MATARAMRADIO.COM, Mataram  – Percaya atau tidak, lagu dangdut Sasak berjudul Ate bakat yang dinyanyikan Penyanyi Lombok terkenal Erni Ayuningsih kini telah menembus lebih dari 2,1 juta penonton sejak diluncurkan ke dunia maya pada Maret 2019 lalu.

Jumlah penonton sebanyak itu terbilang angka yang fantastis untuk ukuran lagu Sasak yang diproduksi Berlian Production, sebuah rumah produksi lagu Sasak di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Itu belum termasuk yang dibagi-bagikan oleh youtuber lainnya dengan jumlah penonton yang juga mencapai jutaan orang.”Alhamdulillah, Lagu Sasak kini sudah mendunia,seiring dengan perkembangan medsos,ini bisa dilihat dari grafik penonton di youtube”kata Yudhie Buster, Sekretaris Asosiasi Produser Rekaman Lombok (APRL) kepada mataramradio.com, baru-baru ini.

BACA JUGA:  Terkini, 625 Orang Sembuh dari 957 Kasus Positif Korona di NTB

Yudhie menyebutkan, produktivitas para pencipta lagu dan produser lagu Sasak tetap tinggi walaupun sempat menuai masalah terkait pembajakan lagu oleh oknum tidak bertanggungjawab, mulai pengusaha TV kabel lokal yang menyiarkan lagu produksi mereka tanpa mengantongi izin hak siar, termasuk juga oleh calo luar negeri yang nekat menjual master rekaman Lagu Sasak ke pengusaha musik dari negeri Jiran Malaysia.

Terkait kasus pembajakan karya cipta lagu Sasak, pihak APRL bahkan menggelandang pelakunya  ke Pengadilan atas tuduhan pelanggaran hak cipta.”Lebih dari 12 kasus karya cipta yang kami mejahijaukan berkaitan dengan pembajakan lagu Sasak dan pemutaran tanpa izin di TV Kabel, sekarang sudah tidak ada lagi,”jelasnya.

BACA JUGA:  4.035 Jiwa Terdampak Banjir Lunyuk, Pemprov Sigap Beri Bantuan

Adapun kasus pembajakan lagu Sasak oleh Insictech Musicland, perusahaan musik asal Malaysia, pihaknya juga telah melayangkan somasi dan bahkan gugatan kepada perusahaan tersebut atas kasus penyiaran dan pengedaran Lagu Sasak untuk tujuan komersial tanpa  izin.

”Kami memenangkan beberapa gugatan hak cipta dengan perusahaan ini (Insictech Musicland,red)  berkaitan dengan konten youtube. Salah satu lagu yang kami menangkan adalah Penganten Burung (Gagal Jadi Pengantin,red),”jelas Yudhie Buster.

Menurut keterangan pihak Insictech Musicland, kata Yudhie,  mereka membeli master lagu Penganten Burung dari calo lokal, bukan dibeli pada  pemilik hak cipta yakni Berlian Production.

Pasca kasus tersebut, pihak Berlian Production dengan Insictech Musicland akhirnya bersepakat menjalin kerjasama untuk penyiaran lagu Sasak yang diproduksi Berlian Production yang telah memproduksi tidak kurang dari 200 album Lagu Sasak berbagai genre dan versi.

BACA JUGA:  Bappenas Puji Gubernur NTB Antisipasi Dampak Korona

Peredaran lagu Sasak di negeri Jiran Malaysia tergolong sangat laris bak kacang goreng. Hal ini bisa dimaklumi mengingat jumlah warga Lombok yang berdomisili di Negeri PM Mahatir Muhamad itu mencapai puluhan ribu orang.” Ada 60 000 lebihTKI/TKW kita adalah pasar produktif di luar negeri tentu saudara kita asal Lombok,”sebut Yudhie lagi.

Namun, nasib baik tidak semua dialami produser lagu Sasak. Salah satunya adalah Udayana Band Production AikDewa Pringgasela Lombok Timur yang album lagunya juga dibajak Insictech Musicland 10 tahun silam.”Mereka produksi  dalam jumlah besar, bahkan telah mendapat lisensi dari negara mereka, Padahal itu karya kami tanpa pernah minta izin untuk diperbanyak dan disebarluaskan secara komersial,”kata Sosiawan Putra, Seniman sekaligus Produser Udayana Band.(MRC-01)