Beranda blog Halaman 415

Ini Dia 21 Pusat Belanja Yang Ditutup Sementara di Mataram

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Walikota Mataram H Akhyar Abduh bergerak cepat menindaklanjuti Surat edaran Gubernur NTB perihal penutupan sementara pusat perbelanjaan dan toko pakaian dalam rangka pencegahan Covid 19.

Buktinya, Walikota langsung mengeluarkan surat edaran bernomor 510/717/DAG/V/2020 tertanggal 20 Mei 2020 yang ditujukan kepada seluruh Pengelola Pusat Perbelanjaan dan toko Pakaian di Kota Mataram terhitung Rabu (20/5).

Adapun Pusat perbelanjaan yang ditutup sementara tersebut meliputi 9 mall dan super market serta 13 toko pakaian.

Mall dan Supermarket yang ditutup operasinya antara lain Lombok Episentrum Mall, Mataram Mall, Transmart, Ruby Supermarket, Niaga Supermarket, Lotte Grosir, MGM, Hipermart dan Giant.

Sedangkan toko Pakaian yang ditutup antara lain Ruby, MGM, Galery Fashion, Roxxi, Apollo, Sukses, Niaga, Bandung Collection, Boxy, Giggle Box, My Style, Airlangga Fashion dan Herron.

Pusat belanja alfaMart dan Indomart tidak masuk daftar toko yang ditutup sementara Pemerintah Kota Mataram dalam upaya mencegah penularan Covid 19 I Foto: Antara

Dalam penjelasannya, Walikota menyebutkan bahwa sesuai hasil evaluasi tim operasi gabungan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Mataram bersama aparat TNI Polri dalam dua hari terakhir, ternyata Pemerintah Kota menilai para pengelola pusat perbelanjaan dan toko pakaian belum mampu menerapkan secara  protokol kesehatan Covid 19 yang telah ditentukan. Padahal para pihak telah menyatakan kesanggupan terkait aspek physical distancing atau jaga jarak aman secara maksimal.”Maka diminta operasional usaha saudara untuk ditutup sementara sejak diterimanya surat ini,”tegas Walikota dalam surat resminya.

Untuk memastikan dipatuhinya edaran walikota tersebut, maka Pemerintah Kota akan  secara rutin melakukan patroli dan memberi sanksi tegas berupa penutupan paksa apabila pengelola pusat perbelanjaan dan  toko pakaian tidak mengindahkan instruksi Walikota terkait.

Salah seorang pemilik toko Pakaian yang minta namanya dirahasiakan mengaku kecewa dengan keputusan Pemerintah Kota Mataram tersebut karena merasa pihaknya sudah melakukan semua standar yang ditetapkan.”Kesannya tebang pilih, kenapa nggak semua minimart juga ditutup seperti Alfa dan Indomart. Beda kami apa,”sesalnya. (Editor MRC)

Tahun ini, Lebaran Topat Ditiadakan

MATARAMRADIO.COM, Mataram –  Ritual Lebaran topat tahun ini tidak bisa lagi dirayakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Menyusul terbitnya Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 003.02-504 Tahun 2020 tertanggal 19 Mei 2020.

Dalam SK Gubernur tentang penetapan pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah di tengah pandemi wabah Covid 19 tersebut diatur beberapa hal. Salah satunya adalah ditiadakannya ritual perayaan Lebaran Topat yang sudah menjadi tradisi masyararakat Lombok khususnya Kota Mataram dan Lombok Barat, seminggu setelah perayaan  Hari Raya idul Fitri.

Disebutkan, bahwa dalam rangka menekan dan memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease (Covid) 19 di wilayah Nusa Tenggara Barat dalam jumlah kasus yang semakin meningkat, perlu dilakukan langkah-langkah bersama dari setiap warga masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk mengurangi potensi penularan antar orang.

Sehubungan  tersebut, Gubernur Nusa Tenggara Barat menginstruksikan beberapa hal penting terkait pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 141 Hijriyah  antara lain; Pertama, pengumpulan zakat fitrah dan atau ZIS )Zakat Infaq Shadaqah) diusahakan menghindari kontak fisik secara langsung, dan bisa dilakukan dengan layanan jemput zakat dan transfer layanan perbankan.

