MATARAMRADIO.COM – Sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan “Gubernur NTB terpilih” ketika diwawancarai awak media pada Minggu, 1 Desember 2024.
Ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat NTB atas dukungan dalam memenangkan kontestasi Pilgub NTB. Pernyataannya juga penuh harapan untuk mewujudkan NTB yang lebih baik.
“Mari bersama-sama kita jaga kondusivitas daerah. Insyaallah, kami siap berkolaborasi dengan semua pihak demi mewujudkan NTB yang makmur dan mendunia,” katanya kepada awak media.
Namun, tunggu dulu. Sosok “gubernur” tersebut ternyata bukanlah Dr. H. Muhammad Iqbal yang sebenarnya, melainkan H. Surdian, S.H., pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda NW Sembalun. Ia berperan sebagai “gubernur” dalam sesi praktik wawancara pada Pendidikan Jurnalistik Guru Swasta se-Kecamatan Sembalun, yang digelar oleh Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) NTB.
Simulasi Wawancara yang Penuh Inspirasi
Sebagai bagian dari rangkaian Kemah Jurnalistik, JMSI NTB mendesain pelatihan ini dengan konsep yang unik, yaitu simulasi wawancara. Dalam sesi ini, H. Surdian tampil memerankan sosok gubernur untuk memberikan pengalaman langsung kepada para peserta.
Pernyataan ini mencerminkan visi pasangan nomor urut tiga, Iqbal-Dinda, yang menjadi simulasi untuk menggugah kreativitas peserta dalam merangkai berita.
Kolaborasi dan Praktik Langsung
Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan teori, tetapi juga praktik jurnalistik dengan bimbingan narasumber profesional, seperti:
H. Rudi Hidayat (PP JMSI)
Boy Mashudi (Ketua JMSI NTB)
Fajar (Pemimpin Redaksi Radar Sumbawa)
Sukri Aruman dan Dedi Suhadi dari jaringan media aslinews.id dan mataramradio.com
Menurut Boy Mashudi, teknik menulis berita yang efektif adalah: “Tulis satu tarikan napas, jangan kalimat panjang. Perluas wawasan dan rajin membaca, minimal dua jam sehari. Dengan banyak membaca, ide-ide akan muncul dengan sendirinya.”
Peserta juga diajak untuk tidak takut mencoba.
“Semakin banyak praktik, semakin baik hasilnya. Prinsipnya adalah konsistensi dan kesinambungan,” tambah Boy dengan logat Jawa yang kental.
Harapan dari Peserta
Antusiasme peserta terlihat dari usulan untuk membentuk Forum Jurnalis Pesantren. Forum ini diharapkan menjadi wadah berbagi pengalaman dan ilmu jurnalistik, khususnya di lingkungan pesantren.
“Kami berharap ada tindak lanjut dari pelatihan ini agar keterampilan jurnalistik terus berkembang,” ujar salah satu peserta.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Kegiatan yang berlangsung di Ponpes Nurul Huda NW, yang dipimpin oleh H. Surdian, S.H., ini menjadi contoh kolaborasi yang inspiratif antara JMSI NTB dan komunitas pendidikan.
Diharapkan, pelatihan seperti ini dapat mendorong peningkatan literasi jurnalistik di kalangan guru, sehingga mereka dapat menjadi penggerak perubahan di masyarakat.
Pelatihan Jurnalistik Guru swasta diakhiri dengan penyerahan hadiah kepada para peserta terbaik dan juga bingkisan berupa perlengkapan sekolah yang diterima secara simbolis oleh tiga santri Ponpes Nurul Huda NW Sembalun Lombok Timur. ***