Tenggelamnya Kapal Mandalika

Oleh: Buyung Sutan Muhlis

Pemerintah kolonial Belanda banyak menjadikan nama wilayah jajahannya untuk sebutan tempat, jalan, atau fasilitas-fasilitas di negeri mereka. Di ibukota Provinsi Utrecht, misalnya, ada kawasan yang diberi nama Lombok. Sedangkan Ampenan dijadikan nama kapal paling mutakhir oleh Koninklijke Rotterdamsche Lloyd (KRL) NV, sebuah perusahaan pelayaran di Pelabuhan Rotterdam yang diluncurkan di awal tahun 1950an.

Dua puluh tahun sebelumnya, ada kapal yang memakai nama sebuah legenda terkenal di Lombok. Kapal turbin uap berbobot 7.750 ton itu bernama SS Mandalika.

BACA JUGA:  Ampenan 1924 (3)

Mandalika yang berukuran gross 21.953,34 meter kubik ini, terdaftar sebagai kapal dagang Hindia-Belanda di Shipping Inspectorate, Batavia. Kapal ini memiliki rute Batavia, Surabaya, Cape Town (Afrika Selatan), Freetown (Samudera Atlantik), dan Belfast di Irlandia Utara.

Pada 12 Maret 1941, SS Mandalika bertolak dari Freetown menuju Inggris, membawa 20 ribu ton gula dan 65 orang awak kapal.

Di malam 17 Maret, kapal ini mulai mendapat gangguan dari kapal-kapal selam milik Jerman yang menembakkan torpedo ke arah bagian kanan kapal. Namun serangan itu berhasil dihindari.

BACA JUGA:  Memburu Arya Banjar Getas dan Kemelut Pejanggik

Naas, esok harinya, sekitar pukul 11 siang, torpedo kapal selam Jerman U-105 dengan telak menghantam lambung kiri Mandalika. “Mandalika bergetar hebat, tapi segera tegak. Lampu listrik langsung padam dan mesin berhenti sendiri. Kapal melanjutkan berjalan sendiri untuk waktu yang singkat, namun perlahan-lahan tenggelam. Kepala teknisi, yang berjalan ke ruang mesin, melihat malapetaka besar di bawahnya memeriksa dengan senter listriknya. Seluruh kondensor diduga telah terlempar ke atas lengkungan roda turbin, tangga darurat dan semua jaringan pipa yang berat putus dan tangga serta pendaratan terpelintir. Dia mendengar suara memekakkan telinga,” tulis Koran Bataviaasch pada 25 September 1941.

BACA JUGA:  Arya Banjar Getas dan Kemelut Selaparang

Tiga tembakan lagi mengarah ke SS Mandalika, kali ini dari meriam korvet pengawal untuk mempercepat tenggelamnya. Meskipun buritan tenggelam semakin dalam, butuh beberapa jam sebelum kapal Itu menghilang di kedalaman samudera.

Kapal SS Mandalika tenggelam sekitar 100 mil dari Cape Verde Islands pada 18 Maret 1941. 62 awak kapal selamat, sedangkan tiga orang lainnya tewas dalam kecelakaan tersebut. (Buyung Sutan Muhlis)