrinya dengan sebaik mungkin.

Dari pemahaman inilah, kemudian diturunkan menjadi tata aturan adat dalam proses merariq. “Ingat, tujuan merariq untuk membina rumah tangga bahagia selain melindungi hak-hak perempuan,” tegas Rais.

Pengantin Sasak usai menjalani serangkaian prosesi adat mulai merarik hingga nyongkolan diarak keliling kampung.

Ada beberapa proses merariq di masyarakat  Mambalan yaitu memadiq, meminang, melamar, nuntut janji atau melakoq, serah hukum atau adat, pengampuan adat dan selarian yang merupakan pranata tersendiri.

Prosesi memadiq dlakukan oleh orang yang memiliki kesamaan trah/nasab atau keturunan. Ini berdasarkan persetujuan calon perempuan.

Prosesi meminang dilakukan oleh mereka yang memiliki status sosial sama seperti seorang anak camat prosesmeminang anak camat.   

Melamar. Ini dalah satu bentuk kearifan lokal suku sasak. Prosesi melamar dilakukan oleh orang diluar suku sasak.

Nuntut janji yakni proses menuntut janji seseorang. Misal, sepasang remaja berjanji akan membina rumah tangga saat si wanita berusia 20 tahun. Ketika wanita tersebut memasuki usia 20 tahun, maka pihak lelaki bisa menuntut janji pihak perempuan. Jika janji terpenuhi maka dilanjutkan dengan prosesi pernikahan.

Serah hukum/adat yakni prosesi seorang lelaki karena sesuatu hal menyerahkan dirinya kepada pihak perempuan agar dilakukan prosesi pernikahan.

Pengampuan adat yakni proses dimana seorang lelaki menyerahkan dirinya kepada krama adat dalam melaksanakan prosesi pernikahannya dengan sebab ia bukan orang Lombok/suku sasak.  

Dan selarian yakni pranata khusus dalam prosesi pernihakan. Dimana, seorang lelaki  dengan sengaja membawa lari anak gadis (pujaan hatinya) untuk dinikahi.  Sebelum proses pernikahan ada beberapa tahapan yang harus ditempuh yakni sejati, selabar, nuntut wali, bait bande, rebaq pucuk, sorong serah aji karma, nyongkolan dan bejango.

Sejati yakni proses membenarkan anak perempuan bernama A berada di keluarga lelaki B. Sekaligus menyatakan keluarga lelaki bertanggung jawab atas diri perempuan.  Sejati dilaksanakan oleh pihak  lelaki didampingi kepala dusun atau lainnya.

Dilanjutkan dengan prosesi nyelabar/selabar  yakni memberikan kabar kepada pihak perempuan. Bahwa anak perempuan bernama  A berada di keluarga lelaki dan  akan dijadikan istri. Dalam proses ini juga dibicarakan soal wali (nuntut wali). Jika sepakat prosesi pernikahan selanjutnya dilaksanakan.

Sesudah itu dilakukan prosesi bait bande yaitu prosesi penyerahan barang- barang dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan seperti kelapa, kayu,beras dan lainnya.

Dilanjutkan dengan prosesi rebaq pucuk yaitu syukuran atau walimah di pihak perempuan, selanjutnya prosesi sorong serah aji karma.

Prosesi selanjutnya nyongkolan yaitu rombongan keluarga lelaki berkunjung ke pihak perempuan diiringi tetabuhan ( gendang beleq). Tujuanya memperkenalkan keluarga besar lelaki kepada keluarga besar perempuan.

Dan pihak perempuan membalasnya (bejango) dengan bersilaturahim kepada keluarga lelaki.

Dalam proses selarian, mungkin muncul persoalan akibat syarat menikah tidak terpenuhi. Misalnya, dalam pakem yang ada di Mambalan seorang wanita (dulu) baru boleh menikah ketika sudah bisa menyelesaikan sebanyak 144 kain tenun dengan motif dan model berbeda. Jika dihitung waktu membuat kain dikalikan penyelesaian pembuatan kain sebanyak 144 buah diperkirakan seorang wanita memasuki usia dewasa secara kejiwaan. Kalau dihitung dengan umur sekitar 22 tahun.

