MATARAMRADIO.COM, Jakarta – Anda pernah berurusan dengan Tokopedia? Perusahaan jual beli online itu kini sedang berurusan dengan Kementerian Kominfo terkait dugaan pembobolan jutaan data pribadi pengguna.
Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meminta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, untuk memanggil manajemen Tokopedia pada hari ini, Senin (4/5). Ia mau dengar alasan salah satu unicorn Indonesia itu terkait kebocoran 91 juta akun yang berisi data pribadi pengguna.
“Kami sudah mengirim surat dan berkordinasi dengan Tokopedia. Tim teknis Kominfo sudah melakukan koordinasi teknis untuk menindaklanjuti adanya isu pembobolan 91 juta data pribadi pengguna,” kata Johnny sebagaimana dilansir Vivanews, Minggu malam (3/5).
Ia juga meminta Tokopedia melakukan investigasi internal terkait kebocoran data pengguna yang dijual di situs dark web. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengambil langkah-langkah guna menjamin keamanan data pribadi pengguna
.
Untuk itu, Johnny ingin unicorn Indonesia itu melakukan beberapa hal. Pertama, melakukan pengamanan sistem untuk mencegah meluasnya data breach. Kedua, untuk memberitahu pemilik akun yang data pribadinya terekspos. Ketiga atau terakhir, melakukan investigasi internal untuk memastikan dugaan data breach.
Apabila memang terjadi maka Tokopedia harus mencari tahu penyebab terjadinya kebocoran data pribadi penggunanya.
“Kami telah meminta laporan tentang pemberitahuan dugaan kebocoran data pribadi kepada pemilik akun, tindakan pengamanan sistem yang dilakukan, serta potensi dampak kepada pemilik data. Kami masih menunggu laporan tersebut selesai dibuat,” tegas dia.
Tokopedia sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) memiliki kewajiban memenuhi Standar Pelindungan Data Pribadi yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 dan Peraturan Menkominfo Nomor 20 Tahun 2016. (MRC-01/vivanews)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Sepertinya semua pihak harus bersatu padu untuk mencegah makin bertambahnya kasus penderita positif Covid 19. Kalau tidak, angka pertambahan jumlah kasus positif baru sulit dibendung.
Fakta baru menunjukkan, hingga Minggu Malam (3/5), tercatat ada 18 kasus baru di Nusa Tenggara Barat. Sehingga total penderita positif Covid 19 telah mencapai 268 orang dengan rincian 43 orang sembuh, 5 meninggal dunia, serta 250 orang masih positif dan dalam keadaan baik.
“Hari ini telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB, Laboratorium RS Unram dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark sebanyak 131 sampel swab dengan hasil 106 sampel negatif, 7 sampel positif ulangan, dan 18 sampel kasus baru positif Covid-19,” kata Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam keterangan pers Minggu malam.
Berikut daftar 18 kasus baru positif Covid-19 di NTB : 1. Pasien nomor 251, MH, laki-laki, usia 10 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 89 dan nomor 161. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.
2. Pasien nomor 252 ,an. Tn. RW, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulsel. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik.
3. Pasien nomor 253, an. Tn. LS, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik.
4. Pasien nomor 254, an. Tn. F, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik.
5. Pasien nomor 255, M, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 120. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.
6. Pasien nomor 256, IH, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 86. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik.
7. Pasien nomor 257, AA, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk Desa Barebali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.
8. Pasien nomor 258, AM, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 54. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik.
9. Pasien nomor 259, MS, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Krama Jaya, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.
10. Pasien nomor 260, S, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Krama Jaya, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.
11. Pasien nomor 261, IN, perempuan, usia 68 tahun, penduduk Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 173. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik.
12. Pasien nomor 262, AF, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa Barat dengan kondisi baik.
13. Pasien nomor 263, AA, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Desa Tatede, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Magetan Jawa Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik.