Kedua; Penyaluran zakat fitrah dan atau Zakat Infaq Shadaqah yang ada di masjid, musholla, dan tempat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat, dapat diberikan secara langsung kepada Mustahik dengan tetap mengikuti protocol kesehatan.

Ketiga;  Dalam situasi pandemic Covid 19, takbir dilakukan melalui media televise, radio, media sosial dan media digital lainnya. Takbir dapat dilakukan di masjid hanya oleh takmir  masjid.

Keempat;  Shalat Idul Fitri dilakukan di rumah masing-masing, silaturahmi atau halal bihalal dapat dilakukan melalui media sosial dan video call atau conference.

Kelima; Perayaan Lebaran Topat dengan keramaian  yang lazim dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri ditiadakan.

Keenam; sesuai dengan protokol kesehatan, seluruh mall dan pusat perbelanjaan dan took-toko pakaian untuk sementara ditutup sejak hari ini, 20 Mei 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Selain itu, Gubernur juga mengajak semua jajaran mulai aparat keamanan terkait, TNI Polri, PolPP, Camat, Lurah, Kepala Desa, Kepala Lingkungan, RT, RW agar melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan di lingkungan masing-masing untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan penertiban sesuai Surat Keputusan Gubernur tersebut. (Editor MRC)

Gubernur NTB: Shalat Idul Fitri di Rumah Saja!

 MATARAMRADIO.COM, Mataram –  Setelah menerima masukan dari berbagai pihak, Gubernur NTB DR H Zulkieflimansyah akhirnya memutuskan untuk mencabut Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Diperbolehkannya melaksanakan Shalat Idul Fitri di daerah-daerah yang dinyatakan terkendali dan bebas penularan Penyakit Virus Korona atau Covid 19.

Keputusan mencabut SKB tersebut dilakukan Gubernur pada Rakor tentang Pelaksanaan Shalat Idul Fitri bersama Wakil Gubernur dan jajaran Forkopimda di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Selasa (19/5).

Sebelumnya, Gubernur menerima hasil Laporan Tim Ahli dari Gabungan Profesi Kesehatan se NTB yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan menyatakan bahwa NTB masih dalam masa penularan Covid19 dan belum dinyatakan sebagai daerah terkendali penyebarannya apalagi bebas Covid19.

Gubernur NTB DR H Zulkieflimansyah bersama Wagub DR Hj Siti Rohmi Jalilah memimpin rapat Koordinasi Persiapan Idul Fitri 1441 H di RRU Kantor Gubernur, Selasa (19/5) I Foto: Humas NTB

Oleh karenanya, setelah mendengar masukan Tim Ahli Kesehatan, Ketua DPRD NTB, Kapolda, Kabinda, Danrem, Ketua MUI dan Kementerian Agama Kanwil NTB, Gubernur NTB mengeluarkan keputusan baru dan menyesuaikan dengan kondisi terkini penanganan Covid19. “Kami mengimbau dengan sangat kepada masyarakat NTB untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah saja. Begitu pula, kami minta mall, toko pakaian dan pusat keramaian lainnya untuk secepatnya ditutup,” kata Gubernur NTB sebagaimana dilansir dari siaran pers Humas Pemprov NTB.

Menurutnya, Covid-19 telah melahirkan kendala dan membatasi banyak aktivitas. Maka dari itu perlu adanya keseriusan segala pihak untuk tak membiarkan keramaian di pusat perbelanjaan dan pusat keramaian lainnya.

Sebelumnya ranah media sosial dihebohkan dengan polemik seputar ramainya pusat perbelanjaan  di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat terutama di Kota Mataram. Pembukaan Episentrum Mall yang ramai dipadati pengunjung untuk berbelanja keperluan lebaran, justru menuai kritikan karena banyaknya pengunjung yang tak mematuhi anjuran pemerintah seputar protocol kesehatan.”Aneh, Mall dibuka, orang nggak pake masker banyak, berjubel, kok dibiarkan. Sementara masjid ditutup, apa-apaan ini, terserah deh,”keluh Junaidi, warga Kota Mataram yang mempertanyakan tidak kompaknya Pemerintah menjalankan aturan penanganan Covid 19. (Editor MRC)