Bila saat selarian, calon wanita belum memasuki usia 22 tahun. Berdasarkan pakem yang ada kedua calon pengantin harus dipisah/dibelas. Jika, pihak perempuan menginginkan perpisahan maka pemisahan dilakukan secara permanen. Tapi, jika pihak perempuan tetap menginginkan pernikahan maka dilakukan prosesi kawin gantung/tadong.

Dalam prosesi ini tidak ada ijab Kabul, yang ada  pengucapan janji suci ubaya sakti yang dilakukan oleh orang tua perempuan dan orang tua lelaki dengan disaksikan kepala dusun dan tetua masyarakat lainnya. “Prosesi ini bukan membatalkan perkawinan hanya menunda waktu perkawinan,” jelas Rais.

Tidak tertib dan berurutnya prosesi merariq sesuai pakem, menurut Rais bisa jadi akibat masyarakat kurang memahami prosesi adat merariq atau ada hal lain. “Semoga saja, tujuan pernikahan dilaksanakn dengan sungguh-sungguh. Ingat, menikah adalah sesuatu yang sakral dan  bukan main-main,” tegas Rais.

Fenomena Lalu Gede

Membicarakan Kedatuan Mambalan belum lengkap bila tak menyinggung sosok Lalu Gede. Sosok fenomenal ini diceritakan turun temurun. Sayangnya, tidak ada catatan pasti darimana ia berasal.  

Satu versi menyebut, suatu hari ketika terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir, tiba tiba muncul seseorang dihadapan papuq Minang — seorang penjaga kebun –. Papuq Minang yang keheranan kemudian bertanya dengan menggunakan bahasa Sasak ,”Sai side papuq? mene ntan ujan beleq, kokoq belabur bangkakde ndek basak kance bau liwat koko belabur. Sai side sebener niki papuq (siapa kamu kakek? Mana hujan besar, sungai banjir namun tidak basah dan bisa melewati sungai yang banjir.  Siapa sebenarnya kakek ini? Berulang kali pertanyaan itu dilontarkan, tak ada jawaban. Setelah berpuluh kali barulah pertanyaan Papuq Minang dijawab dengan syarat tidak boleh diceritakan asal usulnya selama ia masih hidup. “Nama saya Sayyid Ahmad dari Baghdad,” jawabnya yang kemudian turun dari tangga kebun tanpa diketahui kemana perginya.

Pengakuan tersebut dibenarkan mantan Kepala Desa Mambalan, Datu Markawi yang pernah mendapat penjelasan dari sahabatnya, Guru Muhammad dengan syarat sama seperti di atas.

H Maer atau H Muhamad Haerudin yang kini menyimpan salah satu peninggalan Lalu Gede, mengungkapkan  Lalu Gede seorang  waliyullah namun berperilaku diluar kebiasaan manusia umumnya. Karena perilakunya itulah orang mengira Lalu Gede kurang waras. “Beliau seorang wali yang banyak karomahnya,” jelas H Maer.

Lalu Rahman Juru rawat makam Lalu Gede mengaku makam Lalu Gede selalu ramai diziarahi terutama  malam jumat. “Banyak jamaah pengajian yang ziarah kesini,” jelasnya.

Banyaknya peziarah ke makam Lalu Gede tidak terlepas dari cerita masa lalu. Sebagai seorang yang mendalami agama islam, Lalu Gede diberi kelebihan. Atas kelebihan inilah, banyak masyarakat yang  belajar agama sehingga pondoknya tidak pernah sepi. Hal ini menimbulkan kekawatiran Anak Agung.

Atas perintah Anak Agung Gede Ngurah Karang Asem, Lalu Gede ditangkap dan dibawah ke Cakranegara untuk menjalani hukuman.

Sebelum hukuman dilaksanakan, Dende Aminah atau Dewi Nawangsasih, salah seorang istri Anak Agung yang beragama islam meminta kepada suaminya agar hukuman itu dibatalkan. Karena ia tahu, Lalu Gede bukan orang sembarang melainkan seorang Waliyullah (orang Gede/besar). Namun hukuman tetap dijalankan.

Dimata penguasa, Lalu Gede menjalani hukuman gantung. Tapi  masyarakat yang melihat kejadian itu menuturkan, yang digantung penguasa bukanlah sosok lalu Gede melainkan gedebong pisang. Lalu Gede sendiri pulang ke pondoknya di Renggung dan terus mengajarkan agama islam hingga wafatnya.