14. Pasien nomor 264, AH, perempuan, usia 9 tahun, penduduk Desa Labu Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 144. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik.
15. Pasien nomor 265, N, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Labu Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 144. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Sumbawa dengan kondisi baik.
16. Pasien nomor 266, RE, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Pasien datang ke rumah sakit dengan penyakit penyerta anemia, hipertiroid, dan pneumonia. Meninggal dunia di RSUD HL Manambai Abdul Kadir Sumbawa tanggal 28 April 2020.
17. Pasien nomor 267, S, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang yang pernah bepergian ke Gowa. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.
18. Pasien nomor 268, I, laki-laki, usia 82 tahun, penduduk Desa Sangia, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.
Menurut Sekda NTB, selain ada kasus positif baru, hari ini juga terdapat 7 orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif.
Tujuh pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 adalah : 1. Pasien nomor 11, N, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
2. Pasien nomor 77, I, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
3. Pasien nomor 78, AH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bonto Kape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
4. Pasien nomor 79, IJ, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
5. Pasien nomor 80, IA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
6. Pasien nomor 83, S, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
7. Pasien nomor 169, M, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Terkait pencegahan Covid-19, Sekda Gita Ariadi mengingatkan Pembatasan Sosial Berbasis Lingkungan (PSBL) yang sudah diterapkan di Kota Mataram dan Pembatasan Sosial Berbasis Desa/Dusun (PSBD) yang sudah diterapkan di kabupaten lainnya harus terus diintensifkan pelaksanaannya.
Masyarakat sebagai garda terdepan perang melawan wabah ini harus kompak dan bersatu untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat.
“Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah ini. Masalah Covid-19,” tandas Sekda NTB. (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM – Salah satu tempat yang unik di Negara Turki adalah
Kawasan Rumah Batu Uchisar Cappadocia yang berasa di Desa Uchisar, Nevsehir dan
Goreme.
Selama ribuan tahun, orang-orang di
Cappadocia, Turki, telah benar-benar menghuni ‘cerobong peri’ yang muncul di seluruh
wilayah. Menara alami ini terbuat dari tuf lembut, dibentuk dari abu vulkanik
yang mengeras. Batu itu cukup lunak sehingga penduduk
setempat menggali gua
yang tak terhitung jumlahnya.
Hingga hari ini, penduduk Cappadocia menggunakan gua-gua ini sebagai rumah tinggal, gereja, bahkan seluruh komunitas bawah tanah sebagai tempat berlindung dari serangan musuh.
Tempat ini menjadi salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Turki. (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Wakil rakyat di Senayan asal NTB, Johan Rosihan bersama rekan-rekannya di Komisi IV DPR RI mempersoalkan tingginya anggaran untuk pengadaan ayam lokal dan babi dalam pos pengembangan unggas lokal dan aneka ternak Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Politisi PKS Dapil NTB ini melalui status terbaru di akun Facebooknya, Minggu (3/5).
Disebutkan, dalam RDP secara virtual bersama Eselon I Kementerian Pertanian, Johan Rosihan dan rekannya di Komisi IV DPR RI mempertanyakan anggaran pengadaan ayam lokal dalam pos pengembangan unggas lokal dan aneka ternak oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Menurut persentasi laporan refocusing anggaran APBN 2020, Kementerian mengalokasikan dana sekitar Rp 26,2 miliar untuk pengadaan 35 ribu ekor ayam. Kalau dihitung baik-baik, artinya rata-rata satu ekor ayam itu jatuhnya Rp 770 ribu. “Kami menilai anggaran sebesar itu terlampau tinggi,”ulasnya.
Johan menjelaskan, tak hanya untuk pengadaan ayam lokal, Ketua Komisi juga mempertanyakan anggaran pengadaan babi yang mencapai Rp 5,03 miliar untuk 550 ekor. “Dari total pengadaan babi ini, tiap-tiap ekor seumpama dihitung nilainya mencapai Rp 9 juta,”sebutnya.
