MATARAMRADIO.COM – Pro kontra perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) masih terus berlanjut di lini masa. Tapi, sepertinya polemik ini akan berakhir menyusul sikap resmi DPRD NTB pada Rapat Paripurna, Rabu (29/1/2020) yang menyetujui dan menyepakati perubahan nama bandara tersebut sebagaimana Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 1421 tahun 2018 tentang perubahan nama Bandara Internasional Lombok(BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM).
Dalam rekomendasi yang dibacakan oleh Wakil Ketua DPRD, H.
Muzihir, seluruh pimpinan dan anggota DPRD menyetujui dan mendukung keputusan
Menteri Perhubungan. Beberapa poin disebutkan Muzihir adalah menyepakati
keputusan Menteri Perhubungan dan harus
dilaksanakan paling lama enam bulan setelah keputusan penetapan nama
dikeluarkan.
Selain memberikan persetujuan, dewan juga meminta pemerintah
daerah melakukan sosialisasi dan mengedepankan kearifan lokal warga sekitar
bandara dengan mengendepankan kepentingan masyarakat serta mencegah gangguan
keamanan bandara sebagai objek vital. Rekomendasi juga meminta pemerintah
provinsi melakukan koordinasi dengan Pemkab Loteng, PT Angkasa Pura sebagai
pengelola bandara dan maskapai penerbangan terkait perubahan nama bandara.
Ketua DPRD, Baiq Isvi Rupaeda dalam sambutannya mengatakan,
masyarakat NTB bangga memiliki satu satunya pahlawan nasional. Agar keteladanan
dari kepahlawanan Zainuddin Abdul Madjid terpatri dalam jiwa masyarakat maka
nama bandara diabadikan sebagai penghormatan. Isvie juga menyebut penyampaian
aspirasi masyarakat terkait perubahan nama bandara sudah berjalan sesuai norma
dan aturan berlaku.
Adapun proses politik di DPRD seperti disebutkan Baiq Isvie
adalah menjawab surat Gubernur tanggal 5 Nopember yang meminta rekomendasi
kepada DPRD Provinsi NTB. Setelah melalui serangkaian rapat konsultasi baik
dengan tim ahli, eksekutif maupun alat kelengkapan dewan lainnya maka
diputuskan rekomendasi nomor 007/108/DPRD/2020 sebagai tindak lanjut
pelaksanaan SK Menhub terkait perubahan nama bandara internasional.
Rekomendasi disetujui oleh seluruh anggota dewan, Sembilan
pimpinan fraksi dan lima pimpinan komisi dalam rapat paripurna yang dihadiri
oleh 25 anggota, Gubernur, Forkompimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh pemuda, beserta seluruh pimpinan organisasi kemasyarakatan, para
pimpinan organisasi perangkat daerah, pejabat sipil, TNI dan Polri
Sementara itu, Gubernur
Dr.H. Zulkieflimansyah mengatakan pelaksanaan perubahan nama bandara memerlukan
proses yang tidak sederhana. Namun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Hal
itu dimaksudkan agar perubahan nama bandara yang telah menjadi keputusan tetap
pemerintah pusat dapat diterima oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan
rekomendasi formal dari DPRD sebagai representasi masyarakat dalam proses
dinamika mendengarkan aspirasi yang berkembang, tegas Gubernur Bang Zul sapaan
akrabnya.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Tinggal melakukan
komunikasi dengan pihak pihak terkait agar rekomendasi ini dapat dijalankan
sesuai keputusan yang sudah ditetapkan”, ujarnya
Gubernur Zul menyatakan, bandara internasional Lombok di
Tanak Awu, Lombok Tengah adalah ikon infrastruktur monumental. Bandara tersebut
menggambarkan masa depan ekonomi, konektifitas dan wajah pembangunan NTB. Mimpi
kolektif seluruh masyarakat NTB agar suatu ketika dapat memiliki bandara
internasional sudah menjadi kenyataan, tuturnya.
Saat ini gambaran tersebut sudah terlihat dari keadaan dan
perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Juga wajah infrastruktur
kabupaten/ kota yang ikut berubah sesuai tuntutan fasilitas bandara
internasional, yang tidak hanya menopang
aktivitas pariwisata saja. Tetapi juga kegiatan ekonomi lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, persetujuan DPRD NTB atas perubahan nama Bandara Internasional Lombok masih menuai pro kontra di lini masa. Bahkan sejumlah tokoh penting di Lombok Tengah menyatakan kekecewaan atas sikap DPRD NTB yang dinilai mencederai semangat pengorbanan, kebersamaan dan saling menghargai antara sesama anak bangsa.
Sekalipun demikian, tidak sedikit pula yang mendukung sikap DPRD NTB tersebut sebagai puncak perjuangan mereka mengawal perubahan nama bandara yang disematkan kepada satu-satunya Pahlawan Nasional asal NTB yakni Maulanasyeikh TGH Zainuddin Abdul Majid. (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM – Bukan Najwa Shihab
namanya kalau tidak selalu memberikan kejutan dan hal-hal baru. Termasuk status
baru di instagramnya yang mengomentari pertemuan dengan sang diva musik
Indonesia, Agnezmo dan diposting pada Selasa, 28 Januari 2020 . “Tebak. Ini
lagi bahas apa? Yang jelas sepanjang ketemuan kita ngakak terus,”tulis Najwa
Sihab dengan memberi tagar #Catatan NajwaX@agnezmoo
Karuan saja, status Najwa ini mengundang reaksi dan disukai sedikitnya 316.486 penggemarnya dan telah mendapat sebanyak 2806 komentar. Tak urung, Agnezmoo memberi komentar balik. “Sampe Cape ketawaaaa,”tulisnya.
Beberapa komentar menarik lainnya justru datang dari sejumlah artis, entah serius atau lucu-lucuan.”Kayak seumuran apa rahasianya Kak,”komentar dr Tompi, personel Trio Lestari. Lain lagi komentar Anjanimulyani.”Idolaku wanita-wanita hebat,”ungkapnya.
Najwa Shihab yang punya 8,4 juta follower di akun
instagram ini dikenal sebagai jurnalis senior dan presenter TV handal yang
sukses dengan acara talkshow MATA NAJWA. Dia juga pendiri Narasi
TV dan kini sedang sibuk melakukan
persiapan peluncuran kegiatan Indonesia Butuh Anak Muda.
Sementara Agnezmoo menjadi salah satu penyanyi pop Indonesia yang sukses meniti karir di pentas musik dunia. Agnezmoo disebut-sebut menjadi salah satu artis Indonesia yang akan tampil dalam pagelaran musik Billboard Indonesia Music Award 2020 pada Februari bulan depan. Siplah! (MRC-01)
MATARAMRADIO.COM – Luar biasa. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Eva Yolanda, salah satu Duta NTB pada Liga Dangdut Indosiar 2020.
Penampilan perdananya
pada Jumat, 24 Januari 2020 lalu mendapat pujian bertubi-tubi dari para juara
yang selama ini dikenal sebagai musisi dangdut kawakan. Mulai Saskia Gotik,
Dewi Persik dan Nazar KDI.
Gadis berparas cantik
asal Desa Lando, Montong Gading, Terara Lombok Timur ini membawakan lagu
berjudul Bunga Pengantin yang dipopulerkan Rita Sugiarto. Tak pelak lagi, usai
membawakan lagu itu, Dewi Persik dengan ekspresif mengungkapkan kekagumannya
ketika dimintai komentar oleh Ramzi dan Irfan,pembawa acara.”Kenapa ya anak
LIDA yang sekarang cantik-cantik dan udah siap, gue udah ready nih. Gue udah
punya peluru nih. Nggak kelihatan canggung, kayak udah punya pengalaman. Jadi
apa ya, ini baru sehari lho. Eva, grup satu lagi. Pastinya ilmu yang didapat belum seberapa, makin
banyak,”ulas Dewi Persik.