Dedi Suhadi adalah Wartawan Senior, tinggal di Ranjok, Gunungsari, Lombok Barat

Jejak Dua Pejuang Besar (TGKH. Zainuddin Abdul Majid dan KHR. As’ad Syamsul Arifin)

Oleh: Badrun AM

Kunjungan yang dilakukan oleh TGB M. Zainul Majdi ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo atas undangan KHR Azaim Ibrahimy  adalah momentum penting bertemunya dua ulama muda yang sama-sama memiliki ikatan sejarah terhadap pendahulunya. Pertemuan keduanya seperti sebuah metamorfosa atas jejak sejarah, perjuangan dan kebesaran kedua kakeknya  yaitu TGKH. Zainuddin Abdul Majid dan KHR. As’ad Syamsul Arifin. Dua ulama besar di masanya.  Dua ulama yang dulunya berperan menjadi cultural broker (Clifford Geertz, 1960). Sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Geertz untuk menjelaskan peran ulama sebagai jembatan bagi pesantren dengan dunia luar, sebagai penerjemah tradisionalisme dan modernism dan sebagai penyambung antara masyarakat dengan dunia diluarnya. Peran internal sekaligus ekternal ini tidaklah mudah karena selain harus mendidik santri dan masyarakat disekitarnya juga menjadi jangkar sekaligus transmiter bagi nilai, pengetahuan dan fenomena baru yang datang dari luar.

Peran mereka sungguh sangat berarti bagi bangsa Indonesia karena sama-sama tumbuh dan besar di masa revolusi. Masa dimana seluruh elemen bangsa berjuang melawan penjajah, tak terkecuali peran yang dimainkan oleh ulama. Ulama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan, bahkan peran ulama sangatlah vital dan strategis. 

Walaupun mereka berdua tumbuh dan besar dilingkungan yang berbeda serta organisasi yang berbeda, tapi mereka tersambung oleh nasab ilmu yang sama. Pernah belajar di Shaulatiyah Makkah dan berguru pada beberapa ulama yang sama. Bertemunya nasab ilmu ini menjadi pijakan untuk memastikan bahwa beliau berdua memiliki pandangan, sikap dan corak yang sama dalam memahami dan mengartikulasikan islam yang rahmatan lil alamin di Nusantara.

Ulama-ulama Nusantara sejak abad ke 17 telah tersambung dengan ulama Timur Tengah dalam hubungan yang kompleks, baik hubungan yang terkait dengan sanad ilmu maupun hubungan politik. Demikian pula ulama-ulama Nusantara yang tersebar di berbagai daerah sesungguhnya mereka bersaudara, bertemu secara rohani dalam rumpun ilmu dan guru yang berkait kelindan (Azzumardi Azra, 1998)

Kini bertemunya dua cucu beliau, seolah-seolah sebagai pertanda bahwa  jalan panjang membangun islam yang ramah, Islam Washatiyah, serta islam yang rahmatan lil alamin di Indonsia adalah tugas sejarah yang mesti dilanjutkan. Kedua ulama muda ini nyaris memiliki karakter yang tidak jauh berbeda; TGB adalah sosok yang cerdas, sejuk, selalau menebarkan kesantunan dalam berdakwah dan memegang teguh prinsip moderasi islam sementara Lora Zaim adalah sosok yang selalu tersenyum, sederhana, dan menyukai sastra dalam berdakwah.

Keduanya adalah mutiara bagi bangsa Indonesi di masa kini dan akan datang. Di pundak beliau berdua, kita berharap Indonesia akan tetap menjadi bangsa tempat tumbuhya islam yang ramah, damai sebagai rahmat bagi seluruh ummat.

Tumbuh Dalam Lanskap Religio-sosial yang Sama

Bila ingin melihat besarnya perjuangan seorang tokoh, maka tengoklah ekosistem tempat dia tumbuh dan besar.  Bila lingkungan tempat ia tumbuh masih terbelakang, maka dapat dibayangkan kerasnya perjuangan yang ditempuh. Semakin berat medan yang dihadapi maka semakin banyak keringat yang akan tumpah. Hal inilah yang dialami oleh Maulanasyeikh TGKH Zainuddin Abdul Majid ketika pertama kali mendirikan pesantren di tahun 1934 yang ia beri nama Mujahidin. Tahun-tahun ketika Indonesia belum lahir, sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat terbelakang. Sebagian masih dalam masa kegelapan. Disituasi itulah gagasan untuk mendirikan pesantren ini lahir.