Adapun Dirjen Kementerian Peternakan dan kesehatan hewan kemudian berjanji untuk melakukan penyisiran ulang. “Kita tentu tidak ingin ada akal-akalan soal data, kemudian menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan keadaan,”tegasnya.
Bagi Johan, berulang kali dirinya menyampaikan bahwa sangat penting untuk mengawal setiap bantuan dari pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 ini. “Kita tidak ingin situasi krisis malah menjadi lahan bagi segelintir orang untuk mengambil keuntungan,”tandasnya. (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM,Mataram- Sepertinya para orang tua mulai lebih waspada dan berhati-hati, tak menganggap sepele soal Virus Korona. Setidaknya, kejadian di Kota Mataram membuktikan bahwa Covid 19 tak pandang usia. Tidak saja menyerang orang dewasa, tetapi juga remaja, anak-anak hingga balita.
Data terbaru yang dirilis Gugus Tugas Penanganan Covid 19 NTB menyebutkan bahwa seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan dan anak perempuan usia 6 tahun harus menanggung risiko terkonfirmasi positif Korona.
Menurut Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi NTB menyebutkan, hingga Sabtu (2/5) malam, NTB mencatat penambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga total menjadi 250 orang.
“Telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB dan Laboratorium Genetik Sumbawa Technopark sebanyak 148 sampel swab dengan hasil 119 sampel negatif, 9 sampel positif ulangan, dan 17 sampel kasus baru positif COVID-19,” katanya.
Berikut 17 kasus baru positif COVID-19 di NTB :
Pasien nomor 234, MB, laki-laki, usia 3 bulan, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 235, ZZM, perempuan, usia 6 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 106 dan nomor 181. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 236, D, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 237, N, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 147 dan nomor 162. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 238, DAK, laki-laki, usia 15 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.
Pasien nomor 239, NA, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.
Pasien nomor 240, DR, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.
Pasien nomor 241, R, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuhan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 73. Saat ini menjalani karantina dengan kondisi baik.
Pasien nomor 242, RM, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 243, ATA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 244, M, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 nomor 171. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.
Pasien nomor 245, A, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Kandai I, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulsel. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Pasien nomor 246, A, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Desa Nusa Jaya, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Pasien nomor 247, J, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Pasien nomor 248, M, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Keramat, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Pasien nomor 249, H, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Nowa, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Pasien nomor 250, M, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Matua, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik.
Selain ada kasus baru, hari ini juga terdapat 4 orang yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Mereka adalah :
Pasien nomor 23, MP, perempuan, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Pasien nomor 103, RM, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Pasien nomor 106, MZ, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Pasien nomor 227, I, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Plembak, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Menurut Sekda NTB, dengan adanya tambahan 17 kasus baru terkonfirmasi positif, 4 tambahan sembuh dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di Provinsi NTB sampai hari ini Sabtu (2/5/2020) sebanyak 250 orang.
“Dari jumlah kasus 250 orang itu, 36 orang di antaranya sudah sembuh, 4 meninggal dunia, serta 210 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” katanya.
Berdasarkan tren perkembangan kasus COVID-19, terlihat bahwa kasus positif terbanyak terjadi di Kota Mataram, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Lombok Barat.
Dari hasil pemantauan, selain kasus baru dari klaster-klaster yang sudah dipetakan serta status di beberapa daerah sudah terjadi tansmisi lokal, maka perkembangan peningkatan ini juga terjadi karena masyarakat sebagai garda terdepan belum semuanya kompak dan bersatu untuk disiplin memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Kerumunan masyarakat masih terpantau di beberapa tempat, seperti pasar tradisional, di beberapa ruas jalan dan tempat ibadah,” kata Gita Ariadi.
Karena itu, perlu adanya penertiban oleh pemerintah daerah setempat berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri serta unsur keamanan terkait lainnya.
