MATARAMRADIO.COM, Mataram – Turunnya harga bawang merah seiring melimpahnya hasil panen, membuat pemerintah Provinsi NTB harus mencari jalan keluar.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti saat ini pihaknya tengah mencari pasar baru untuk pemasaran bawang merah.
Jika selama ini, jelas Nelly bawang merah dijual ke pulau Jawa, kedepan akan membuka pasar ke Sulawesi dan Kalimantan.
Namun, untuk membuka pasar ke wilayah timur NTB perlu ada persetujuan dari kementerian perhubungan terkait penggunaan tol laut.
“Kami masih koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan untuk pengembangan pasar bawang merah,” katanya, Selasa (24/10/23).
Nelly mengakui harga bawang merah sudah dibawah Rp 20 ribu perkilogram dan berharap tidak sampai dibawah Rp 10 ribu perkilogramnya.
“Jangan sampai dibawah 10 ribu,” katanya.
Sayangnya, harapan Kepala Dinas Perdagangan tidak sejalan lurus dengan fakta lapangan.
Menurut Sri Suharni, harga bawang kini sudah mencapai Rp 8 ribu perkilogramnya padahal normalnya di angka Rp 20 ribu perkilogramnya.
Turunnya harga bawang merah, jelas Sri sudah sejak terjadi sebulan lalu akibat banyaknya stok bawang merah di pasaran.
“Bawang merah tidak bisa dijual ke Jawa dan hasil panen banyak. Jadi hanya dijual di sini (Lombok – NTB) saja,” katanya. (MRC03)