Dewi Persik juga penasaran dengan Eva dan menanyakan apa
cita-citanya kelak. Mendapat pertanyaan seperti itu, Eva dengan spontan menjawab.”Cita-cita
saya ingin menjadi orang yang sukses dan salah satunya menjadi penyanyi
profesional yang mempunyai banyak ilmu,”kata Eva tenang.
Saskia Gotik lebih unik lagi memberikan komentar
dan penilaian. Si Penyanyi yang terkenal
dengan Goyang Itik ini menyebut cengkok suara Eva Yolanda gurih.”Ini belum
dipoles aja cengkoknya kayak gitu. Apalagi kalau sering dipoles,”kesan Saskia
dan meminta Eva mengulangi kembali bagian lagu yang cengkoknya disebut gurih
banget.
Cengkok renyah dan gurih serta nada tinggi yang
ditunjukkan Eva bahkan membuat Nazar KDI kepincut dan kagum. Ramzi yang
menyaksikan penampilan Eva sangat ekspresif dan menghayati lagu yang dibawakan,
spontan menanyakan perasaan Eva yang dilanda kecewa seperti lirik lagunya. ”Kecewa
sih pernah tapi bukan dalam hal cinta. Cuma soal persahabatan,”aku Eva.
” Kamu masalah persahabatan aja kecewanya seperti
itu. Apalagi urusan cinta, coba kenal 3 hari sama Nazar deh.”timpal Ramzi yang
disambut riuh penonton.
Nazar pun menimpali dengan gaya celotehan khasnya.
”Terus-terang di tahun 2020 ini, saya mencari sosok
wanita berjilbab. Eva, kamu dari mulai masuk panggung, terus maju, nyanyi part by part. Saya bingung, orang
biasanya kalau awal itu ada yang nervous. Tapi, kamu itu ya, kayak tenang,
santai, nyanyi dengan sepenuh hati. Jadi ketenangan itu, yang
membuat kami sangat suka sama kamu. Dan yang paling penting, mata kamu itu
seperti berbicara kepada kami (para juri,red). Ayo dong respon aku. Kamu
seperti bercerita. Pokoknya Eva, apapun itu Eva, saya sangat mengapresiasi kamu
sangat tenang. Pertahankan, sukses,
bravo,”tandas Nazar menyemangati.
Pasca penampilan
perdananya dalam ajang pencarian bakat LIDA 2020, Eva Yolanda banjir pujian,
tidak saja dari dewan juri tetapi para pemirsa dangdut di seluruh Indonesia
terutama dari NTB.
Linimasa dibuat heboh
dan ratusan ribu netizen mengaku sangat menyukai penampilan Eva yang kini masih
tercatat sebagai siswi Kelas 11 SMA Negeri 1 Montong Gading Kecamatan Terara
Lombok Timur.
Keberhasilan Eva Yolanda masuk ajang Liga Dangdut Indosiar (LIDA) tahun ini mengingatkan orang pada sosok GITA LIDA yang juga berasal dari Kecamatan Terara Lombok Timur. Mereka sama-sama berparas ayu dan memiliki suara emas yang berhasil membius juri dan penikmat musik dangdut Indonesia. Akankah Eva bisa mengikuti jejak langkah Gita menembus tahap berikutnya? Semoga (MRC-01).
MATARAMRADIO.COM – Pengobatan menggunakan minyak herbal berkhasiat obat, kini benar-benar menjadi alternatif masyarakat Indonesia yang ingin sembuh dari penyakit yang diderita baik ringan maupun berat. Salah satu minyak herbal yang kini menjadi pilihan warga NTB khususnya di Pulau Lombok, tiada lain dan tiada bukan adalah SASAK OIL.
El Sukron Prayogi, Pengusaha muda yang juga salah seorang Stockist / Distributor Tunggal Sasak Oil wilayah Nusa Tenggara Barat menyebutkan, tingkat kesukaan dan kecocokan para pengguna Sasak Oil setelah menggunakan minyak herbal ini terus mengalami peningkatan. Setidaknya, dari pengakuan dan penuturan para pemakai yang secara rutin menggunakan minyak ini dan menjadi pelanggan setianya selaku Stockist Sasak Oil.”Alhamdulillah, rata-rata mereka merasakan dampak yang signifikan atas keluhan yang mereka derita setelah mengamalkan Sasak Oil sesuai aturan dan ketentuan yang dianjurkan,”ungkapnya.
Regenerasi Sel Sasak Herbal Oil
Sasak
Oil merupakan minyak herbal berkhasiat obat yang diproduksi oleh Perusahaan
obat ternama dan telah mendapat izin edar dari Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dikutip
dari laman www.herbalsasak.co.id,
disebutkan bahwa Sasak Oil membantu dalam proses regenerasi sel untuk mengganti
jaringan yang rusak.
Sebagaimana
disebutkan para ahli, regenerasi sel yang efektif adalah masa embrio hingga
bayi. Setelah dewasa, kemampuan regenerasi sel ini menjadi
terbatas pada tingkat sel atau jaringan tertentu saja. Regenerasi sel pada
manusia memainkan peranan penting dalam pembentukan dan perbaikan jaringan.
Mengandung VCO Oil
Salah
satu keunggulan Sasak Oil adalah mengandung apa yang disebut sebagai Virgin
Coconout Oil (VCO) yakni minyak kelapa murni yang dibuat dari bahan baku kelapa
segar, diambil minyaknya atau kemelnya, diproses dengan pemanasan terkendali atau
tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia atau RDB.
Penyulingan
minyak kelapa dengan model tersebut, berakibat kandungan senyawa-senyawa
esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh.
Minyak
kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat memiliki sifat antibiotik, anti
bakteri dan jamur.
Kelebihan
VCO atau minyak kelapa murni adalah rendah kandungan kadar air dan kadar asam
lemak bebas, berwarna bening dan aroma yang harum, serta mempunyai daya simpan
cukup lama hingga lebih dari 12 bulan.
Siapa Boleh Pakai Sasak Oil
Sasak
Oil diproduksi sebagai minyak herbal berkhasiat obat yang cocok dan aman
dipakai semua anggota keluarga dari usia anak-anak hingga dewasa.
”Ada sejumlah penyakit berat dan ringan yang bisa dibantu penyembuhannnya dengan mengamalkan Sasak Oil sesuai petunjuk yang disediakan dalam kotak botol obat dan leaflet yang disiapkan dalam kemasan botol,”kata Yogi.
Kata
Yogi, ada banyak varian ukuran menyesuaikan selera pengguna. Mulai kemasan
berukuran 20 ML hingga 100 ML.
Jadi,
tunggu apalagi. Bila anda dan keluarga ingin sehat dan bugar selalu, jangan
ragu untuk menyediakan Sasak Oil yang berkhasiat obat ini di rumah dan kemana
pun anda bepergian dan berada nanti.
MATARAMRADIO.COM,Jakarta – Selalu ada gebrakan dilakukan oleh Legislator Senayan asal NTB ini. Dialah H Johan Rosihan ST, anggota DPR RI Dapil NTB dari PKS yang berhasil memperjuangkan daerah pemilihannya Kabupaten Sumbawa dan KSB sebagai proyek percontohan Kartu Tani Nasional.
Tidak itu saja, saat RDP Komisi IV DPR RI dengan Dirjen PSP, Dirjen TP, KaBadan PPSDM Pertanian, KaBadan Litbang Pertanian, Dirut PT Pupuk Indonesia HC, HIMBARA yang dilaksanakan pada Senin (27/1/2020), Johan mengusulkan beberapa hal penting.
Pertama, katanya, menekankan kepada pemerintah untuk tidak melulu bergantung pada pengusaha dalam hal pendistribusian pupuk. “Kita harus mulai berani menggandeng BUMDES dalam proses penyalurannya. Kita yakin pemerintah desa lebih paham kondisi masyarakatnya, sehingga mudah memetakan mana yang berhak menerima pupuk subsidi dan mana yang tidak,”tulis Johan dalam status barunya di facebook.