“Kerja sama pemerintah bersama masyarakat menjadi faktor paling penting untuk memutus mata rantai wabah ini. COVID-19 hanya bisa dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari kita semua,” pungkas Sekda NTB. (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM –
Siapa tak kenal pasangan suami isteri Arie Untung dan Fenita? Nama keduanya tak jauh-jauh dari glamornya
kehidupan selebriti tanah air. Mereka kerapkali tampil mengisi berbagai acara
di stasiun TV, dan seabreg kesibukan lainnya sebagai MC kondang alias pembawa
acara dan penyiar radio.
Tapi yang bikin heboh, tentu saja karena perubahan drastis
keduanya yang sekarang jauh dari kehidupan glamor. Mereka kini tampil lebih
agamis, sebagai pria muslim dan wanita muslimah.
Fenita Arie mengaku bahwa perubahan yang dialami sekarang, bukanlah sesuatu yang mudah. Diapun kerapkali ribut dengan sang suami yang selalu menegurnya untuk bisa menjadi isteri yang sholehah. Salah satunya adalah keinginan sang suami agar Fenita mau mengenakan Hijab. Fenita bukanlah sosok wanita yang gampang merubah gaya hidupnya termasuk pilihan berhijab. Bahkan dia mengaku kerap memarahi sang suami. “Dia (Arie Untung) ngomongin soal agama terus tuh. Aku marah ‘kesambet nih aku mikirnya gitu dia (Arie) gimana ya,” kata Fenita Arie dalam wawancara eksklusif tayangan YouTube The Sungkar Family berjudul ‘Cerita Fenita Arie Operasi Plastik’ baru-baru ini.
Kendati demikian, tak membuat Arie Untung berhenti
mengingatkan istrinya untuk berhijab. Tak bosan-bosannya Arie Untung
melontarkan keinginannya agar memiliki pendamping hidup yang mau menutup aurat.
“Dia terus bilang ke aku kayak ‘aduh aku pengen banget
punya istri berhijab. Punya istri yang menutup auratnya’ segala macem,”
katanya.
Arie Untung kerap mengomentari
pakaian Fenita Arie yang saat itu kerap terbuka. Bahkan ia protes dengan
pakaian yang dikenakan Fenita Arie saat menjadi host sebuah tayangan
infotaiment.
“Setiap aku syuting yang dia
nomor satu dia nanya ‘kamu bajunya gimana’. Terus kalau dia nonton
‘Astaghfirullah nggak ada baju yang lain apa, kamu nggak bisa bilang sama orang
wardrobe kamu apa’, pokoknya segala macam,” imbuhnya.
Kesal, begitu yang dirasakan Fenita Arie, karena hampir
setiap hari pakaian yang dikenakannya dikritik oleh Arie Untung.
“Kesal banget kan, loe tahu kerjaan gue dan selama ini
nggak ada apa-apa. Dan dia tuh yang bantu aku casting, yang nemanin casting
ke mana-mana dia juga. Pas sekarang aku sudah dapatin pekerjaan aku, tiba tiba
dia kayak complain,” beber Fenita.
Sampai akhirnya hati Fenita Arie mulai tersentuh dengan ajakan
suaminya dan memantapkan diri untuk mengenakan hijab.
“Akhirnya aku nemuin kalau kita berhijab itu malah dimuliain sebagai wanita, lebih dihormati lagi, terus kaya nutupin aib-aib kita semuanya,” akunya bangga. Selamat ya! (MRC-04/dari berbagai sumber)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Menteri Sosial RI Juliari Peter Batubara M.B.A mengajak semua pilar Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) untuk bergerak bersama, bergotong royong dan mengedukasi masyarakat untuk mencegah penularan Covid 19.
“Mari kita fokus dan terus mensosialisasikan program untuk masyarakat terdampak pandemi covid-19 ini,” ajak mensos pada rakor vitual yang diikuti berbagai komponen sosial dari seluruh Indonesia, Jum’at (1/5).