Lalu pada tahun 1937, beliau mendirikan NWDI dan di tahun 1943 beliau melengkapinya dengan mendirikan NBDI. Pendidikan khusus perempuan pertama yang berdiri Nusa Tenggara. Komitmen Maulana terhadap perempuan sungguh besar, itu tertuang dalam pandangan beliau seperti “kaum perempuan adalah tiang negara, bila ia baik maka baiklah negara dan bila ia buruk maka buruklah negara”. Kepedulian ini tentu bukan hal yang biasa ditengah kondisi perempuan di masa itu yang masih jauh tertinggal, kaum perempuan tidak banyak yang mengenal pendidikan, mereka menjadi the second people bahkan mereka tidak merdeka atas tubuhnya sendiri. Situasi yang gelap.

Namun ditengah situasi itu Maulana mendirikan NBDI. Sungguh ini adalah cakrawala yang cemerlang dan futuristik. Beliau Rela berkubang dengan peluh ketika pilihan untuk hidup nyaman tinggal dan mengajar di Makkah misalnya bisa saja ia pilih, namun itu tidak dilakukan. Beliau memilih berjuang membangun, mendidik dan membesarkan bangsanya sendiri. Ini tentu adalah pilihan yang mungkin tidak semua orang akan menempuhnya.

Di masa itu Maulana juga membangun tradisi baru dalam berdakwah yaitu dengan mendatangi langsung ummat, beliau menggunakan cidomo berkeliling dari kampung ke kampung. Berbeda dengan tradisi sebelumnya, masyarakat yang mendatangi ulama.

Begitu pula Almagfurlah KHR. As’ad Syamsul Arifin, sejak kecil beliau diajak oleh ayahnya (KHR. Syamsul Arifin) membabat hutan belantara untuk mendirikan pesantren. Meninggalkan kampung halamannya di Pamekasan Madura untuk memulai perjuangan baru, menciptakan masa depan baru; bukan untuk dirinya, tapi untuk masyarakat dan bangsanya. Sebuah pilihan yang tidak gampang.

Lalu ketika pulang dari Mekkah dan memulai membesarkan pesantren, beliau mencetuskan sebuah gagasan baru yang cemerlang yaitu membangun sistem klasikal dalam pendidikan pondok pesantren. Gagasan yang sungguh maju ketika itu, ditengah model pendidikan pondok pesantren di Jawa yang masih tradisonal, dengan sistem sorogan (ngaji duduk). Gagasan ini kemudian menjadi cikal bakal berkembangnya sistem pendidikan pesantren baik di Sukorejo maupun pesantren lainnya.

Kedua tokoh ini adalah pejuang yang dipertemukan dalam semangat yang sama, dipertemukan dalam lanskap perjuangan yang sama dan dipertemukan dalam cita-cita yang sama. Menjaga martabat bangsa, mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan menciptakan masyarakat yang terdidik, religius dan cinta tanah air. Itu adalah muara tempat mereka dipertemukan.”

Kiyai As’ad tumbuh dan besar ditengah belantara  yang masih tribal. Di sepanjang hutan Baluran, Sukorejo, Asembagus banyak preman, perampok dan pencuri yang berkeliaran. Kiyai As’ad muda dikenal sebagai pribadi yang ulung dalam membanungn jaringan sosial dengan mereka. Beliau menundukkan para penjahat dengan filosofi, menangkap ikan dengan tetap membiarkan air jernih . Buah dari strategi ini kelak akan berguna untuk membangun laskar dalam melawan penjajah.

Karena itu menurut Ricklefs, hebatnya seorang ulama di masa-masa pra revolusi, mereka adalah aktor sosial paling menonjol, memiliki kiprah yang sangat strategis ditengah masyarakat. Menjadi agen perubahan, menjadi lokomotif peradaban. (Ricklefs; 2013)

 Bertemu di Medan Perjuangan Kemerdekaan

Di masa-masa revolusi kemerdekan, kedua tokoh ini dipetemukan dalam arena yang sama. Di medan juang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Maulana menjadikan institusi-institusi pendidikan dilingkungan Nahdatul Wathan sebagai tempat membangun patriotisme.