Menurutnya, hal itu semata-mata agar penyaluran pupuk dilapangan benar-benar menganut prinsip tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat waktu. BUMDES memiliki peran strategis di tingkat desa.”Karenanya, mereka perlu dilibatkan dalam proses ini,”tegasnya.
Kedua, lanjut Johan, pihaknya juga mengusulkan agar Pulau Sumbawa khususnya Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat dicanangkan sebagai wilayah pilot project (proyek percontohan,red) pemberlakuan program kartu tani, sebelum program ini direalisasikan secara nasional oleh pemerintah. “Saya yakin Sumbawa dan KSB sudah punya kesiapan baik secara infrastuktur dan hal-hal lain yang dirasa perlu. Selanjutnya kita tinggal menggalakkan sosialisasi kepada petani yang tergabung dalam Gapoktan dan Poktan,”ulasnya.
Kartu tani, jelasnya, tidak hanya menjadi pemutus mata rantai kelangkaan pupuk. Tapi juga agar petani kita lebih mandiri, melek teknologi, dan berdaya nantinya. Dengan kartu ini, petani tidak lagi gampang dipermainkan oleh pengecer. Sebab para pemegang kartu ini bisa langsung menggunakannya untuk menebus pupuk di kios-kios pupuk yang sudah tersedia di daerahnya masing-masing.”Kabar baiknya, alhamdulillah kedua usulan itu langsung direspon baik dan telah disetujui kemarin oleh pihak pemerintah maupun DPR,”tuturnya bangga. Untuk usulan pertama, kata Johan, masih menunggu kajian spesifik dari pemerintah untuk melibatkan BUMDES sebagai mitra penyaluran pupuk subsidi di daerah. Selanjutnya hasil kajian itu nantinya akan disampaikan saat Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian beberapa waktu kedepan. “Kemudian soal program kartu tani. Insya Allah Sumbawa dan KSB akan dicanangkan sebagai pilot project dari program ini bersamaan dengan Wilayah Jawa dan Madura. Petani-petani kita akan difasilitasi, didampingi, diarahkan, hingga mereka menjadi contoh bagi petani2 lain di Indonesia,”imbuhnya seraya menegaskan dirinya akan terus mengawal prosesnya di DPR, juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. “Mohon doa agar apa yang kita niatkan ini benar-benar untuk kepentingan masyarakat dan dirahmati Allah. Sesuatu yang kita perjuangkan, akan kita menangkan,”pungkasnya. [MRC-01]
Pepatah Amerika mengatakan, Anda adalah apa yang Anda makan. Masakan adalah cermin. Ini adalah satu dari sedikit filosofi tentang kuliner. Sejak masa prasejarah hingga peradaban terkini, belum banyak filsuf yang menggali esensi di balik kesedapan makanan — selain pengertian umum tentang makanan sebagai sumber energi. Terbatasnya pemahaman tentang kuliner, pada akhirnya, apa pun jenis masakan diterjemahkan dengan sangat sederhana. Belum bergeser dari rujukan pada satu larik karmina atau puisi lama:
Plato hanya menilai, memasak hanyalah sebuah bakat. Tetapi ia barangkali tidak mampu mendeskripsikan detail keindahan rasa dalam suatu hidangan. Sehingga ia tak mengatakan sebuah cita rasa dalam menu-menu kuliner adalah karya seni.
Gendang gendut tali kecapi Kenyang perut senanglah hati
Baru pada abad ke 15, seluruh kawasan Eropa dan Asia, mulai dibuat melek sensasi rasa yang diperkenalkan jenis makanan Islami yang tersebar luas. Dalam Cookbook Baghdad, dari sejumlah kesenangan duniawi meliputi minuman, hubungan seksual, aroma, dan suara, makanan dianggap sebagai bagian yang paling penting. Hidangan manis dan lezat merangsang selera makan, sehingga berperan dalam kesehatan serta penampilan fisik.
Sejak itu, masakan setara dengan puisi. Dianggap sebagai bagian seni yang menjadi bagian dari perayaan-perayaan dan sosialisasi.
Tulisan ini hanya sebuah pengantar untuk sebuah angle lain, masih seputar Kota Cinta bernama Ampenan. Saya melanjutkan garapan penulisan pada salah satu kekayaan yang dimiliki kota ini. Mengambil tema 1000 Kuliner Ampenan Kota Cinta, saya tak hanya mendeskripsikan banyak menu dan resep, tapi juga menarasikan tinjauan filsafat, kebudayaan, dan historiografi.
Jika bahasa menunjukkan bangsa, maka kesedapan suatu jenis atau varian kuliner menunjukkan masa peradaban. Mengukur kepurbaan tak hanya dengan pendekatan arkeologi seputar benda-benda bersejarah. Tetapi kelezatan rasa (kuliner) tak dapat dibantah, adalah sebuah proses panjang dalam peradaban.
Secara umum masakan di Lombok hanya menggunakan bumbu dan rempah-rempah yang terbatas. Tetapi tidak terhitung berapa jumlah masakan yang dihasilkan selama turun-temurun. Dan bicara tentang kuliner Ampenan yang notabene sebuah wilayah paling heterogen di NTB, tak hanya memiliki kuliner kreasi lokal. Segala suku-bangsa yang mendiami kawasan ini berperan menjadikan khazanah menu kuliner semakin beragam dan spesifik.
Sekali lagi saya tak hanya menulis tentang detail jenis kuliner dan resep. Saya menyadari kemampuan memasak tak hanya mesti menghafal resep. Di sinilah keunikan masakan di Lombok. Meski takaran bahan dan bumbu sama, belum tentu rasa yang dihasilkan setara dengan masakan pemilik atau asal sebuah menu.
Di Lombok, termasuk Ampenan, mengenal keberadaan ran sebagai penentu suksesnya sebuah pesta atau perhelatan. Ran tak hanya sebagai koki dan koordinator para tukang masak. Ia punya pemahaman magis yang tak sembarang orang memilikinya. Ilmu ran adalah warisan tradisi. Menjadi ran bukan sekedar meng-copypaste resep, tetapi juga menguasai adab, ritual, dan menghindari berbagai pantangan.
Akhir kata, dari telaah filsafat, kuliner mendefinisikan tentang makanan dan keterkaitannya dengan masyarakat, alam, termasuk hal-hal gaib. Dari sisi budaya, dalam kuliner juga terdapat kearifan yang diwariskan.
Ampenan tak hanya tua. Kota yang tak hanya punya cerita. Tabik!
*) Penulis adalah Wartawan Senior, tinggal di Mataram.
Secara geografis, wilayah Desa Mambalan masuk Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Desa Mambalan mengalami pasang surut kekuasaan. Berdiri sejak 1600-an atau 1650 namun ada yang menyebut 1672 . Mambalan semula berbentuk kedatuan, baru pada 1868, kedatuan Mambalan berubah menjadi Desa.
Pada 1964, Desa Mambalan dimekarkan menjadi dua yakni Desa
Induk Mambalan dan Desa Penimbung. Dalam kurun 2001-2007 terjadi pemekaran
wilayah. Dusun Mambalan dimekarkan
menjadi Dusun Mambalan, Dusun Buwuh dan Dusun Baturiti. Dusun Jeringo
dimekarkan menjadi Dusun Gelangsar, Dusun Songoran, Dusun Geripak, Dusun
Jeringo Daya, Dusun Jeringo Lauk, Dusun Jeringo Limbungan dan Dusun Jeringo
Barat. Sedang Dusun Lilir II dimekarkan menjadi
Dusun Lilir Barat (pergantian dari Dusun Lilir II) dan Dusun Lilir
utara.
Pada 2010 Desa
Mambalan dimekarkan menjadi Desa Mambalan dan Desa Gelangsar. Dan pada
2011, Desa Mambalan dimekarkan menjadi
Desa Mambalan dan Desa Jeringo.
