Kelola Sampah Organik, DLH Mataram Luncurkan Pesona Harum

MATARAMRADIO.COM,Mataram – Persoalan sampah memang tidak ada habisnya. Berbagai upaya mengatasi masalah sampah juga terus digencarkan. Salah satunya dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram yang meluncurkan program yang dinamakan Pesona Harum.”Itu singkatan dari Pengolahan sampah organik andalan, hasilkan rupiah tuntaskan masalah atau Pesona Harum,” kata Kasi Pengurangan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, I Made Wibisana Gunaksa, SSTP kepada MATARAMRADIO.COM, Rabu (9/6).

Disebutkannya, Pesona Harum merupakan bagian dari Gerakan Menuju Lingkungan dengan Sampah Nihil (LISAN) dalam mewujudkan NTB Zero Waste.“Sampah organik berjumlah lebih dari 60 persen dari keseluruhan sampah yang dihasilkan. Ini menjadi suatu peluang dalam menyikapi permasalahan sampah di Kota Mataram,”jelasnya.

Wibi menyebutkan, melihat sampah organik saat ini lebih seksi. Pasalnya, banyak pilihan cara pengolahan sampah organic.”Dan yang perlu digaris bawahi bahwa 40 persen sampah organik dapat diselesaikan dengan larva Black Soldier Fly (BSF) atau yang biasa disebut dengan maggot, sehingga BSF menjadi prioritas dalam menyelesaikan sampah organik, sebagai upaya meningkatkan persentase pengurangan sampah.

BACA JUGA:  Berbenah di Angka 76

Dalam Pesona Harum, ulas Wibi, ada beberapa cara pengolahan sampah organik yang dapat diterapkan oleh masyarakat yaitu Maggot BSF, Komposter Bag, Lubang Sisa Dapur, Biopori, Fermentasi Aerob maupun Anaerob, Takakura, Tong Pemakan Sampah, Biogas maupun Biodegester. Masyarakat diberikan pilihan untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan, sesuai dengan karakter masyarakat sekitar. Mereka bisa memilih satu atau lebih cara pengolahannya.“Diharapkan dengan banyak pilihan, semakin banyak masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan ini,” ujarnya.

DLH Kota Mataram budidayakan Lalat Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) Sebagai salah satu solusi mengatasi sampah organik di Kota Mataram/foto: google image

Menurutnya, ada beberapa kelebihan maggot dibandingkan metode pengolahan lainnya, maggot dapat memakan sampah organik terutama sisa makanan dalam waktu cepat, 1 kilogram maggot dapat memakan 2 sampai 5 kilogram sampah organik dalam satu hari.“Maggot dapat dijadikan pakan unggas dan ikan, proteinnya sangat tinggi, bisa diberikan langsung ke ternak, dikeringkan terlebih dahulu ataupun dibuat menjadi pelet. Kotoran maggot merupakan pupuk organik yang sangat bagus, dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman,” jelasnya.

BACA JUGA:  BSF, Urai Sampah Jadi Uang

Lebih jauh Wibi menerangkan, melalui Pesona Harum, tempat pemeliharaan maggot disinergikan dengan kolam ikan dan sayur organik, yang berarti program ini mendukung peningkatan kualitas ketahanan pangan.

“Ada beberapa pilot project PESONA HARUM, baik yang timbul dari kesadaran masyarakat sendiri maupun inisiasi dari pemerintah dan dibantu oleh beberapa pihak atau lembaga yang mempunyai kepedulian seperti DASI, Rumah Maggot Lombok, Komunitas Nol Sampah, STIKES YARSI, Bank Sampah LISAN, TP PKK dan GOW Kota Mataram, Kelurahan Dasan Cermen, Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan Pejanggik, dan Kelurahan Dasan Agung Baru, telah memulainya dan diharapkan dapat ditiru oleh Kelurahan lain,”paparnya.

BACA JUGA:  DPC Demokrat Kota Mataram Bagi - Bagi Sembako

Pemerintah Kota Mataram, kata Wibi, melalui Dinas Lingkungan Hidup siap memberikan sosialisasi maupun pelatihan terkait hal tersebut. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, harus mendapatkan dukungan dari masyarakat, swasta, BUMN, praktisi, dunia usaha dan dunia pendidikan.“Harapan kami, semakin banyak kelompok masyarakat di lingkungan atau kelurahan maupun lembaga yang terlibat, maka semakin banyak sampah organik yang dapat kita kelola, sehingga angka pengurangan sampah pun meningkat,”imbuhnya.(EditorMRC)