77 Paus Mati Terdampar di Pantai Selandia Baru

MATARAMRADIO.COM – Bencana ekologi laut kembali terjadi. Setelah tragedi kematian massal Paus Pilot terjadi di Tasmania, kali ini sebanyak 477 ekor Paus Pilot mati dan terdampar di dua pantai terpencil di Kepulauan Chatham, Selandia Baru.

Otoritas setempat mengatakan, tidak satu pun paus yang bisa diselamatkan dari kematian.

Kepulauan Chatham sendiri terletak sekitar 804 km di sebelah timur pulau utama Selandia Baru. Departemen Konservasi mengatakan 232 paus terdampar di Pantai Tupuangi dan 245 lainnya di Teluk Waihere.

Daren Grover, manajer umum Project Jonah, sebuah kelompok nirlaba yang membantu menyelamatkan paus menyebutkan, semua paus mati secara alami atau di-eutanasia dalam kehilangan yang “memilukan”.

BACA JUGA:  Berdampak Buruk Bagi Warga Jepang dan Negara Tetangga, Legislator Indonesia Rachmat Hidayat Tolak Pembuangan Limbah Radioaktif ke Laut

“Peristiwa ini adalah situasi yang sulit dan menantang. Meski merupakan kejadian alam, namun tetap saja menyedihkan dan menyulitkan pihak yang membantu,” katanya dikutip dari Newsyy, Kamis (13/10).

Grover mengatakan, lokasi terpencil dan keberadaan hiu di perairan sekitarnya membuat mereka tidak dapat memobilisasi sukarelawan untuk mencoba mengevakuasi paus malang tersebut.

“Kami kesulitan mengapungkan kembali paus di Kepulauan Chatham karena risiko serangan hiu terhadap manusia dan paus itu sendiri, jadi eutanasia adalah pilihan yang paling baik,” lanjut Dave Lundquist, penasihat teknis kelautan untuk Departemen Konservasi.

BACA JUGA:  Tinjau Lokasi Budidaya Maggot BSF Lingsar, Wagub NTB Sampaikan Ini!

Terdamparnya paus secara massal cukup umum di Selandia Baru, terutama selama bulan-bulan musim panas. Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan paus terdampar, meskipun tampaknya sistem radar mereka dapat dikacaukan oleh pantai berpasir yang landai.

Grover mengatakan, ada banyak makanan untuk paus di sekitar Kepulauan Chatham, dan saat mereka berenang lebih dekat ke daratan, mereka akan segera menemukan diri mereka berpindah dari perairan yang sangat dalam ke dangkal.

BACA JUGA:  WMO: Lautan Dunia Mengkhawatirkan, Terpanas dan Paling Asam Sepanjang Sejarah

“Mereka mengandalkan ekolokasi mereka, namun mereka tidak tahu bahwa mereka kehabisan air. Mereka semakin dekat ke pantai dan menjadi bingung sebelum akhirnya mereka mulai terdampar,” ungkap Grover.

Karena lokasi pantai yang terpencil, bangkai paus tidak akan dikubur atau ditarik ke laut, seperti yang sering terjadi, tetapi akan dibiarkan membusuk, kata Grover. Menurutnya alam akan mendaur ulang bangkai dengan sendirinya. (EditorMRC))