Sejarah Mambalan
Berdasar catatan, Kedatuan Mambalan berdiri sekitar 1600-an atau
1650-an. Namun, tokoh masyarakat
Mambalan, Datu Karsa menyebut angka 1672 untuk berdirinya kedatuan Mambalan.
Lalu Djelenge dalam buku Keris di Lombok menuturkan Deneq mas
Undah Putih, Datu Pejanggik yang
merupakan buyut dari Deneq Mas Putra Pengendeng Segara Katon Rembitan
memerintahkan anaknya Deneq Mas Permas Gingsiran agar mendirikan wilayah
kekuasaan di Mambalan.
Setelah Deneq Mas Permas Gingsiran meninggalkan tampuk
kekuasaan, roda pemerintahan Kedatuan Mambalan di pegang oleh anaknya, Deneq
Mas Laki Gigiran. Walau Mambalan berbentuk kedatuan namun pola pemerintahan tidak seperti layaknya pemerintahan kerajaan/
aristokrasi.
Menurut Budayawan Mambalan, Raden Muhamad Rais Datu Mambalan
tidak menampakan diri sebagai seorang penguasa. Ia lebih menyerupai rakyat
biasa dengan berpakaian layaknya rakyat kebanyakan. Begitupun dengan pola
kehidupannya, tidak mencolok.
Perilaku demikian, jelas Rais boleh jadi merupakan pemahaman
Datu Mambalan yang begitu mendalam
kepada ajaran Islam. “Beliau menerapkan ajaran islam –fiqih dan tasawuf
— dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Dijelaskan, kedatuan Mambalan tidak memiliki keraton dan
datunya bekerja sebagaimana layaknya masyarakat seperti bertani.
Kesederhanaannya, membuat rakyat Mambalan patuh dan hormat kepadanya.
Sehingga, Mambalan menjadi kedatuan yang kuat baik dari sisi ekonomi maupun
militernya (daerah yang sulit ditaklukan dengan kekuatan senjata).
Guna mengikat kekerabatan, Anak Agung Ngurah Karang Asem
mengambil salah seorang putri Mambalan yakni Dende Fatimah untuk dijadikan
istrinya.
Datu Mambalan melihat kekerabatan tersebut bisa mengamankan
Kedatuan dari serangan Cakranegara. Maka terjadilah pernikahan Anak Agung
Ngurah Karang Asem dengan Dende Fatimah.
Dikemudian hari, pernikahan Anak Agung Ngurah Karang Asem
baik dengan Dende Aminah yang berubah nama menjadi Dewi Nawangsasih putri dari
Kalijaga maupun Dende Fatimah putri dari
Mambalan memberi kontribusi berkurangnya tekanan kekerasan Puri
Cakranegara kepada rakyat Lombok
khususnya yang beragama Islam.
Walau tidak ada keraton dalam memerintah rakyat,
kedatuan Mambalan terus berjalan hingga
1800. Memasuki 1868, kedatuan Mambalan berubah menjadi desa dan dusun seiring
kekuasaan Anak Agung Ngurah Karang Asem, penguasa Puri Cakranegara.
Sejak itu, penyebutan kepala pemerintahan di Mambalan berubah
menjadi Penglingsir dengan Datu Cempa
sebagai kepala desa pertama.
Pergulatan kekuasan dan konflik peperangan di Lombok yang
melibatkan suku sasak dengan penguasa Puri Cakranegara memberi warna bagi
kehidupan masyarakat. Namun, pranata sosial
layaknya kehidupan masa lalu sebagai identitas status sosial seperti
panggilan Datu, Raden, Lalu dan Jajar Karang masih ditemukan di masyarakat
Mambalan hingga kini. “Masyarakat masih tetap menghormati panggilan itu,” jelas
Rais.
Adanya sebutan kebangsawanan, tidak menjadi jurang pemisah
dalam kehidupan bermasyarakat di Mambalan
Mereka hidup saling menghargai dan selalu mengedepankan kerukunan. “Ini
buah perilaku leluhur Mambalan yang selalu memberikan tauladan kepada
masyarakatnya,” jelas Rais.
Menurut Rais, Datu Mambalan selalu memberikan contoh terbaik
dalam berperilaku. Ia tidak membedakan status sosial masyarakatnya. Semua
dihargai sebagaimana mestinya.
Bahkan, Datu Mambalan tidak segan-segan turun ke lapangan
membantu masyarakat. Misalnya, ketika ada masyarakat bergotong royong, Datu
turut mengangkut sampah atau membersihkan tempat yang kotor.
Tidak adanya sekat dalam tata kehidupan masyarakat, hingga
kini warga Mambalan tetap menaruh hormat kepada keturunan Datu Mambalan dan
tetap menjaga kehormatan Mambalan.
Bukti penghormatan kepada para datu, jelas Datu Karsa yang
diamini Raden Rais juga Lalu Rahman –juru rawat Makam Lalu Gede– bisa dilihat dari masih berlakunya tatanan di
pemakaman Baturiti.
Dibagian utara dengan kondisi tanah lebih tinggi
diperuntukkan bagi warga bergelar datu. Agak ke selatan diperuntukkan bagi
warga bergelar raden. Kemudian ke selatan lagi diperuntukan warga bergelar
lalu, baru yang paling selatan pemakaman bagi masyarakat biasa atau jajar
karang.
Mengenai makam salah satu Datu Mambalan yang berada ditengah
dan dinilai paling tua, Muhamad Rais menjelaskan Datu Mambalan mengayomi
seluruh masyarakat Mambalan tanpa melihat status atau Datu Mambalan hidup
ditengah rakyatnya.
Hukum Kemit
Pergolakan dan konflik politik antara suku sasak dan penguasa
Puri Cakranegara — Karang Asem Mataram–Anak Agung Ngurah Karang Asem tidak
hanya melibatkan Suku Sasak dan suku
Bali. Pergolakan itu terus merembet hingga pemerintah Hindia Belanda (VOC) ikut
terlibat didalamnya.
Konflik politik antara kedua suku ini membuat kedudukan suku
Sasak kian melemah dan akhirnya meminta bantuan pemerintah Hindia Belanda.
Dr Alfons van der
Kraan dalam bukunya Lombok Penaklukan, penjajahan dan Keterbelakangan 1870 –
1940 menguraikan setelah merasa tidak mampu menghadapi kekuatan politik Karang
Asem Mataram dan pemberontakan petani
Sasak, para aristokrasi Sasak mengirim
surat ke pemerintah Hindia Belanda guna meminta bantuan. Sebagaimana ternukil
dalam surat tertanggal 30 Oktober 1892…..Kami semua telah setuju, yang tinggi
dan juga yang rendah untuk mengumumkan dengan segala keikhlasan bahwa kami
menyerahkan tanah Selaparang ke dalam tangan Gubernur Jendral…apabila dengan
bantuannya orang Bali telah dihalau dari daerah ini dan nama mereka telah
lenyap, sehingga tanah ini telah bersih dari orang Bali. Kami semua dengan
segala senang hati akan mematuhi perintah-perintah paduka (bahwa Gubernur
Jendral harus membantu kami) adalah juga perlu agar kami mempunyai kepala,
menguasai masyarakat atas dan masyarakat rendah, supaya kami dapat menjadi satu
pikiran untuk mencapai situasi dalam mana setiap orang adalah tuan bagi dirinya
sendiri…..
Setelah Belanda
mengukuhkan kekuasannya di Lombok, penderitaan rakyat bukan berkurang.
Berbagai peraturan yang dibuat pemerintah Belanda semakin menyulitkan kehidupan
rakyat.
Fath Zakaria menulis pembagian kekuasaan (kepala distrik)
yang tidak merata antara ningrat Sasak dengan Bali, menimbulkan kekecewaan.
Dimana, ningrat sasak hanya menguasai 7 kedistrikan sedang priyayi
punggawa Bali menguasai 11 kedistrikan. Kondisi ini menyulut timbulnya pemberontakan
Gandor Lombok Timur.
