Pertama Kali  di Asia Tenggara, Google Pilih NTB Luncurkan Environmental Insight Explorer

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Perusahaan platform digital kelas dunia Google ternyata melirik Nusa Tenggara Barat sebagai lokasi peluncuran program Environmental Insight Explorer atau EIE.

Hal inilah yang membanggakan berbagai kalangan terlebih lagi Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr H Zulkieflimansyah yang meluapkan rasa gembira dan berbagi cerita dengan para pengikutnya di media sosial. “ Senang sekali hari ini bersama GOOGLE di Senggigi melakukan launching Environmental Insight Explorer. NTB adalah Provinsi pertama di Indonesia bahkan yg pertama di Asia Tenggara yg dipilih oleh GOOGLE untuk launching EIE ini. Sungguh menjadi kehormatan yg luar biasa bagi kami,”tulis Gubernur dalam status terbaru di akun facebooknya Bang Zul Zulkieflimansyah, Kamis (21/4).”Terima Kasih GOOGLE, semoga sinergi dan kolaborasinya tetap berlanjut di masa-masa datang,”ungkapnya.

APa itu EIE?

Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi masalah yang sangat serius di dunia. Google pun serius ingin membantu para pembuat kebijakan di seluruh dunia untuk menentukan kebijakan, menganalisis dan menentukan solusi dengan meluncurkan sistem Environmental Insights Explorer (EIE) yang mengumpulkan data-data terkait emisi di dunia.

BACA JUGA:  Diduga Curi Data Pribadi Pelanggan, 11 Aplikasi Bermasalah Kena Semprit. Kepoin Yuk!

Google meluncurkan Environmental Insight Explorer (EIE), sebuah platform yang dikembangkan dengan menganalisis data pemetaan global secara komprehensif serta faktor-faktor standar untuk emisi gas rumah kaca (GRK), di wilayah Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat menjadi wilayah pertama peluncuran EIE di Asia Tenggara. Dengan begitu, Data 91 kota dan wilayah di Nusa Tenggara Barat yang sudah tersedia di platform EIE. Director Goverment Affairs and Public Policy Google Indonesia, Putri Alam mengatakan EIE akan membantu pemerintah lokal mengetahui tingkat emisi GRK dan bagaimana menanganinya. “EIE akan membantu masyarakat mendapatkan pilihan yang ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, bagaimana masyarakat mengetahui hotel mana saja yang telah mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan yang didapatkan dari pihak ketiga,” katanya seperti dilansir MATARAMRADIO.COM dari bisnis.com dalam peluncuran platform Environmental Insight Explorer (EIE) oleh Google, di Senggigi Lombok, Kamis (21/4).

Diluncurkan pada 2018, EIE memanfaatkan sumber data unik dan kapabilitas pemodelan artificial intelligence (AI) Google untuk menghasilkan perkiraan tentang aktivitas, emisi, dan penurunan GRK untuk kemudian disediakan secara gratis. Platform ini juga dapat menunjukkan perkiraan emisi GRK dari bangunan dan transportasi. Dalam satu dekade, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini telah berkomitmen membantu lebih dari 500 kota dan pemerintah lokal untuk mengurangi total 1 gigaton (atau satu miliar ton) emisi karbon per tahun hingga 2030 dan seterusnya.

BACA JUGA:  Wajahnya Lumpuh, Justin Bieber Diduga Terkena Ramsay Hunt Syndrome

Putri menambahkan, dengan menampilkan informasi lingkungan di platform yang mudah digunakan, Google ingin membantu para pengambil keputusan setempat dalam bekerja sekaligus merangsang penelitian baru tentang isu — dan solusi — dalam bidang lingkungan hidup untuk kota-kota di seluruh dunia. Saat ini, EIE dapat diakses para perencana kota di lebih dari 4.000 kota dan daerah di Indonesia. Berdasarkan data Google, emisi dari transportasi di NTB telah turun dalam tiga tahun terakhir. Tercatat, pada 2020, emisi GRK tercatat sebesar 1,33 juta ton metrik karbon dioksida ekuivalen (tCO2), atau lebih rendah 51 persen dibandingkan dengan emisi GRK pada 2019 sebesar 2,74 tCO2. (EditorMRC)

BACA JUGA:  Program Magang Jepang Makin Populer di NTB, Menaker Ida Fauziyah Ingatkan Ini!

foto-foto: akun facebook Bang Zul Zulkieflimansyah