Pandangannya tentang nasionalisme dan kebangsaan sungguh sangat menggetarkan. Pada halaqah-halaqah terbatas beliau sering berpesan bahwa; “kita ini berislam bukan diruang hampa, tapi diruang Indonesia, berarti antara kebangsaan dan keislaman adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan”. Pada kesempatan yang lain beliau juga menyampaikan bahwa; “ujian keislaman kita terletak pada seberapa banyak kita memberi manfaat buat bangsa”. Pesan-pesan ini menyiratkan betapa teguh dan dalamnya nasionalisme Maulana.

Dalam perlawanan fisik, saat perang pecah mempertahankan kemerdekaan, Maulana mendirikan Laskar Mujahidin, beliau mengkonslidasikan santri, tenaga pengajar dan masyarakat untuk ikut berperang bersama adiknya. Beliau bahkan sering disebut sebagai desainer serangan yang dipimpin oleh adiknya TGH. Muhammad Faisal dan Sa’id Saleh  ke markas NICA. Serangan yang telah menggugurkan keduanya di medan jihad.

Demikian pula Kiyai As’ad, dimasa-masa revolusi beliau mendirikan Laskar Pelopor yang diisi oleh para mantan penjahat. Beliau mengkonsolidasikan mereka dan menanamkan semangat cinta tanah air dan gelora perjuangan melawan penjajah. Laskar Pelopor ini kemudian menjadi pasukan berani mati yang tangguh dalam mengusir penajajah.

Pada masa-masa Orde Baru, ketika presiden Suharto menerapkan pancasila sebagai azas tunggal, beliau tokoh yang bersedia menerimanya, dan mengajak para ulama untuk berijtihad menerima pancasila sebagai azas tunggal dalam bernegara. Bagi banyak pihak, ini dianggap jasa besar kiyai as’ad khsusunya bagi Nahdlatul ulama.

Kedua tokoh ini adalah pejuang yang dipertemukan dalam semangat yang sama, dipertemukan dalam lanskap perjuangan yang sama dan dipertemukan dalam cita-cita yang sama. Menjaga martabat bangsa, mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan menciptakan masyarakat yang terdidik, religius dan cinta tanah air. Itu adalah muara tempat mereka dipertemukan. Mereka adalah pahlawan besar bagi masyarakat dan bangsa. Terima kasih pahlawanku, kini kedua cucumu akan melanjutkan sejarah yang telah engkau torehkan.

Penulis adalah Peneliti Masalah Sosial Politik dan Budaya NTB

NEWS Update
BERITA TERKINI

Trending ISSUE
YANG LAGI VIRAL

ELECTION NEWS
KABAR PEMILUKADA 2024

CRIME NEWS
JEJAK KASUS KRIMINAL

ARUNA NEWSREVIEW
Let' have Holiday in Lombok Island!

OBITUARI
BERITA DUKA

Pokok & Tokoh

BOLLYHITSStar
Gemerlap Bintang Bollywood

SCIENCE & TECHNO
JENDELA ILMU PENGETAHUAN

SOCIAL POLITICNEWS
Berita Sosial Politik Terkini

MileniaNEWS

Tempo Doeloe
JANGAN LUPAKAN SEJARAH

FAKTA UNIK
BELIEVE IT OR NOT

INFOTAINMENT update
INFORMATIF & MENGHIBURATIF

EDITORCORNER
BERITA DIBALIK CERITA

OPINIONKOLOM
ASPIRASI & INSPIRASI

INTERVIEW
WAWANCARA EKSKLUSIF

Netizen STORY
WARGANET PUNYA CERITA

ENTEBENEWS
DINAMIKA BUMI GORA

Today in History

WORLD NEWS

SPORT NEWS

LIFEStyle
Gaya Hidup

MUSIC CORNER
ZONA MUSIK TERKINI

Tips & Trick
Kiat Praktis & Serbaguna

MovieZone
Referensi Film Terbaru

Weekend Editorial
TAJUK AKHIR PEKAN