Setelah pemberontakan dipadamkan, pemerintah Hindia Belanda
mempertanyakan asal usul dan gelar kebangsawanan di pedalaman. Hindia Belanda mengusulkan dibuat keseragaman
penyebutan bagi bangsawan Lombok. Akhirnya, disetujui walau tidak sepakat gelar
Lalu bagi lelaki dan Lala bagi perempuan.
Bila Belanda meminta keseragaman penyebutan bagi para
bangsawan, maka kekuasaan Puri Cakranegara lain lagi.
Lalu Lukman dalam bukunya Pulau Lombok dalam Sejarah Ditinjau
dari Aspek Budaya menjelaskan setelah pemberontakan Raden Wiracandra keturunan
Arya Banjar Getas pada 1850 dapat dipadamkan, pemerintah Puri Cakranegara Anak
Agung Ngurah Karang Asem menghapus gelar raden. Selain itu, pemerintah Puri
Cakranegara juga menghilangkan silsilah orang-orang sasak. Caranya,
rakyat diminta mengumpulkan silsilah
baik yang tertulis di lontar
maupun tembaga untuk diselamatkan dan didoakan. Kenyataannya, tidak ada
acara selamatan dan silsilah yang telah dikumpulkan tidak pernah dikembalikan
kepada pemiliknya.
Upaya pemerintah Hindia Belanda yang menyeragamkan gelar
kebangsawan bagi menak Sasak ditolak oleh Kedatuan Mambalan. Akibatnya,
warga Kedatuan Mambalan diminta menjadi pekemit (kawi: kemit berarti
jaga) di kantor distrik sebagai tanda bakti kepada pemerintah Hindia Belanda.
Prakteknya, warga kedatuan Mambalan selain berjaga di rumah
kepala distrik dan kantor distrik juga menjadi pesuruh atau tukang antar surat
ke daerah-daerah yang jauh. Dalam mengantarkan surat, mereka harus berjalan
kaki. Jika pekerjaan tidak dilakukan dengan sempurna, mereka dihukum menghadap
kepala distrik atau kepala desa yang
melaksanakan hukuman sesuai vonis dalam surat yang dibawanya.
Filosofi
Masyarakat
Kekerasan fisik dan psikis yang dialami warga kedatuan
Mambalan, tidak mengendurkan rasa hormat mereka kepada para tokohnya.
Masyarakat tetap memberi penghormatan yang layak. Hal ini tidak terlepas dari
filosofi hidup warga kedatuan Mambalan.
Filosofi hidup yang ditanamkan leluhur dan tertanam di jiwa
warga kedatuan Mambalan yakni Sebubung, Sewirang dan Sejukung.
Sebubung artinya kedatuan Mambalan bersama warga diibaratkan
air dalam bubung. Siapa saja warga Mambalan yang mengotori air dalam bubung
maka seluruh warga Mambalan tidak akan dapat meminum air tersebut. Karenanya,
warga Mambalan akan memelihara perilaku hidupnya dengan baik.
Sewirang yakni warga
Mambalan wajib saling mengingatkan untuk berperilaku sebagaimana tuntunan adat
dan agama. Siapa saja menjalankan perilaku kurang baik bukan hanya dirinya yang
malu tapi semua warga Mambalan menanggung malu.
Sejukung memiliki arti dalam mengarungi kehidupan warga
Mambalan diibaratkan sedang berlayar menaiki jukung (perahu). Jika ada
masyarakat yang tidak sejalan dengan arah yang ingin ditempuh tentu menimbulkan
permasalahan dalam berlayar mengarungi samudera kehidupan. Apalagi sampai
menimbulkan kebocoran pada perahu, tentu masalah yang lebih besar akan dihadapi
bahkan mungkin perahu akan tenggelam. Karenanya, warga Mambalan wajib
mengamalkan pranata kehidupan yang telah ditetapkan kedatuan sampai di tujuan
akhir.
Pakem Merariq
Demi menata kehidupan, kedatuan Mambalan membuat pakem dalam
prosesi pernikahan atau merariq. Merariq sebagaimana pemahaman yang
ditanamkan leluhur adalah proses
mengambil alih dan menyerahkan tanggung jawab dari orang tua perempuan kepada
seorang lelaki (suami). Seorang suami
harus memahami tangggung jawab yang
diembannya sehingga tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama.
Pasalnya, jelas Rais
prosesi merariq di masyarakat Mambalan semuanya mengambil rujukan dari
aturan agama islam. Bukankah dalam agama islam ditekankan seorang suami harus
memperlakukan istrinya dengan sebaik mungkin.
Dari pemahaman inilah, kemudian diturunkan menjadi tata
aturan adat dalam proses merariq. “Ingat, tujuan merariq untuk membina rumah
tangga bahagia selain melindungi hak-hak perempuan,” tegas Rais.
Ada beberapa proses merariq di masyarakat Mambalan yaitu memadiq, meminang, melamar,
nuntut janji atau melakoq, serah hukum atau adat, pengampuan adat dan selarian
yang merupakan pranata tersendiri.
Prosesi memadiq dlakukan oleh orang yang memiliki kesamaan
trah/nasab atau keturunan. Ini berdasarkan persetujuan calon perempuan.
Prosesi meminang dilakukan oleh mereka yang memiliki status sosial sama seperti seorang anak camat prosesmeminang anak camat.
Melamar. Ini dalah satu bentuk kearifan lokal suku sasak.
Prosesi melamar dilakukan oleh orang diluar suku sasak.
Nuntut janji yakni proses menuntut janji seseorang. Misal,
sepasang remaja berjanji akan membina rumah tangga saat si wanita berusia 20
tahun. Ketika wanita tersebut memasuki usia 20 tahun, maka pihak lelaki bisa
menuntut janji pihak perempuan. Jika janji terpenuhi maka dilanjutkan dengan
prosesi pernikahan.
Serah hukum/adat yakni prosesi seorang lelaki karena sesuatu
hal menyerahkan dirinya kepada pihak perempuan agar dilakukan prosesi
pernikahan.
Pengampuan adat yakni proses dimana seorang lelaki
menyerahkan dirinya kepada krama adat dalam melaksanakan prosesi pernikahannya
dengan sebab ia bukan orang Lombok/suku sasak.
Dan selarian yakni pranata khusus dalam prosesi pernihakan.
Dimana, seorang lelaki dengan sengaja
membawa lari anak gadis (pujaan hatinya) untuk dinikahi. Sebelum proses pernikahan ada beberapa
tahapan yang harus ditempuh yakni sejati, selabar, nuntut wali, bait bande,
rebaq pucuk, sorong serah aji karma, nyongkolan dan bejango.
Sejati yakni proses membenarkan anak perempuan bernama A
berada di keluarga lelaki B. Sekaligus menyatakan keluarga lelaki bertanggung
jawab atas diri perempuan. Sejati
dilaksanakan oleh pihak lelaki
didampingi kepala dusun atau lainnya.
Dilanjutkan dengan prosesi nyelabar/selabar yakni memberikan kabar kepada pihak
perempuan. Bahwa anak perempuan bernama
A berada di keluarga lelaki dan
akan dijadikan istri. Dalam proses ini juga dibicarakan soal wali
(nuntut wali). Jika sepakat prosesi pernikahan selanjutnya dilaksanakan.
Sesudah itu dilakukan prosesi bait bande yaitu prosesi
penyerahan barang- barang dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan seperti
kelapa, kayu,beras dan lainnya.
Dilanjutkan dengan prosesi rebaq pucuk yaitu syukuran atau
walimah di pihak perempuan, selanjutnya prosesi sorong serah aji karma.
Prosesi selanjutnya nyongkolan yaitu rombongan keluarga
lelaki berkunjung ke pihak perempuan diiringi tetabuhan ( gendang beleq).
Tujuanya memperkenalkan keluarga besar lelaki kepada keluarga besar perempuan.
Dan pihak perempuan membalasnya (bejango) dengan
bersilaturahim kepada keluarga lelaki.
