
MATARAMRADIO.COM – Pada 11 April 1900 menjadi tonggak sejarah dalam dunia perang laut ketika Angkatan Laut Amerika Serikat secara resmi mengakuisisi USS Holland, kapal selam modern pertama yang dirancang dan dibangun oleh penemu keturunan Irlandia-Amerika, John Philip Holland.
Kapal selam revolusioner ini, yang diresmikan di tengah gelombang inovasi maritim, menjanjikan kemampuan strategis baru bagi Angkatan Laut dan membuka babak baru dalam eksplorasi serta pertahanan bawah laut.
USS Holland, kapal sepanjang 16 meter dengan bobot 74 ton, adalah keajaiban teknologi. Didukung mesin bensin untuk perjalanan di permukaan dan motor listrik saat menyelam, kapal ini mampu menyelam hingga kedalaman 30 meter dan menempuh jarak 1.600 kilometer di permukaan.

Dilengkapi dengan satu tabung torpedo dan mampu membawa tiga torpedo berdiameter 18 inci, kapal selam ini menawarkan kehadiran yang tersembunyi namun mematikan di bawah air. Awaknya yang terdiri dari enam orang, dipimpin oleh kapten terampil, beroperasi dalam ruang sempit, mencerminkan keberanian dan ketelitian yang dibutuhkan untuk menaklukkan wilayah baru ini.
Perjalanan John Holland menuju momen ini penuh dengan ketekunan. Lahir di County Clare, Irlandia, pada tahun 1841, Holland bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1873, membawa serta ketertarikannya pada kapal selam. Setelah bertahun-tahun bereksperimen, menghadapi kegagalan prototipe, dan kendala finansial, desain keenamnya—Holland VI—akhirnya menarik perhatian Angkatan Laut.
Setelah uji coba sukses di lepas pantai New Jersey, Angkatan Laut membeli kapal tersebut seharga $150.000 dan menamakannya USS Holland untuk menghormati sang visioner.

“Ini bukan sekadar kapal; ini adalah cara baru memikirkan kekuatan laut,” ujar seorang pejabat Angkatan Laut dalam upacara akuisisi di Crescent Shipyard, Elizabeth, New Jersey. “USS Holland memberi kita kemampuan untuk menyerang tanpa terlihat, melindungi wilayah kita, dan menjelajahi kedalaman dengan cara yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.”
Potensi kapal selam ini luar biasa. Para ahli strategi angkatan laut membayangkan USS Holland dapat mengacaukekuatan armada musuh, melakukan pengintaian rahasia, dan menjaga perairan Amerika dari ancaman yang muncul.
Namun, tantangan masih ada. Kecepatan terbatas kapal ini—6 knot saat menyelam—dan kondisi sempit di dalamnya menimbulkan risiko bagi awaknya. Para kritikus berpendapat bahwa kapal selam belum teruji dalam pertempuran dan rentan terhadap kegagalan mekanis. Meski begitu, Holland tetap optimis, menyatakan, “Kapal selam akan tetap ada. Ini akan mengubah dunia.”
Bagi warga Elizabeth, USS Holland adalah sumber kebanggaan lokal. Para pekerja galangan kapal yang telah bekerja keras membangun badan kapal dan sistem rumitnya berkumpul hari ini untuk merayakan, sorak sorai mereka bergema saat aset terbaru Angkatan Laut disambut secara resmi. “Kami membangun sesuatu yang akan masuk dalam sejarah,” ujar seorang tukang las, wajahnya berseri-seri dengan rasa bangga.
Saat USS Holland bersiap untuk misi resmi pertamanya, kapal ini menjadi bukti kecerdikan manusia dan ambisi Amerika. Meskipun dampak penuhnya pada perang laut masih harus dilihat, satu hal pasti: pada tanggal 11 April 1900 ini, Angkatan Laut AS telah mengambil langkah berani menuju masa depan, menyelam langsung ke dalam kemungkinan yang belum terpetakan.
Akuisisi USS Holland menandai kelahiran angkatan kapal selam Angkatan Laut AS, yang akan memainkan peran penting dalam konflik abad ke-20. Desain John Holland akan menginspirasi generasi insinyur, mengukuhkan warisannya sebagai bapak kapal selam modern. (editorMRC)