Pandemi Korona, Bang Zul Apresiasi Banyaknya Jenis Bantuan Pusat Untuk NTB

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah memberi apresiasi kepada Pemerintah Pusat atas program bantuan untuk warga NTB yang terdampak Pandemi Global Covid 19. Apresiasi tersebut diiungkapkan langsung di akun facebooknya, kemarin.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Bang Zul, kita patut berterima kasih kepada Pemerintah pusat yang memberikan banyak sekali perhatian dan bantuan pada kita semua di masa pandemi corona. “Mestinya kalau kita semua disiplin dan memang tak ada yg ingin dapat bantuan lebih mestinya semua masyarakat yang membutuhkan akan mendapat bantuan,”tulis Gubernur.
Disebutkan, dari Pemerintah Pusat sudah ada Program Keluarga Harapan (PKH). Yang tidak masuk dalam PKH maka ada Bantuan Sosial Pangan berupa Sembako (BPNT). “Kalau BPNT dan PKH nggak dapat juga maka ada Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Departemen Sosial. Kalau semua Bantuan dari Pusat nggak masuk maka ada JPS Gemilang dari Provinsi. Kalau masih nggak masuk juga ada bantuan JPS dari Kab/Kota. Kalau nggak masuk juga ada JPS dari desa,”ulasnya seraya berharap mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik antara Dinas sosial dan Kepala-kepala desa, data-data bisa diperbaiki dan perbaharui sehingga memungkinkan semuanya berjalan sesuai harapan. Semoga! (EditorMRC)

Korona Terkendali di Lombok Timur, Masjid Akan Dibuka Kembali

MATARAMRADIO.COM, Selong – Sebuah surat edaran beredar luas di lini masa perihal akan dibukanya kembali masjid sebagai tempat kegiatan keagamaan di Lombok Timur.

Surat edaran itu dikeluarkan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur dengan nomor surat  77/Kk.18.03/Kp.01/05/2020 tertanggal 25 Ramadhan 1441 H bertepatan dengan 18 Mei 2020 yang ditujukan kepada Penyuluh Agama dan Penghulu .

Surat edaran yang ditandatangani langsung Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur H Azharuddin menyebutkan bahwa berdasarkan hasil rapat Bupati Lombok Timur dengan segenap instansi terkait dan Majelis Ulama Lombok Timur pada tanggal 18 Mei 2020 tentang penanganan Corona Virus Desease 19 (Covid 19), dengan  memperhatikan kasus penyebaran Corona Virus Desease 19 (Covid 19) di Kabupaten Lombok Timur yang semakin terkendali dan membaik, maka diputuskan dalam rapat tersebut mulai Hari Jumat tanggal 22 Mei 2020, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur akan melakukan Uji Coba Membuka Kembali Masjid Kabupaten, Masjid Kecamatan dan Masjid Desa untuk digunakan sebagai tempat kegiatan keagamaan, ibadah shalat  Jumat dan Shalat Idul Fitri.”Berkenaan dengan keputusan tersebut, kami instruksikan kepada seluruh Penyuluh Agama dan Penghulu di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur untuk berperan aktif dalam mensosialisasikan kepada masyarakat tentang uji coba pembukaan, pemanfaatan kembali masjid sebagai tempat kegiatan keagamaan/ibadah,”pinta Azharudin.

Adanya surat edaran tersebut, ditanggapi positif para netizen.”Alhamdulillah, semoga tidak ada korona lagi, agar Ummat muslim bisa berjamaah Shalat Hari Raya,”tulis fesbuker, Adell Liya Shafana memberi komentar.