Dalam proses selarian, mungkin muncul persoalan akibat syarat
menikah tidak terpenuhi. Misalnya, dalam pakem yang ada di Mambalan seorang
wanita (dulu) baru boleh menikah ketika sudah bisa menyelesaikan sebanyak 144
kain tenun dengan motif dan model berbeda. Jika dihitung waktu membuat kain
dikalikan penyelesaian pembuatan kain sebanyak 144 buah diperkirakan seorang wanita
memasuki usia dewasa secara kejiwaan. Kalau dihitung dengan umur sekitar 22
tahun.
Bila saat selarian, calon wanita belum memasuki usia 22
tahun. Berdasarkan pakem yang ada kedua calon pengantin harus dipisah/dibelas.
Jika, pihak perempuan menginginkan perpisahan maka pemisahan dilakukan secara
permanen. Tapi, jika pihak perempuan tetap menginginkan pernikahan maka
dilakukan prosesi kawin gantung/tadong.
Dalam prosesi ini tidak ada ijab Kabul, yang ada pengucapan janji suci ubaya sakti yang
dilakukan oleh orang tua perempuan dan orang tua lelaki dengan disaksikan
kepala dusun dan tetua masyarakat lainnya. “Prosesi ini bukan membatalkan perkawinan
hanya menunda waktu perkawinan,” jelas Rais.
Tidak tertib dan berurutnya prosesi merariq sesuai pakem,
menurut Rais bisa jadi akibat masyarakat kurang memahami prosesi adat merariq
atau ada hal lain. “Semoga saja, tujuan pernikahan dilaksanakn dengan
sungguh-sungguh. Ingat, menikah adalah sesuatu yang sakral dan bukan main-main,” tegas Rais.
Fenomena Lalu Gede
Membicarakan Kedatuan Mambalan belum lengkap bila tak
menyinggung sosok Lalu Gede. Sosok fenomenal ini diceritakan turun temurun.
Sayangnya, tidak ada catatan pasti darimana ia berasal.
Satu versi menyebut, suatu hari ketika terjadi hujan lebat
yang mengakibatkan banjir, tiba tiba muncul seseorang dihadapan papuq Minang —
seorang penjaga kebun –. Papuq Minang yang keheranan kemudian bertanya dengan
menggunakan bahasa Sasak ,”Sai side papuq? mene ntan ujan beleq, kokoq belabur
bangkakde ndek basak kance bau liwat koko belabur. Sai side sebener niki papuq
(siapa kamu kakek? Mana hujan besar, sungai banjir namun tidak basah dan bisa
melewati sungai yang banjir. Siapa
sebenarnya kakek ini? Berulang kali pertanyaan itu dilontarkan, tak ada
jawaban. Setelah berpuluh kali barulah pertanyaan Papuq Minang dijawab dengan
syarat tidak boleh diceritakan asal usulnya selama ia masih hidup. “Nama saya Sayyid
Ahmad dari Baghdad,” jawabnya yang kemudian turun dari tangga kebun tanpa
diketahui kemana perginya.
Pengakuan tersebut dibenarkan mantan Kepala Desa Mambalan,
Datu Markawi yang pernah mendapat penjelasan dari sahabatnya, Guru Muhammad
dengan syarat sama seperti di atas.
H Maer atau H Muhamad Haerudin yang kini menyimpan salah satu
peninggalan Lalu Gede, mengungkapkan
Lalu Gede seorang waliyullah
namun berperilaku diluar kebiasaan manusia umumnya. Karena perilakunya itulah
orang mengira Lalu Gede kurang waras. “Beliau seorang wali yang banyak
karomahnya,” jelas H Maer.
Lalu Rahman Juru rawat makam Lalu Gede mengaku makam Lalu
Gede selalu ramai diziarahi terutama
malam jumat. “Banyak jamaah pengajian yang ziarah kesini,” jelasnya.
Banyaknya peziarah ke makam Lalu Gede tidak terlepas dari
cerita masa lalu. Sebagai seorang yang mendalami agama islam, Lalu Gede diberi
kelebihan. Atas kelebihan inilah, banyak masyarakat yang belajar agama sehingga pondoknya tidak pernah
sepi. Hal ini menimbulkan kekawatiran Anak Agung.
Atas perintah Anak Agung Gede Ngurah Karang Asem, Lalu Gede
ditangkap dan dibawah ke Cakranegara untuk menjalani hukuman.
Sebelum hukuman dilaksanakan, Dende Aminah atau Dewi
Nawangsasih, salah seorang istri Anak Agung yang beragama islam meminta kepada
suaminya agar hukuman itu dibatalkan. Karena ia tahu, Lalu Gede bukan orang
sembarang melainkan seorang Waliyullah (orang Gede/besar). Namun hukuman tetap
dijalankan.
Dimata penguasa, Lalu Gede menjalani hukuman gantung. Tapi masyarakat yang melihat kejadian itu menuturkan, yang digantung penguasa bukanlah sosok lalu Gede melainkan gedebong pisang. Lalu Gede sendiri pulang ke pondoknya di Renggung dan terus mengajarkan agama islam hingga wafatnya.
Dedi Suhadi adalah Wartawan Senior, tinggal di Ranjok, Gunungsari, Lombok Barat
Kunjungan yang dilakukan oleh TGB M. Zainul Majdi ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo atas undangan KHR Azaim Ibrahimy adalah momentum penting bertemunya dua ulama muda yang sama-sama memiliki ikatan sejarah terhadap pendahulunya. Pertemuan keduanya seperti sebuah metamorfosa atas jejak sejarah, perjuangan dan kebesaran kedua kakeknya yaitu TGKH. Zainuddin Abdul Majid dan KHR. As’ad Syamsul Arifin. Dua ulama besar di masanya. Dua ulama yang dulunya berperan menjadi cultural broker (Clifford Geertz, 1960). Sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Geertz untuk menjelaskan peran ulama sebagai jembatan bagi pesantren dengan dunia luar, sebagai penerjemah tradisionalisme dan modernism dan sebagai penyambung antara masyarakat dengan dunia diluarnya. Peran internal sekaligus ekternal ini tidaklah mudah karena selain harus mendidik santri dan masyarakat disekitarnya juga menjadi jangkar sekaligus transmiter bagi nilai, pengetahuan dan fenomena baru yang datang dari luar.
Peran mereka sungguh sangat berarti bagi bangsa Indonesia
karena sama-sama tumbuh dan besar di masa revolusi. Masa dimana seluruh elemen
bangsa berjuang melawan penjajah, tak terkecuali peran yang dimainkan oleh
ulama. Ulama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan,
bahkan peran ulama sangatlah vital dan strategis.
Walaupun mereka berdua tumbuh dan besar dilingkungan yang
berbeda serta organisasi yang berbeda, tapi mereka tersambung oleh nasab ilmu
yang sama. Pernah belajar di Shaulatiyah Makkah dan berguru pada beberapa ulama
yang sama. Bertemunya nasab ilmu ini menjadi pijakan untuk memastikan bahwa
beliau berdua memiliki pandangan, sikap dan corak yang sama dalam memahami dan
mengartikulasikan islam yang rahmatan lil alamin di Nusantara.
Ulama-ulama Nusantara sejak abad ke 17 telah tersambung
dengan ulama Timur Tengah dalam hubungan yang kompleks, baik hubungan yang
terkait dengan sanad ilmu maupun hubungan politik. Demikian pula ulama-ulama
Nusantara yang tersebar di berbagai daerah sesungguhnya mereka bersaudara,
bertemu secara rohani dalam rumpun ilmu dan guru yang berkait kelindan (Azzumardi
Azra, 1998)
Kini bertemunya dua cucu beliau, seolah-seolah sebagai
pertanda bahwa jalan panjang membangun
islam yang ramah, Islam Washatiyah, serta islam yang rahmatan lil alamin di
Indonsia adalah tugas sejarah yang mesti dilanjutkan. Kedua ulama muda ini
nyaris memiliki karakter yang tidak jauh berbeda; TGB adalah sosok yang cerdas,
sejuk, selalau menebarkan kesantunan dalam berdakwah dan memegang teguh prinsip
moderasi islam sementara Lora Zaim adalah sosok yang selalu tersenyum,
sederhana, dan menyukai sastra dalam berdakwah.
