MATARAMRADIO.COM –  Tak mudah untuk bisa melepaskan diri dari jeratan hobby yang melekat dan telah mendarah daging dalam jiwa dan raga. Apalagi hobby mendengarkan siaran radio dan bersiaran pula.

Tidak percaya, silakan tanyakan pada H Najamudin SPd  yang merasa hidupnya kurang sempurna kalau tidak mendengarkan siaran radio dan bercuap ria di udara.” Radio is my life, my passionate,”katanya diplomatis kepada mataramradio.com, Kemarin.

Maklum pria yang akrab disapa Odink adalah salah satu ikon penyiar radio yang sangat melegenda di zamannya, era tahun 90-an, tepatnya ketika menjadi Pandusa, punggawa siaran Radio Haccandra 102.3 FM, Credible Station, bermarkas di Jalan Ahmad Yani No 9 Kota Air Narmada, Lombok Barat.

Tanpa disadari, kebiasaan bercuap cuap di udara terus terbawa hingga ruang kelas, ketika mengajari anak didiknya tentang apa saja, semua disampaikan layaknya ketika sedang bersiaran di depan mikropon.”Anak-anak enjoy saja malah merasa senang dengan cara saya menyampaikan materi pelajaran yang bikin mereka tetap semangat,”jelas Odink yang menjadi Guru Negeri pada MTsN 2 Lombok Tengah di Jelantik Jonggat, kampung kelahirannya.

Nah, Itu baru di ruang kelas. Lain lagi ceritanya kalau sekolah mengadakan kegiatan di luaran yang tak jauh dari pengalamannya menggelar berbagai event bergengsi ketika aktif bersiaran di Haccandra FM, radio swasta pertama di jalur FM di Lombok,  Nusa Tenggara Barat.

Pada momen-momen tertentu,katanya, seperti saat menjadi MC, menjadi moderator rapat, seminar sekolah,rasa percaya diri tertanam dengan sendirinya. Begitu juga saat mengajar, mengevaluasi, memberikan soal atau kuiz kepada peserta didik, tanpa disadari gaya siaran terbawa.”Apalagi saat memandu acara di lapangan atau luar kelas,”sebutnya.

Menurut Odink, sangat banyak pengalaman di dunia radio yang membesarkan dirinya bisa diterapkan dalam dinamika pergaulan dan silaturahmi era kekinian.”Orang radio itu fleksibel, bisa masuk dunia manapun, dan sudah banyak bukti alumni Haccandra FM sukses di bidangnya setelah tidak lagi aktif bersiaran,”tuturnya.

BACA JUGA:  Fariz RM Tampil Memukau di Senggigi Sunset Jazz

Dari Agen Request Lagu Hingga Interview Artis

Odink lantas bercerita bagaimana asal mula dia mulai menceburkan diri ke dunia radio, tepatnya ketika duduk di bangku SMP tahun 1987. Kecintaannya semakin memuncak ketika masuk SMA. Odink  bahkan menjadi agen penjualan kupon lagu pilihan pendengar radio swasta di jalur AM yang paling digandrungi banyak orang kala itu. “Saya pernah jualan request untuk Riper dan Suta Remaja antara tahun 1989 sampai 1991,”kenangnya.

Tak sampai di situ, kecintaannya terhadap dunia radio terus berlanjut hingga Gusdink melanjutkan kuliah di Singaraja Bali pada 1991. Dia bersama teman kuliahnya berinisiatif merakit radio FM. Niatnya semata-mata ingin menemani kawan-kawan muslim di rantauan untuk melaksanakan ibadah puasa, bersiaran menunggu waktu berbuka, putar adzan Maghrib dan juga menemani pendengar waktu sahur. “Dalam perjalanannya, radio yg kami buat ini menjadi stasion pilihan anak muda di Singaraja, menyaingi radio profesional yang sudah ada lebih dulu yakni Radio Guntur dan Radio Labarong,”ulasnya.

Dalam perjalanannya, radio anak kampus yang dirintis Odink itu mampu menjadi wadah para aktivis . Keberadaan Radio ini ternyata juga menjadi wadah para pegiat Kampus menyampaikan segala Ide dan gagasan, keluh kesah. Sehingga radio inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Broadcast dan mendaulat Gusdink sebagai Ketua Umum pertamanya. “ Ya sekitar tahun 1994 lah,”jelasnya.

Odink Najamudin waktu bersiaran di Guntur FM Singaraja Bali I Foto: Istimewa

Kiprahnya sebagai pengelola radio kampus, ternyata memudahkan Odink menjadi penyiar karir. Dia pun diajak bergabung menjadi bagian dari penyiar Radio Guntur FM yang terkenal di Singaraja Bali. Meskipun akhirnya, Gusdink mengundurkan dari pada awal 1997. Orang tua memintanya pulang kampung ke Lombok, karena telah menyelesaikan kuliah.