Hal senada diungkapkan Beloyang Aris Munandar, pegiat sosial di Lombok Timur yang menilai Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmi memang beda  dan lain kelas. Dia pun seperti mengikuti dinamika seputar  hasil kesepakatan tentang pelaksanaan uji coba pembukaan masjid sebagai tempat ibadah. Misalnya, uji coba pembukaan masjid hanya untuk penduduk setempat, tidak boleh ada orang luar. Orang yang masih dalam isolasi, baik itu PPTG, OTG, tidak boleh masuk ke masjid, apalagi ODP dan PDP. Kemudian aturan agar semua yang masuk ke masjid harus dicek suhu dengan termogen, bagi yang suhu di atas 37 derajat celcius, tidak boleh masuk dan harus dirapid tes di Puskesmas, semua pengunjung masjid wajib memakai masker dan sajadah sendiri, dan semua masjid yang ditunjuk harus menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.”Bila hasil uji coba ini membuahkan hasil yang baik, baru akan dibuka masjid yang lain dan shalat Idul Fitri dengan memperhatikan Protokol Covid 19 yang ditentukan. Semoga ikhtiar Bapak Bupati mendapatkan barokah Amin,”tulis Aris di akun facebooknya, kemarin. (Editor MRC)

Cair, BST Warga Terdampak Covid 19 di Lombok Timur

MATARAMRADIO.COM, Selong – Warga Lombok Timur penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial sudah bisa bernapas lega, karena dana bantuan tersebut secara bertahap sudah bisa dicairkan sejak Senin (18/5).

Kepala Dinas Sosial Lombok Timur H Ahmad A SKep MM menyebutkan, Bantuan Sosial Tunai (BST) Kementerian Sosial dikeluarkan secara bertahap karena masih ada data yang harus disempurnakan. “Dari kuota 80.235 KK baru keluar 58.876 KK atau sekitar 75 persen, masih ada 25 persen yang kita tunggu dikeluarkan kementrian sosial dan pembayaranya dilakukan oleh PT. POS terdekat”, tulisnya dalam status FB pribadinya, kemarin.

Disebutkan, bagi warga yang belum keluar namanya diharapkan bersabar karena pasti semuanya akan terbayar.”Bila tahap pertama tahap kedua belum terbayarkan, maka nanti pada tahap ketiga akan dilunasi, tiga bulan sekaligus,”terangnya.

Sementara itu, masyarakat yang sudah keluar namanya diharapkan bisa langsung menanyakan  ke RT/kadus di desanya langsung, karena pengumuman tersebut sudah dikeluarkan oleh pihak kantor pos dan akan dibagikan secara bergilir per desa. “Adapun masyakat yang belum keluar namanya, itu hanya masalah di sistem tetapi program itu tetap akan diberikan selama namanya yang sudah terdata di bantuan covid-19 jenis BST tersebut yang di usulkan oleh desa dan diteruskan oleh Dinas Sosial,”imbuh Kadis. (MRC-05)

Salut! 236 Orang Sembuh Dari 374 Pasien Positif Korona di NTB

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Jumlah pasien sembuh dari Covid 19 di Nusa Tenggara barat semakin bertambah. Bahkan melonjak naik signifikan sebanyak 236 orang dari 374 pasien Positif Covid 19.

Tidak mengherankan bila Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nusa Tenggara Barat mengajak masyarakat untuk menjaga tren kesembuhan yang terus meningkat dan semakin menurunnya jumlah kasus Covid-19.“Mari kita terus menjaga tren (meningkatnya) kesembuhan dan penurunan jumlah kasus Covid-19. Masyarakat sebagai garda terdepan tidak boleh lengah. Kita  harus tetap waspada dan disiplin agar wabah ini segera berlalu,” kata Sekretaris Daerah NTB H Lalu Gita Ariadi MSi dalam keterangan pers, Senin malam (18/5).

Gita Ariadi yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 NTB menjelaskan, hingga Senin, 18 Mei 2020, telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB 89 sampel dengan hasil 79 sampel negatif, 7 sampel positif ulangan, dan 3 sampel kasus baru positif Covid-19.

Selain itu, kata dia, ada penambahan 4 pasien sembuh dari Covid-19, dan tidak ada kasus baru kematian. Dengan adanya tambahan 3 kasus baru terkonfirmasi positif, 4 tambahan sembuh baru, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai  hari ini sebanyak 374 orang.“Dari jumlah 374 pasien positif Covid-19 tersebut, 236 orang di antaranya sudah sembuh, 7  meninggal dunia, serta 131 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” katanya.

Berikut tambahan 3 kasus baru positif Covid-19 tersebut :

1. Pasien nomor 372, HK, laki-laki, usia 7 bulan, penduduk Desa Kateng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah  terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya dengan kondisi baik.