Keduanya adalah mutiara bagi bangsa Indonesi di masa kini
dan akan datang. Di pundak beliau berdua, kita berharap Indonesia akan tetap
menjadi bangsa tempat tumbuhya islam yang ramah, damai sebagai rahmat bagi
seluruh ummat.
Tumbuh Dalam Lanskap Religio-sosial yang Sama
Bila ingin melihat besarnya perjuangan seorang tokoh, maka
tengoklah ekosistem tempat dia tumbuh dan besar. Bila lingkungan tempat ia tumbuh masih
terbelakang, maka dapat dibayangkan kerasnya perjuangan yang ditempuh. Semakin
berat medan yang dihadapi maka semakin banyak keringat yang akan tumpah. Hal
inilah yang dialami oleh Maulanasyeikh TGKH Zainuddin Abdul Majid ketika
pertama kali mendirikan pesantren di tahun 1934 yang ia beri nama Mujahidin.
Tahun-tahun ketika Indonesia belum lahir, sebagian besar masyarakat Indonesia
masih sangat terbelakang. Sebagian masih dalam masa kegelapan. Disituasi itulah
gagasan untuk mendirikan pesantren ini lahir.
Lalu pada tahun 1937, beliau mendirikan NWDI dan di tahun
1943 beliau melengkapinya dengan mendirikan NBDI. Pendidikan khusus perempuan
pertama yang berdiri Nusa Tenggara. Komitmen Maulana terhadap perempuan sungguh
besar, itu tertuang dalam pandangan beliau seperti “kaum perempuan adalah tiang
negara, bila ia baik maka baiklah negara dan bila ia buruk maka buruklah
negara”. Kepedulian ini tentu bukan hal yang biasa ditengah kondisi perempuan
di masa itu yang masih jauh tertinggal, kaum perempuan tidak banyak yang
mengenal pendidikan, mereka menjadi the second people bahkan mereka tidak
merdeka atas tubuhnya sendiri. Situasi yang gelap.
Namun ditengah situasi itu Maulana mendirikan NBDI. Sungguh
ini adalah cakrawala yang cemerlang dan futuristik. Beliau Rela berkubang
dengan peluh ketika pilihan untuk hidup nyaman tinggal dan mengajar di Makkah
misalnya bisa saja ia pilih, namun itu tidak dilakukan. Beliau memilih berjuang
membangun, mendidik dan membesarkan bangsanya sendiri. Ini tentu adalah pilihan
yang mungkin tidak semua orang akan menempuhnya.
Di masa itu Maulana juga membangun tradisi baru dalam
berdakwah yaitu dengan mendatangi langsung ummat, beliau menggunakan cidomo
berkeliling dari kampung ke kampung. Berbeda dengan tradisi sebelumnya,
masyarakat yang mendatangi ulama.
Begitu pula Almagfurlah KHR. As’ad Syamsul Arifin, sejak
kecil beliau diajak oleh ayahnya (KHR. Syamsul Arifin) membabat hutan belantara
untuk mendirikan pesantren. Meninggalkan kampung halamannya di Pamekasan Madura
untuk memulai perjuangan baru, menciptakan masa depan baru; bukan untuk
dirinya, tapi untuk masyarakat dan bangsanya. Sebuah pilihan yang tidak
gampang.
Lalu ketika pulang dari Mekkah dan memulai membesarkan
pesantren, beliau mencetuskan sebuah gagasan baru yang cemerlang yaitu
membangun sistem klasikal dalam pendidikan pondok pesantren. Gagasan yang
sungguh maju ketika itu, ditengah model pendidikan pondok pesantren di Jawa
yang masih tradisonal, dengan sistem sorogan (ngaji duduk). Gagasan ini
kemudian menjadi cikal bakal berkembangnya sistem pendidikan pesantren baik di
Sukorejo maupun pesantren lainnya.
“Kedua tokoh ini adalah pejuang yang dipertemukan dalam semangat yang sama, dipertemukan dalam lanskap perjuangan yang sama dan dipertemukan dalam cita-cita yang sama. Menjaga martabat bangsa, mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan menciptakan masyarakat yang terdidik, religius dan cinta tanah air. Itu adalah muara tempat mereka dipertemukan.”
Kiyai As’ad tumbuh dan besar ditengah belantara yang masih tribal. Di sepanjang hutan
Baluran, Sukorejo, Asembagus banyak preman, perampok dan pencuri yang
berkeliaran. Kiyai As’ad muda dikenal sebagai pribadi yang ulung dalam
membanungn jaringan sosial dengan mereka. Beliau menundukkan para penjahat
dengan filosofi, menangkap ikan dengan tetap membiarkan air jernih . Buah dari
strategi ini kelak akan berguna untuk membangun laskar dalam melawan penjajah.
Karena itu menurut Ricklefs, hebatnya seorang ulama di
masa-masa pra revolusi, mereka adalah aktor sosial paling menonjol, memiliki
kiprah yang sangat strategis ditengah masyarakat. Menjadi agen perubahan,
menjadi lokomotif peradaban. (Ricklefs; 2013)
Bertemu di Medan Perjuangan Kemerdekaan
Di masa-masa revolusi kemerdekan, kedua tokoh ini
dipetemukan dalam arena yang sama. Di medan juang merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Maulana menjadikan institusi-institusi pendidikan dilingkungan
Nahdatul Wathan sebagai tempat membangun patriotisme.
Pandangannya tentang nasionalisme dan kebangsaan sungguh
sangat menggetarkan. Pada halaqah-halaqah terbatas beliau sering berpesan
bahwa; “kita ini berislam bukan diruang hampa, tapi diruang Indonesia, berarti
antara kebangsaan dan keislaman adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan”.
Pada kesempatan yang lain beliau juga menyampaikan bahwa; “ujian keislaman kita
terletak pada seberapa banyak kita memberi manfaat buat bangsa”. Pesan-pesan
ini menyiratkan betapa teguh dan dalamnya nasionalisme Maulana.
Dalam perlawanan fisik, saat perang pecah mempertahankan
kemerdekaan, Maulana mendirikan Laskar Mujahidin, beliau mengkonslidasikan
santri, tenaga pengajar dan masyarakat untuk ikut berperang bersama adiknya.
Beliau bahkan sering disebut sebagai desainer serangan yang dipimpin oleh
adiknya TGH. Muhammad Faisal dan Sa’id Saleh
ke markas NICA. Serangan yang telah menggugurkan keduanya di medan
jihad.
Demikian pula Kiyai As’ad, dimasa-masa revolusi beliau
mendirikan Laskar Pelopor yang diisi oleh para mantan penjahat. Beliau
mengkonsolidasikan mereka dan menanamkan semangat cinta tanah air dan gelora
perjuangan melawan penjajah. Laskar Pelopor ini kemudian menjadi pasukan berani
mati yang tangguh dalam mengusir penajajah.
Pada masa-masa Orde Baru, ketika presiden Suharto menerapkan
pancasila sebagai azas tunggal, beliau tokoh yang bersedia menerimanya, dan
mengajak para ulama untuk berijtihad menerima pancasila sebagai azas tunggal
dalam bernegara. Bagi banyak pihak, ini dianggap jasa besar kiyai as’ad
khsusunya bagi Nahdlatul ulama.
Kedua tokoh ini adalah pejuang yang dipertemukan dalam semangat yang sama, dipertemukan dalam lanskap perjuangan yang sama dan dipertemukan dalam cita-cita yang sama. Menjaga martabat bangsa, mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan menciptakan masyarakat yang terdidik, religius dan cinta tanah air. Itu adalah muara tempat mereka dipertemukan. Mereka adalah pahlawan besar bagi masyarakat dan bangsa. Terima kasih pahlawanku, kini kedua cucumu akan melanjutkan sejarah yang telah engkau torehkan.