Pada rakor Virtual yang diikuti Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (LKKS NTB), Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.,M.Sc di dampingi Kadis Sosial, Dra. T. Wismaningsih Drajadiah dan Kadis Kominfotik I Gede Putu Aryadi, S.Sos., MH tersebut, ia mengakui bahwa banyak sekali keluhan masyarakat yang beredar di media sosial tentang program dan bantuan yang disalurkan pemerintah.
” Ada keluhan yang belum menerima bantuan sosial Pandemi Covid-19, juga keluhan terkait Bantuan yang tidak tepat sasaran,” tegasnya. Karena itu, tugas kita saat ini terus memberikan edukasi kepada masyarat dan juga diberikan informasi yang benar dan up to date tentang proses dan mekanisme bantuan ini.
“Di era ini gampang menviralkan persoalan, tanpa mengecek kebenaran berita, foto atau video, maka sosialisasikan terus tupoksi dan pemahaman kepada masyarakat kita,” ajak politisi PDI-P ini.
Juliari Peter Batubara M.B.A juga meminta kerjasama seluruh komponen di daerah. Agar penerima yang sudah dapat bantuan tidak diberikan lagi. Karena program ini ada di daerah juga. Ia mengajak masyarakat
gotong royong menyelesaikan persoalan yang menjadi bencana nasional ini.
Ketua LKKS NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.,M.Sc mengatakan tindak lanjut penguatan LKKS, NTB memiliki program rutin setiap bulan Ramadhan yaitu program Bulan Peduli Sosial Ramadhan.
Program tahun ini membagikan bantuan sosial, paket sembako untuk anak yatim piatu, lansia dan anak yang ditinggal orang tuanya dikarantina digedung PKK NTB.
“Pembagian paket sembako ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol menghindari pandemi Covid-19,” kata Isteri Gubernur NTB.
LKKS NTB mendukung penuh langkah pemerintah dalam merealisasikan program sosial. Ditengah kondisi pandemi Covid-19, menurutnya masyarakat harus terus diberikan edukasi tentang program bantuan sosial masyarakat.
Rakor Virtual ini diikuti olehTenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Forum CSR Kesejahteraan Sosial sebagai Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) se Indonesia.
Peserta vicon Ada 250 peserta. Pilar-pilar PSKS tercatat antara lain PSM sebanyak 60.258 , TKSK 7.201, Karang Taruna 83.931, Forum CSRA 34 forum. (MRC-007)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Menjadi konten kreator di media
sosial seperti Youtube akhir-akhir ini makin digandrungi banyak orang. Cukup
bikin video yang unik dan sejenisnya, kemudian diunggah dan ditonton banyak
orang. Maka youtuber akan menerima hasil yang sangat menggiurkan. Nilainya
fantastis dari jutaan hingga miliaran sebulan.
Namun sepertinya, nasib beruntung tak selamanya diterima
baik oleh Youtuber sebagaimana dialami konten kreator Lombok Mirah yang sudah mempunyai
tidak kurang dari 11.800 pelanggan hingga 1 Mei 2020. Apa gerangan dengan
Youtuber asal Lombok ini?
Selidik punya selidik, ternyata salah satu karya mereka berupa video musik instrumen telah menjadi korban pembajakan youtuber tak bertanggungjawab.”Ya karya kami dibajak perompak online,”sebut Muhammad Shafwan, sang kreator akun Lombok Mirah.
Diapun menuturkan pengalaman pahitnya melalui media sosial
Facebook.
Menurut Shafwan, harusnya, dengan jumlah penonton yang mencapai hampir 1 juta orang. Dirinya selaku pemilik karya musik tersebut tinggal menerima hasil dari pihak Youtube. Sayangnya, impian dan harapan itu sirna. Karyanya sudah diambil alih dan dibajak oknum perompak online dengan mengunggah lagi video yang sama dan didaftarkan pada situs tunecore.”Saya dapat teguran dari pihak youtube karena dianggap menggunakan karya orang lain yang didaftarkan di tunecore. Padahal itu karya kami,”sesalnya.
