Ketua JMSI NTB Naik Haji, TGH Syubki Sasaki Tekankan Kekuatan Doa

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB, TGH Syubki Sasaki, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya keberkahan doa sahabat dalam kehidupan.

Acara yang digelar sejak pagi hingga sore hari ini, menghadirkan berbagai kalangan, mulai dari anak-anak yatim piatu, tokoh masyarakat Tionghoa seperti Wijanarko, hingga perkumpulan Ikawangi, anggota JMSI NTB, jurnalis, serta sejumlah pejabat pemerintahan. Kehadiran mereka menjadi bukti dukungan dan doa untuk kelancaran ibadah Boy Mashudi yang dijadwalkan berangkat haji pada 8 April 2025.

Keberkahan Doa yang Bisa Dibagi

Dalam tausyiahnya, TGH Syubki Sasaki menekankan bahwa keberkahan tidak hanya dapat dinikmati oleh jamaah yang sedang berada di Tanah Suci, tetapi juga bisa dibagikan kepada orang lain melalui doa.

“Banyak orang sukses karier karena doa orang terdekat,” tegasnya.

Menurut TGH Syubki, doa sahabat kepada sahabat lainnya merupakan salah satu bentuk doa yang paling makbul. Ia menyebutkan bahwa seringkali seseorang meraih kemudahan dalam hidup, karier, dan usahanya berkat doa tulus yang dipanjatkan oleh orang lain tanpa sepengetahuannya.

BACA JUGA:  Sambut Milad Bang Zul, Mi6 Siap Gelar Monolog dan Happening Art Doktor Zul Milik Kita Semua

Doa Sebagai Kekuatan dalam Kehidupan

Lebih lanjut, TGH Syubki Sasaki menguraikan tentang dimensi waktu yang penuh berkah. Ia menegaskan bahwa waktu yang kita jalani hari ini bisa menjadi berbeda dibandingkan hari kemarin apabila diisi dengan aktivitas positif seperti saling mendoakan.

“Jadikan waktu kita menjadi waktu yang berkah di mana pun berada,” serunya.

TGH Syubki mengingatkan bahwa dalam hidup, seringkali keselamatan dan kelancaran yang kita rasakan bukan semata-mata hasil dari usaha pribadi, melainkan karena doa-doa tulus yang dipanjatkan oleh orang-orang di sekitar kita.

“Doa menjadi power. Karena itu kita harus selalu ingat berbuat baik dengan yang lain,” tambahnya.

Tasyakuran Sarat Makna Kebersamaan

Momentum tasyakuran ini bukan hanya sekadar seremoni perpisahan sebelum Boy Mashudi bertolak ke Tanah Suci, namun juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi lintas komunitas di NTB. Kehadiran tokoh dari berbagai latar belakang, termasuk komunitas Tionghoa dan Ikawangi, mencerminkan semangat persatuan dan harmoni sosial yang selama ini dijaga di NTB.

BACA JUGA:  Selain Upah Minimum, Perusahaan Juga Wajib Terapkan Skala Upah yang Produktif dan Adil

Selain itu, undangan kepada anak-anak yatim piatu dalam acara ini mengandung makna berbagi kebahagiaan dan mengharapkan keberkahan dari doa mereka. Suasana penuh haru tercipta saat doa bersama dipanjatkan, mendoakan agar Boy Mashudi diberikan kesehatan, kemudahan, serta haji yang mabrur.

Boy Mashudi Siap Menjalankan Rukun Islam Kelima

Dalam sambutannya, Boy Mashudi menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas dukungan keluarga, sahabat, dan semua pihak yang telah mendoakan kelancaran keberangkatannya. Ia mengakui bahwa perjalanan haji adalah panggilan suci yang tidak semua orang berkesempatan menjalaninya.

“Saya berangkat membawa doa banyak orang, semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya,” ucap Boy Mashudi penuh haru.

Sebagai Ketua JMSI NTB, Boy juga berharap agar sepulang dari Tanah Suci, dirinya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa manfaat yang lebih luas, baik untuk organisasi, komunitas media, maupun masyarakat NTB pada umumnya.

BACA JUGA:  Rachmat Hidayat Minta Juaini Taofik dan Muhammad Rum Sukseskan Program Pemerintah Pusat

Nilai Spiritual dalam Setiap Perjalanan

Dalam konteks keberangkatan haji ini, TGH Syubki mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga nilai-nilai spiritual dalam setiap langkah hidup. Ia mengajak seluruh hadirin untuk tidak sekadar merayakan keberangkatan ke Tanah Suci, tetapi juga menumbuhkan semangat berbagi keberkahan di lingkungan masing-masing.

“Setiap langkah kita adalah doa. Jangan sia-siakan waktu yang Allah beri. Gunakan untuk menebar kebaikan dan memperkuat ukhuwah,” ujar TGH Syubki.

Doa, Kunci Keberkahan Hidup

Momentum ini mempertegas satu hal yang sering kali terlupakan: kekuatan doa. TGH Syubki Sasaki berulang kali menekankan, bahwa dalam realita kehidupan yang penuh tantangan ini, doa merupakan kekuatan yang tidak boleh diremehkan.

“Sering dalam hidup kita selamat karena doa,” kata TGH Syubki, mengakhiri tausyiahnya.

Dengan semangat ini, Boy Mashudi pun berangkat ke Tanah Suci membawa bukan hanya doa pribadi, tetapi doa seluruh sahabat, keluarga, dan masyarakat NTB yang mengiringinya dengan tulus. (editorMRC)