Kecanduan Gadget, Bikin Mumet!

Halo Psikolog,

Setelah hadirnya gadget ini, intensitas berkomunikasi langsung dengan keluarga relatif minim. Semua seperti asyik dengan dunianya sendiri, dunia maya.Termasuk pembantu bahkan lebih asyik chat chatan  WA  entah dengan siapa, sehingga  lupa ngurusi pekerjaan pokoknya jadi baby siter.Demikian juga yang lain. Semua asyik asyik sendiri dan tak mau diganggu.Bagaimana sebaiknya menyikapi keadaan ini? Ibu Rani –  Mataram

Jawab

Baik… Ibu Rani, terima kasih atas  pertanyaan yang diajukan pada rublik solisi psikolog ini,  Memang benar Ibu tidak dipungkiri bahwa penggunaan HP atau Gadget saat ini sudah dapat dikatakan taraf kecanduan, sampai sampai HP atau Gadget sudah seperti keputuhan utama bahkan lebih rela ketinggalan dompet daripada ketinggalan HP atau gadget. 

Sebagai gambaran, bahwa sejak berkembangnya  sistem informasi melalui  internet, maka   ikut berkembang juga  sarana komunikasi melalui HP atau Gadget. Melihat fungsi  HP atau Gadget  sebagai sarana komunikasi yang  saat ini perangkat tersebut  tidak hanya digunakan untuk menelpon atau SMS saja, namun  sudah bisa ketemu orang yang kita hubungi lain secara  langsung lewat video call atau live streaming;  Dapat juga digunakan untuk mengakses informasi sehingga  dapat   menambah wawasan dan  pengetahuan; Selain itu  HP atau Gadget menjadi platform hiburan sehingga fungsi ini  yang paling banyak disenangi  tidak hanya anak-anak, tapi remaja, dewasa bahkan oleh  orangtua, bahkan dapat juga sebagai media promosi dan bisnis.

BACA JUGA:  Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Selain memiliki sisi positif, penggunaan HP atau Gadget juga membawa dampak  negatif jika digunakan secara tidak bijak seperti  Menimbulkan ketidakpuasan diri karena sering melihat unggahan yang ideal, yang sempurna, dan jika terus melihatnya  dapat menimbulkan dampak  ketidakpuasan pada diri sendiri akhirnya akan menurunkan kepercayaan diri;  Kecemburuan sosial karena membandingkan apa  yang dimiliki dan tidak dimiliki dengan kepunyaan orang lain,  hal ini dapat menganggu kesehatan mental; Mengganggu waktu tidur karena terkadang menggunakannya menjelang tidur, tidak mendapatkan tidur yang cukup bisa menyebabkan kenaikan berat badan, menurunkan konsentrasi, meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes; Menyebabkan kecanduan karena memiliki produksi hormon dopamin yang memicu rasa senang dan nyaman di otak meningkat saat  membuka aplikasi media sosial favorit  dan ini dapat berefek buruk bagi otak.

Walaupun terdapat sisi positif penggunaan HP atau Gadget, namun tetap memperhatikan sisi negatifnya juga sehingga harus dibatasi dan dipergunakan secara lebih bijak.

BACA JUGA:  Merajut Kembali "Budi Pekerti"Dalam Kehidupan

Dengan demikian maka apa yang perlu ibu Rani lakukan menghadapi situasi ini adalah  berkomunikasi dengan seisi rumah tentang penggunaan HP atau Gadget dengan menjadwalkan  waktu penggunaannya  kapan waktunya boleh dan kapan waktunya tidak boleh, disini ibu Rani  perlu membuat  peraturan sendiri, misalnya tidak menggunakannya  ketika berada di kamar mandi, dapur, atau kamar tidur, jadi disesuaikan dengan kebutuhan;  Selain itu Ibu  juga bisa mengganti waktu penggunaan HP atau Gadget dengan aktivitas yang lebih sehat, Hindari pula bermain HP atau Gadget ketika akan tidur, dan tidak mengunakannya sebelum selesai bekerja. Aturan ini harus diterapkan dan berlaku  kepada semua yang ada  di rumah;

BACA JUGA:  Tipe Kepribadian dan Jurusan Kuliah

Selain itu hindari penggunaan HP atau Gadget ketika sedang bersama orang lain, seperti saat makan bersama atau saat acara keluarga;  dan  Jangan menggunakan HP atau Gadget saat sedang berjalan, apalagi saat mengoperasikan kendaraan bermotor, tepikan kendaraan dan berhentilah sejenak jika  merasa ada notifikasi penting.

Sekian solusi yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat dalam menggontor diri maupun orang-orang disekitar Ibu Rani (*).