Penulis adalah Peneliti Masalah Sosial Politik dan Budaya NTB
MATARAMRADIO.COM – Untuk pertama kalinya di Asia dan Indonesia, sebuah penghargaan musik kelas dunia, Billboard mempersembahkan Billboard Indonesia Music Awards 2020.
Ajang ini sebagai bentuk penghargaan dan
apresiasi kepada musisi Indonesia yang selama ini telah memberikan dedikasi
waktu dengan berkarya, menciptakan lirik dan lagu yang menjadi inspirasi banyak
orang yang akhirnya masuk di Billboard Indonesia TOP 100.
Billboard yang dikenal sebagai salah satu
penggerak tangga lagu populer di bisnis musik dunia, menjadi barometer bagi
para musisi atas kesuksesan karya lagunya. Kehadiran program Billboard
Indonesia Music Awards ini diharapkan dapat membangkitkan semangat dan
kreativitas para insan musik di Tanah Air.
“Bedanya dengan tahun ini perjuangan panjang,
dari segi nominasi lagu yang mungkin bertanya kenapa ada Panbers, ini
uniqueness-nya dari Billboard Music Award buat kita enggak ada batasan waktu.
Penghitungan datanya diambil dari berbagai platform di mana musik itu dimainkan
sehingga hasilnya sangat akurat,” ujar Dini Putri selaku Programming &
Acquisition Director seperti dikutip dari vivanews.com.
Dini mengatakan, adanya ekpektasi untuk bisa
memberikan lebih dari apresiasi karena musik itu tak berbatas waktu. “Kita
harapkan semakin ke depan musisi dari berbagai usia dan berbagai genre,”
ucapnya.
Malam puncak perdana Billboard Indonesia Music
Awards 2020 akan disiarkan langsung pada tanggal 26 Februari 2020 dengan
penampilan dari para nominasi.
Musisi-musisi tanah air dari berbagai genre akan memenuhi panggung Billboard Indonesia Music Awards 2020 ini.
Hadirkan Musisi Lintas Generasi
Tak hanya dari berbagai genre, Billboard Indonesia Music Awards 2020 juga akan
diramaikan oleh musisi lintas generasi.
Apalagi kini semakin banyak musisi pendatang baru yang semakin membuat
belantika musik tanah air semakin berwarna.
Musisi-musisi tanah air dari berbagai genre akan memenuhi panggung Billboard Indonesia Music Awards 2020 ini.
Tak hanya dari berbagai genre, Billboard Indonesia Music Awards 2020 juga akan
diramaikan oleh musisi lintas generasi.
Apalagi kini semakin banyak musisi pendatang baru yang semakin membuat
belantika musik tanah air semakin berwarna.
Ada 12 kategori Billboard Indonesia Music Awards
2020, mulai Top 100 Song of the Year hingga Top Karaoke Song of the Year.
Di kategori Top 100 Song of The Year, para nominatornya Adu
Rayu (Yovie Widianto, Tulus, Glenn Fredly), Cinta Karena
Cinta (Judika) hingga Hanya Rindu (Andmesh).
Ada pula Rayu (Marion Jola, Laleilmanino) dan Tolong (Budi
Doremi).
Pada Top Collaboration Song of the Year, nominatornya Adu
Rayu (Yovie Widianto, Tulus, Glenn Fredly), Amin Paling Serius (Sal
Priadi dan Nadin Amizah), Bebas (Iwa K, Sheryl Sheinafia, Maizura,
Agatha Pricilla), Tak Ingin Pisah Lagi (Marion Jola, Rizky Febian) dan
Waktu yang Salah (Firesa Besari feat Tantri).
Kolaborasi Arsy Widianto dan Brisia Jodie bersaing dalam Top New
Artist of the Year dengan Hindia (Baskara Putra), Membasuh (Rara Sekar), Marion
Jola feat Rayi Putra (Jangan).
Karya solo Brisia Jodie yang berjudul Kisahku dan Nadin (Sorai) juga masuk
nominasi ini.
Kategori Top Streaming Song of the Year (audio) yakni Adu Rayu (Yovie
Widianto, Tulus, Glenn Fredly), Cinta Karena Cinta (Judika), Cinta Luar Biasa
(Andmesh), Rayu (Marion Jola, Laleilmanino), serta Tolong (Budi Doremi).
• Setelah 7 Tahun Bermusik Bersama, Jackline J Rossy Memutuskan Keluar dari
Band Cokelat
• Tutup Konser Where Do We Go? World Tour, Billie Eilish Singgah ke
Indonesia dan Tampil di Jakarta
Latar belakang hadirnya penghargaan musik kelas
dunia ini dimulai sejak pertama kali muncul dan menyapa pecinta musik di
Indonesia.
“Harapan Billboard Indonesia dan RCTI dengan adanya Billboard Indonesia Music Awards 2020 ini makin membuat musik Indonesia sehat dan tampil dengan beragam warnanya dan memberikan kesejahteraan yang baik dengan tata kelola musik di Indonesia yang transparan dan bertanggung jawab,” kata Adib Hidayat selaku Editor-in-Chief Billboard Indonesia. (Tim-MRC/Dari berbagai sumber)
MATARAMRADIO.COM – Virus Corona menjadi masalah kesehatan global di awal 2020 ini. Diduga berawal dari China, virus corona sudah menginfeksi ratusan masyarakat Wuhan. Diketahui, virus tersebut biasanya memengaruhi saluran pernapasan mamalia, termasuk manusia.
Sejauh ini, Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan telah mengumumkan, 25 orang meninggal akibat wabah virus corona. Tiga kota di “Negeri Panda” juga telah ditutup sebagai buntut upaya pencegahan otoritas atas virus dengan kode 2019-nCov tersebut.
Meski
begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka masih belum
menganggapnya sebagai keadaan darurat dunia.
Direktur
Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan, Pemerintah China sudah
melakukan berbagai langkah pencegahan untuk menekan penyebaran virus Wuhan.
Salah
satunya adalah menutup tiga kota, termasuk Wuhan yang menjadi asal muasal virus
itu. Di Wuhan, selain layanan transportasi publik dan bandara ditutup,
pemerintah juga memerintahkan agar warga mengenakan masker.
Belum
ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan
ditularkan antarmanusia.
Meski
asal virus Wuhan tersebut belum diketahui, WHO menyatakan sumber utamanya
kemungkinan adalah binatang. Virus corona disebut merupakan keluarga besar virus
yang terdiri dari demam hingga sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang pernah
membunuh hampir 800 orang pada 2002-2003.
Gejala
Gejala
pilek atau flu biasanya muncul dari dua hingga empat hari setelah infeksi virus
corona, dan biasanya ringan.
Gejalanya
meliputi:
–
Bersin
–
Pilek
–
Kelelahan
–
Batuk
–
Dalam kasus yang jarang terjadi, demam
–
Sakit tenggorokan
–
Memperburuk asma
Melansir
laman Tirto.id, ada beberapa cara untuk membantu mencegah infeksi virus corona,
yaitu:
Cuci tangan Anda dengan sabun
dan air hangat atau dengan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
Jauhkan tangan dan jari dari
mata, hidung, dan mulut Anda.
Hindari kontak dekat dengan
orang yang terinfeksi.
Anda mengobati infeksi virus
corona dengan cara yang sama Anda memperlakukan pilek, yaitu:
–
Beristirahatlah yang banyak.
–
Minumlah cairan.
–
Minumlah obat bebas untuk sakit tenggorokan dan demam. Tapi jangan berikan
aspirin kepada anak-anak atau remaja yang berusia kurang dari 19 tahun; gunakan
ibuprofen atau acetaminophen sebagai gantinya.
–
Pelembab ruangan atau mandi uap juga bisa membantu meredakan sakit tenggorokan
dan gatal.