Shafwan lantas menuturkan panjang lebar kronologis kejadian
yang menimpanya. “Kami ingin ceritakan betapa kejamnya dunia Peryutuban. Khilaf
sedikit duit yang siap masuk rekening raib begitu saja karena ulah pencuri
konten yang merampas hak karya anda dengan mendaftarkannya di situs tunecore
sebagai miliknya. Jika demikian, maka karya anda beralih menjadi miliknya dan
anda tidak bisa berbuat apa-apa dan menghasilkan apa apa lagi. Parahnya jika
anda main main untuk mengaploadnya atau meskipun anda sudah lebih dulu
mengaploadnya maka siap siap saja anda akan kena pinalti karena mengapload
karya orang lain (padahal itu adalah karya anda),”tulisnya.
Disebutkan, pada 17 September 2019 lalu, pihaknya mengunggah video instrument musik dengan judul Dj Jaipong Full Melody Asli Paling Santuyyy ! dan menyebutkan alamat linknya.
Dalam link video berdurasi 4.02 menit tersebut, hanya muncul visual bertuliskan JFA (Junior Farouk Adhir). Farouk Adhir sendiri dikenal sebagai salah satu komposer lagu Sasak yang cukup terkenal di Pulau Lombok. “Alhamduillah, sampai saat kami memeriksa terakhir jumlah pengunjungnya 953,334 views, hampir satu juta. Menurut hitungan kami besok atau lusa video tersebut akan mencapai satu juta karena angkanya terus melesat. Untuk diketahui video instrument tersebut hasil karya kami,”ulasnya.
Namun sayang kata Shafwan, pihaknya mendapat teguran dari pihak youtube karena menggunakan karya orang lain yang telah didaftarkan di tunecore. “Guna menghindari bermasalah dengan pihak youtube, akirnya kami matikan audio. Kami berharap ada kawan-kawan yang bisa membantu menegur akun yutube,”sesalnya sambil menunjukkan link yang disebut-sebut sebagai perompak online.
MATARAMRADIO.COM mencoba mengakses link yang dimaksud dan menemukan ada akun bernama Gli Gli Mangat Remix yang mempunyai sekitar 32.500 pelanggan. Dalam video musik yang diunggahnya, Gli Gli Mangat Remix memberi judul Roji Lagi Santuy. Ada juga keterangan di bawah link video yang menyebutkan bahwa video tersebut disedikan untuk Youtube oleh Tunecore. Joget Jaipong Roji Lagi Santuy Gudang Remix Indonesia dan dirilis pada 15 April 2019 oleh Youtube dalam kategori musik secara otomatis (auto generated).
Atas nasib naas yang dialaminya, Shafwan selaku Pengelola Akun Lombok Mirah mengharapkan para pihak khususnya Youtuber Lombok dan teman seprofesi untuk melaporkan perbuatan tidak etis dan tak menyenangkan oleh oknum perompak online ke pihak Youtube guna diberikan diskualifikasi. “Mengumpulkan penonton 900 ribu itu tidak gampang,”ketusnya.
Sebenarnya kasus serupa juga pernah dialami oleh banyak musisi Lombok terkait pembajakan karya lagu Sasak di dunia maya. Perusahaan rekaman lagu Sasak, Miru Production bahkan pernah menggugat perusahaan rekaman asal Malaysia, karena menggunakan karya-karya mereka di youtube tanpa izin. Salah satunya adalah videoklip Lagu Pengantin Burung (Gagal Jadi Penganten,red) yang dinyanyikan Erni Ayuningsih.”Kami menggugat. Ada mediasi dan mereka minta maaf dan siap bekerjasama. Selesai,”kata Yudhi Buster, Marketing Manager Miru Management.