2. Pasien nomor 373, RA, laki-laki, usia 7 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah
terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

3. Pasien nomor 374, AN, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan  daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik.

Sementara, tambahan 4 orang pasien yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, adalah :

1. Pasien nomor 236, D, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

2. Pasien nomor 237, N, perempuan, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

3. Pasien nomor 305, AEP, perempuan, usia 1 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

4. Pasien nomor 313, IGEA, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Kota Mataram Masih Tertinggi

Sementara itu, berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Kota Mataram masih menempati urutan pertama sebagai daerah dengan pasien postif Covid 19 terbanyak yakni 56 orang, disusul Lombok Barat 20 orang di urutan kedua, Sumbawa di posisi ketiga dengan 18 orang, Dompu di urutan keempat sebanyak 15 orang, Kabupaten Lombok Utara dengan 7 orang di urutan kelima, Kabupaten Lombok Tengah di urutan keenam sebanyak 5 orang, Kabupaten Bima di urutan ketujuh sebanyak 5 orang, Lombok Timur dan KSB tersisa 2 orang masing-masing di urutan 8 dan 9 serta Kota Bima sebagai posisi juru kunci dengan 1 orang positif Covid 19. (MRC-01)

Bupati Dompu Pulangkan 23 Warganya Yang Sembuh Covid19

MATARAMRADIO.COM, Dompu – Sedikitnya 23 warga Dompu yang sebelumnya dinyatakan positif Covid 19 akhirnya bisa bernafas lega karena sembuh dari penyakit pandemi global tersebut.

Bahkan Bupati Dompu Bambang H Yasin memimpin langsung prosesi pemulangan 23 warganya yang telah dua kali  menjalani pemeriksaan swab (usap tenggorokan) dengan hasil negatif, menjalani karantina di tengah keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki Pemerintah Daerah.  “ Kami tidak takut dengan Korona, yang membuat kami sibuk mengurus segala macam ini adalah karena sayang kepada saudara kami, karena sayang kepada anak isteri dan keluarga maupun kerabat bapak – bapak”, ungkap Bupati sebagaimana dilansir tofonews, Jumat (15/5) kemarin.

Bupati mengaku sangat kewalahan mengurus 53 orang pasien Covid-19, karena terbatasnya ketersediaan segala macam sarana dan prasarana di Rumah Sakit. Untuk itu dia berharap tidak akan ada lagi tambahan pasien yang harus dikarantina. “Apapun yang kami lakukan selama ini, kami terpaksa melakukan segala macam cara supaya kami bisa melaksanakan tugas Negara tugas Pemerintah untuk melayani bapak-bapak”, jelas Bupati di hadapan seluruh pasien yang siap dipulangkan.

Bupati juga mempertegas bahwa pemerintah tidak pernah menyebut sumber Covid-19 adalah di Masjid. Pemerintah justru menghimbau agar untuk sementara tidak melaksanakan sholat secara berjama’ah untuk menghindari penularan dan penyebaran Covid-19. Karena tidak diketahui apakah orang yang ikut sholat berjama’ah itu kondisinya sehat ataukah sudah terpapar virus Corona. “Jadi beda pengertiannya kalau pemerintah larang kita sholat atau larang itu dan ini, bukan. Kami semua berdoa semoga lebaran ini kita bisa sholat ied bersama”, harap Bupati.

Adapun pasien Covid-19 Kabupaten Dompu yang dipulangkan ke tengah keluarganya setelah dirawat intensive oleh tim medis  antara lain, empat (4) orang pasien dari Kecamatan Woja, yakni,  Pasien nomor 121, an. Tn. JH, laki-laki, usia 21 tahun, Pasien nomor 122, an. Tn. AH, laki-laki, usia 48 tahun, Pasien nomor 136, an. Tn. AS, laki-laki, usia 60 tahun, tiga orang tersebut  beralamat di Desa Nowa sedangkan  Pasien nomor 138, an. Tn. R, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Simpasai.  

Pasien dari Kecamatan Manggelewa yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 berjumlah empat (4) orang antara lain, Pasien nomor 127, an. Tn. A, laki-laki, usia 36 tahun, Desa Soriutu, Pasien nomor 128, an. Tn. S, laki-laki, usia 63 tahun, Desa Nusa Jaya, Pasien nomor 190, an. Tn. APR, laki-laki, usia 35 tahun, Desa Doromelo. Pasien nomor 131, an. Tn. M, laki-laki, usia 41 tahun, Desa Kampasi Meci.