BACA JUGA:  Inilah 15 Penyanyi Terbaik Dunia Sepanjang Masa, Manakah Favorit Anda?

Tapi yang namanya panggilan jiwa, rupanya Odink tak bisa melepaskan diri dari hasratnya untuk terus bisa bersiaran. Dia diterima dan bergabung menjadi penyiar di Radio Haccandra 102.3 FM Narmada dengan mengasuh banyak program unggulan di radio kreatif muda yang terkenal dengan tagline, Credible Station in Town.

Beberapa acara unggulan yang diasuh Odink selama di Radio Haccandra FM antara lain Tangga lagu 40 Teratas Indonesia setiap Minggu pagi jam 10:00 – 12:00, Top 40 Sabtu jam 16:00-18:00, Rock Show Jumat malam 21:00 23:00, dan Iwan Fals Mania Rabu 21:00 – 23:00 Wita. 

Mengobati rasa kangen, sesekali ikut bersiaran di Haccandra FM Narmada I Foto : Koleksi Pribadi

Tidak itu saja, Odink juga kerapkali didaulat menjadi pengasuh acara Interview Artis, musisi top tanah air yang akan menggelar konser di Lombok. Beberapa diantaranya adalah wawancara dengan Well Willy, vokalis pertama Grup Band Slank, Fathur, vokalis Java Jive, Ridha Sita Dewi, Andre Taulany, vokalis Stinky dan lain-lain. “Bagi saya itu sebuah kebanggaan bisa bertemu dan ngobrol langsung dengan musisi beken tanah air, yang selama ini saya hanya kenal lewat lagu hits mereka. Bisa menanyakan banyak hal seputar awal mula karir musiknya, kepribadian, suka duka dan sisi humanis para artis, ya tentu banggalah,”tutur Odink yang tetap tak bisa melupakan masa  paling indah ketika diundang acara kampung, dan dibawakan sekarung duren oleh penggemar setianya.

Selama  bergabung sebagai penyiar di Haccandra, Odink kerapkali didaulat oleh pihak radio untuk mengikuti berbagai pelatihan berskala regional dan nasional. Mulai diklat penyiaran, jurnalis radio hampir keliling Indonesia bersama VOA Suara Amerika, Grup Tempo Trijaya, Suara Surabaya dan KBR 68 H.

BACA JUGA:  Bold Not Old: Cerita Seru  Jaya Bachchan bersama Putri dan Cucunya dalam Episode terbaru Podcast What The Hell Navya

Radio, menurut Odink, telah banyak memberinya manfaat tak terhingga, termasuk membangun relasi dan komunikasi dengan banyak orang, mulai eksekutif, legislalif, pengusaha dan tentu saja para selebritis yang terus dibangunnya hingga sekarang. Terkadang dia pun dihubungi sejumlah artis untuk kepentingan di daerah, seperti ketika terjadi bencana Gempa di Lombok beberapa waktu lalu. Program aksi peduli juga digagasnya bersama artis ibukota dengan menggelar berbagai program seperti penggalangan dana bantuan bencana, pemulihan mental para korban bencana. Diantaranya program trauma healing bersama Dorce Gamalama dan Rafika Duri yang juga dia ajak ke sekolah tempatnya mengajar di  MTsN 2 Lombok Tengah.

Haji Odink menemani Dorce Gamalama dan Rafika Duri dalam acara trauma healing korban gempa yang digelar di MTSN 2 Lombok Tengah setahun lalu I Foto: istimewa

Seiring perkembangan dunia radio di era teknologi internet, Odink tetap optimis dan memberi catatan penting kepada para insan penyiaran di Nusa Tenggara Barat.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi penyiaran di era digital dan media sosial harus bisa disiasati dan disinergikan insan penyiaran. Apalagi munculnya trend baru semacam podcast, spotify dan lain-lain. “Bahwa era emas radio manual telah terlewati, Industrialisasi media termasuk radio memasuki tahap yang serba digital. Selama ada jaringan Internet, ada kuota. Saat ini orang bisa menikmati layanan streaming audio, tinggal kelik di ponsel masing-masing. Podcast menjadi alternatif terbaik saat ini di tengah gerusan modernisasi mewabah di semua lini. Media siaran juga harus manfaatkan media sosial dengan membuat konten siaran yang menarik para netizen melalui semua saluran yang tersedia. Sah-sah saja toh, dan jangan lupa meski kreatif memikirkan konsep on air dengan off air, dikolaborasikan, sehingga orang masih kenal dan tahu dahsyatnya radio,”pungkas Odink yang kini aktif menjadi Humas di sekolahnya dan kegiatan di lingkungkan Kanwil Kemenag Lombok Tengah. Mantap! (MRC-01)