Yudhi menyebutkan, produktivitas para pencipta lagu dan produser lagu
Sasak tetap tinggi walaupun sempat menuai masalah terkait pembajakan
lagu oleh oknum tidak bertanggung jawab, mulai pengusaha TV kabel lokal
yang menyiarkan lagu produksi mereka tanpa mengantongi izin hak siar,
termasuk juga oleh calo luar negeri yang nekat menjual master rekaman
lagu Sasak ke pengusaha musik dari negeri Jiran Malaysia.
Terkait kasus pembajakan karya cipta lagu Sasak, pihak APRL bahkan
menggelandang pelakunya ke pengadilan atas tuduhan pelanggaran hak
cipta.
“Lebih dari 12 kasus karya cipta yang kami meja hijaukan berkaitan
dengan pembajakan lagu Sasak dan pemutaran tanpa izin di TV Kabel,
sekarang sudah tidak ada lagi,” jelasnya.
Adapun kasus pembajakan lagu Sasak oleh Insictech Musicland, perusahaan musik asal Malaysia, pihaknya juga telah melayangkan somasi dan bahkan gugatan kepada perusahaan tersebut atas kasus penyiaran dan pengedaran lagu Sasak untuk tujuan komersial tanpa izin.
”Kami memenangkan beberapa gugatan hak cipta dengan perusahaan ini
(Insictech Musicland, red) berkaitan dengan konten youtube. Salah satu
lagu yang kami menangkan adalah Penganten Burung (Gagal Jadi Pengantin,
red),” kataYudhi Buster.
Menurut keterangan pihak Insictech Musicland, kata Yudhie, mereka membeli master lagu Penganten Burung dari calo lokal, bukan dibeli pada pemilik hak cipta yakni Berlian Production.
Pasca kasus tersebut, pihak Berlian Production dengan Insictech Musicland akhirnya bersepakat menjalin kerja sama untuk penyiaran lagu Sasak produksi Berlian Production yang telah memproduksi tidak kurang dari 200 album lagu Sasak berbagai genre dan versi.
Peredaran lagu Sasak di Malaysia tergolong sangat laris bak kacang
goreng. Hal ini bisa dimaklumi mengingat jumlah warga Lombok yang
berdomisili di negara itu mencapai puluhan ribu orang.
“Sekitar 60 000 lebih TKI/TKW kita adalah pasar produktif di luar negeri. Tentu saudara kita asal Lombok,” sebut Yudhi lagi.
Namun, nasib baik tidak semua dialami produser lagu Sasak. Salah satunya adalah Udayana Band Production AikDewa Pringgasela Lombok Timur yang album lagunya juga dibajak Insictech Musicland 10 tahun silam.
”Mereka produksi dalam jumlah besar, bahkan telah mendapat lisensi dari negara mereka.Padahal itu karya kami tanpa pernah minta izin untuk diperbanyak dan disebarluaskan secara komersial,” kata Sosiawan Putra, seniman sekaligus produser Udayana Band.(MRC-01)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Koordinator Wilayah Kordinasi dan Supervisi Pencegahan (Korsupgah) KPK RI, Adlinsyah M Nasution mengungkapkan capaian kinerja program pencegahan korupsi di NTB masih berada di atas rata-rata nasional, dengan angka mencapai 77 persen.
Jika dilihat dari urutan nasional maka Provinsi NTB berada pada posisi ke-12 dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Akumulasi capaian Program pencegahan korupsi menurutnya, dilakukan meliputi 8 area intervensi hingga 09 Januari 2020 lalu.