Adapun pasien Covid-19 dari Kecamatan Hu’U hanya ada dua (2) orang beralamat di Desa Hu’U yakni, Pasien nomor 130, an. Tn. A, laki-·laki, usia 56 tahun dan Pasien nomor 137, an. Tn. L, laki-·laki, usia 43 tahun.

Kecamatan Kilo yang dinyatakan sembuh semuanya dari Desa Malaju, diantaranya, Pasien nomor 135, an. Tn. A, laki-laki, usia 25 tahun, Pasien nomor 124, an. Tn. K, laki-laki, usia 37 tahun, Pasien nomor 125, an. Tn. S, laki-laki, usia 23 tahun, Pasien nomor 142, an. Tn. F, laki-laki, usia 39 tahun.

Pasien Covid-19 dari Kecamatan Dompu yang sembuh setelah dua kali pemeriksaan swab negative sebanyak tiga (3) orang diantaranya, Pasien nomor 141, an. Tn. KJ, laki-laki, usia 60 tahun, Kelurahan Dorotangga, dan dua (2) orang dari Desa O’o yakni Pasien nomor 183, an. Tn. I, laki-laki, usia 28 tahun serta Pasien nomor 184, an. Tn. R, laki-laki, usia 48 tahun.

Jumlah terbanyak pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh yakni dari Kecamatan Pekat sebanyak enam (6) orang, mereka adalah sebagai berikut ; Pasien nomor 185, an. Tn. J, laki-laki, usia 30 tahun, Desa Soritatanga, Pasien nomor 186, an. Tn. W, laki-laki, usia 39 tahun, Desa Nangakara,  Pasien nomor 187, an. Tn. J, laki-laki, usia 60 tahun, Desa Tambora, Pasien nomor 188, an. Tn. RH, laki-laki, usia 36 tahun, Desa Pekat, Pasien nomor 189, an. Tn. MSR, laki-laki, usia 65 tahun, Desa Pekat, Pasien nomor 140, an. Tn. S, laki-laki, usia 24 tahun, penduduk Desa Doropeti. (Editor MRC)

Warga Desa Mengkuru Terdampak Covid 19 Keluhkan BST Belum Cair

MATARAMRADIO.COM, Selong –  Bantuan Sosial Tunai yang dijanjikan Kementerian Sosial untuk warga terdampak Covid 19 ternyata hingga saat ini belum juga terealisasi.

Hal tersebut dikeluhkan oleh sebagian besar warga di Desa Mengkuru Kecamatan Sakra Barat.”Katanya akan dicairkan melalui kantor Pos, tetapi sampai saat ini belum ada informasi yang jelas,”kata Fathul Arifin, salah seorang warga Desa Mengkuru.

Di Desa Mengkuru sendiri, sedikitnya 153 KK telah terdata di Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur yang akan menerima dana BST. Tetapi, pada pencairan tahap pertama, hanya 7 KK yang bisa mencairkan BLT di Kantor Pos setempat. “Tiap desa menyampaikan hal yang sama bahwa  terkait bantuan sosial berupa uang tunai sampai dengan saat ini masih simpang siur,”keluh Arifin seraya menambahkan masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan apapun selama pandemi korona baik paket bantuan kebutuhan pokok dari Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan sejenis.

Sekretaris Desa Mengkuru Abdul Muiz SPd I Foto: Lalu Bambang

Sementara itu, Sekretaris Desa Mengkuru Sakra Barat Abdul Muiz SPd mengakui pihaknya tidak banyak dilibatkan dalam proses pendataan awal warganya yang akan menerima Bantuan Sosial Tunali (BST) dari Kementerian Sosial. “Sejak pencairan tahap pertama dari 153 KK yang diusulkan hanya 7 KK yang sudah menerima bantuan itu sementara program itu kan akan diberikan pemerintah pusat selama tiga bulan, tapi ini sudah mau masuk pencairan tahap kedua” Ungkapnya dan berharap tidak terjadi lagi simpang siur terkait pencairan dana BST.”Bagaimana jika nanti tahap kedua masih simpang siur, khawatirnya nanti masyarakat geram dan dinas sosial jadi bulanan masa,”pungkasnya. (MRC-05)

Presiden Minta Penyaluran Dana BLT Desa dan Bansos Tunai Dipercepat

MATARAMRADIO.COM, Jakarta – Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan telah memerintahkan kepada Menteri terkait untuk mempercepat penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun Bantuan Sosial Tunai (BST) dengan cara menyederhanakan prosedur.

