Fujishiro Tsunemi dan Ritual Adat Bayan

Oleh: Buyung Sutan Muhlis

Hasil jepretannya bikin saya ngiler. Maklumlah, dia berasal dari salah satu negeri produsen kamera papan atas. Namanya Fujishiro Tsunemi. Di blognya, wanita Jepang ini menyebut dirinya ahli etnografi Islam. Ia telah berkunjung ke sejumlah negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Di Lombok, beberapa tahun lalu, ia bertemu seorang wisatawan peminat kebudayaan berkebangsaan Belanda. Kata warga Negeri Kincir Angin itu, sebelumnya ia pergi ke Sumatera. Tapi ternyata di Lombok masih memiliki budaya dan tradisi yang lebih tua.

BACA JUGA:  Tuak, Minuman Tradisional Lombok Warisan Kerajaan Karangasem?

Fujishiro Tsunemi mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di sebuah wilayah di Bayan, Lombok Utara. Acara itu berlangsung selama dua hari. “Festival ini berlangsung di dalam dan sekitar masjid. Masjid kuno, dibangun sekitar 300 tahun yang lalu,” ujarnya.

Para warga datang membawa beras, ayam, kelapa, buah-buahan, dan kambing. Bahan-bahan yang nantinya akan dimasak bersama. “Saat mengunjungi festival, bahkan orang asing harus mengenakan pakaian adat yang sama dengan penduduk desa. Kita juga perlu melepas sepatu saat memasuki area ritual,” katanya.

BACA JUGA:  Hanya 30 Menit Jakarta-Bandung: Cerita Jokowi Uji Coba Kereta Cepat

Di hari pertama, para wanita menumbuk padi. Malamnya digelar peresean, olah raga beladiri menggunakan tongkat pemukul dan perisai.

Di hari kedua, lebih dari 20 wanita mencuci beras di sungai terdekat. Sungai tersebut berada di dasar lembah, menuruninya melalui jalan setapak.

Di malam kedua baru acara makan malam bersama, setelah seluruh rangkaian upacara usai. “Semua penduduk desa berkumpul untuk makan malam. Itu sekitar jam 9 malam. Orang asing juga ikut makan bersama penduduk desa,” tulisnya.

BACA JUGA:  Musim Kawin, Musim Telih Kembang Komak