Dengan rincian area intervensi meliputi, pertama,
perencanaan dan penganggaraan APBD 84 persen. Kedua, pengadaan barang dan jasa
69 persen. Ketiga, pelayanan terpadu satu pintu 78 persen. Keempat, kapabilitas
Apip 61 persen. Kelima, manajemen ASN 72 persen. Keenam, optimalisasi
pendapatan daerah 93 persen. Ketujuh, manajemen aset daerah 90 persen dan
terakhir tata kelolah dana desa 71 persen.”Alhamdulillah NTB masih berada
di rata-rata nasional dengan nilai mencapai 77 persen,” jelasnya.
Disebutkan Ardlinsyah, sementara upaya pencegahan korupsi di
NTB akan lebih difokuskan pada tiga program utama yaitu pertama, perbaikan tata
kelola pemerintahan. Kedua, penyelamatan keuangan dan aset daerah. Ketiga,
program Tematik.
“Untuk program Tematik, kita akan lebih fokus melakukan
monitoring pada penanganan Covid-19 terutama untuk realokasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa serta pendataan dan penyaluran bantuan,”
ungkapnya pada rapat Sosialisasi Program Korsupgah tahun 2020 bersama Gubernur
NTB, Dr. Zulkieflimansyah dengan bupati walikota se-NTB melalu Video Conference
Kamis (30/04).
Fokus ini, lanjutnya, diperkuat dengan surat edaran KPK
Nomor 02 Tahun 2020 tanggal 2 April tentang pengguanaan anggaran pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dalam rangka percepat penanganan Covid-19.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah melihat upaya yang dilakukan oleh KPK sudah begitu luar biasa. Karena tindakan lebih mengedepankan pada tindak pencegahan korupsi. Oleh karena itu, menurut Dr. Zul sapaan akrabnya, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota se-NTB dalam menjalankan program sangat membutuhkan pembinaan yang terus menerus yang dilakukan oleh KPK.”Sehingga NTB ini bisa terbebas dari tindakan-tindakan korupsi. Dan mudah-mudahan NTB menjadi daerah yang lebih baik ke depannya,” harap gubernur. (MRC-007)
MATARAMRADIO.COM, Mataram – Sebagai salah satu tujuan wisata
halal terbaik di Indonesia bahkan dunia, NTB harus tetap melestarikan budaya
berdimensi religius termasuk tradisi islami yang dicerminkan dalam kegiatan
Pesona Khazanah Ramadhan.
Meski tengah menghadapi pandemik Covid-19, pesona dan keramah tamahan kita sebagai warga NTB harus tetap kita lestarikan.”Mudah-mudahan setelah wabah ini berlalu, wisata NTB tetap menjadi primadona wisatawan mancanegara,” ujar Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc melaui Asisten I Setda Provinsi NTB, Baiq Eva Nurcahyaningsih, M.Si, saat membuka acara Pesona Khazanah Ramadhan tahun 2020, di Balroom Islamic Center, Mataram, Kamis (30/4).
Menurutnya, sebagai salah satu tujuan wisata halal terbaik
di Indonesia bahkan dunia, NTB harus tetap melestarikan budaya berdimensi
religius termasuk tradisi islami yang dicerminkan dalam kegiatan Pesona
Khazanah Ramadhan.
Event ini, katanya, bukan hanya cara mengisi
kegiatan di bulan Ramadhan, tapi juga media dalam mempromosikan ragam destinasi
yang begitu indah. “Banyak pihak
mengakui bahwa keindahan NTB bak surga tersembunyi di bumi,” ujarnya.
Disaksikan oleh Dinas Pariwisata dan pelaku pariwisata se-NTB, mantan Kadis Perindustrian NTB ini mengingatkan agar ditengah merebaknya pandemic covid-19, semua pihak bahu-membahu dan bersinergi, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan cara mengikuti himbauan pemerintah dan ulama. “Mari kita ikuti tata cara dan prosedur protocol pencegahan covid-19, dengan tetap dirumah, menjaga jarak, memakai masker ketika keluar rumah dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian tetap menjaga pola hidup bersih dan menjaga ketahanan imun tubuh, ”ajak Asisten. (MRC-007)