“Tadi pagi sudah saya perintahkan kepada Menko PMK, kepada Menteri Sosial, dan juga kepada Menteri Desa untuk mempercepat proses penyaluran BLT Desa maupun Bansos Tunai dengan cara menyederhanakan prosedurnya,” tutur Presiden saat menanggapi mengenai Bansos di masa pandemi Covid-19 melalui daring, Sabtu (16/5).

Kepala Negara menegaskan untuk memotong prosedurnya sehingga masyarakat segera menerima bantuan sosial ini, baik itu BLT Desa maupun Bansos Tunai.

Pemerintah, menurut Presiden, dengan adanya wabah Covid-19 ini, telah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sebagai berikut:

Pertama, penggratisan listrik untuk pelanggan 450 VA dan juga diskon 50 persen untuk pelanggan 900 VA;

Kedua, juga bantuan Kartu Sembako untuk 20 juta penerima;

Ketiga, ada PKH yang diberikan kepada 10 juta keluarga;

Keempat, juga diberikan bantuan yang namanya BLT Desa; dan

Kelima, bantuan berupa Bansos Tunai.

Pada keswmlatan itu, Presiden sampaikan bahwa mengenai BST sebesar Rp600.000 yang akan diberikan 3 bulan berturut-turut dan juga mengenai BLT Desa sebesar Rp600.000 yang juga akan diberikan selama 3 bulan berturut-turut.

“Sampai saat ini saya melihat di masyarakat masih terjadi riuh rendah karena tidak mendapatkan BLT Desa dan Bansos Tunai,” imbuh Presiden.

Lebih lanjut, Presiden sampaikan, bahwa hingga Sabtu (16/5) BLT Desa yang tersalurkan ke masyarakat baru 15 persen, artinya masih ada 85 persen yang belum diterima oleh masyarakat.

Kemudian juga untuk Bansos Tunai (BST), Presiden sampaikan juga baru kurang lebih 25 persen yang diterima oleh masyarakat, sehingga masih ada 75 persen yang belum diterima.

“Masyarakat saya harapkan juga menanyakan terus kepada RT dan RW-nya atau kepada Kepala Desa-nya,” ungkap Presiden. MRC-01/Setkab)

NEWS Update
BERITA TERKINI

Trending ISSUE
YANG LAGI VIRAL

ELECTION NEWS
KABAR PEMILUKADA 2024

CRIME NEWS
JEJAK KASUS KRIMINAL

ARUNA NEWSREVIEW
Let' have Holiday in Lombok Island!

OBITUARI
BERITA DUKA

Pokok & Tokoh

BOLLYHITSStar
Gemerlap Bintang Bollywood

SCIENCE & TECHNO
JENDELA ILMU PENGETAHUAN

SOCIAL POLITICNEWS
Berita Sosial Politik Terkini

MileniaNEWS

Tempo Doeloe
JANGAN LUPAKAN SEJARAH

FAKTA UNIK
BELIEVE IT OR NOT

INFOTAINMENT update
INFORMATIF & MENGHIBURATIF

EDITORCORNER
BERITA DIBALIK CERITA

OPINIONKOLOM
ASPIRASI & INSPIRASI

INTERVIEW
WAWANCARA EKSKLUSIF

Netizen STORY
WARGANET PUNYA CERITA

ENTEBENEWS
DINAMIKA BUMI GORA

Today in History

WORLD NEWS

SPORT NEWS

LIFEStyle
Gaya Hidup

MUSIC CORNER
ZONA MUSIK TERKINI

Tips & Trick
Kiat Praktis & Serbaguna

MovieZone
Referensi Film Terbaru

Weekend Editorial
TAJUK AKHIR PEKAN