Kado Besar HUT Lombok Timur ke-126

Pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Lombok Timur ke-126 pada Selasa, 31 Agustus 2021, Lombok Timur memperoleh dua kado besar.

Kado pertama, ucapan selamat dari Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) atas keberhasilan Lombok Timur yang secara progresif mampu mengubah satus desa dalam konteks Indeks Desa Membangun (IDM) dari “Berkembang” menjadi “Maju”.    
      Kementerian Desa PDTT menggunakan sebuah indeks untuk memotret perkembangan kemajuan dan kemandirian desa yang disebut Indeks Desa Membangun (IDM). IDM merupakan indeks komposit yang dibentuk dari tiga indeks, yaitu indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi dan indeks ketahanan ekologi (lingkungan). Dalam konteks ini, ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi merupakan dimensi yang memperkuat gerakan proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. 
      Satus IDM meliputi desa sangat tertinggal (IDM kurang dari atau sama dengan 0,4907), desa tertinggal (IDM lebih dari 0,4907; tetapi kurang dari atau sama dengan 0,5989), desa berkembang (IDM lebih dari 0,5989; tetapi kurang dari atau sama dengan 0,7072), desa maju (IDM lebih dari 0,7072; tetapi kurang dari atau sama dengan 0,8155), desa mandiri (IDM lebih dari 0,8155). Nilai IDM Lombok Timur pada tahun 2019 berdasarkan data Kementerian Desa PDTT mencapai 0,6750 dan sebesar  0,7041 pada tahun 2020. Merujuk pada data Kementerian Desa PDTT 2021 diperoleh nilai IDM Lombok Timur pada tahun 2021 sebesar 0,7337. Berdasarkan perkembangan nilai IDM Lombok Timur sejak tahun 2019 hingga 2021 dapat disimpulkan bahwa Status IDM Lombok Timur dalam periode 2019-2020 tergolong dalam kategori “Berkembang” kemudian pada tahun 2021 Status IDM Lombok Timur naik menjadi “Maju”.            
                
      Kado kedua, ucapan selamat dari Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif atas terpilihnya Desa Tete Batu Lombok Timur yang mewakili Indonesia dalam  lomba skala internasional yakni lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan oleh Organisasi Parawisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations World Tourism Organization).
Dalam lomba tersebut, Tetebatu dipromosikan sebagai desa wisata flora dan fauna dengan aneka ragam flora seperti pakis dan sebagainya dan fauna seperti Celepuk Rinjani, Lutung, Burung Kakak Tua, dan sebagainya. Dalam pada itu, flora dan fauna di Desa Tetebatu masih tetap lestari karena masyarakat setempat memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian hutan. Hutan lestari merupakan kunci utama untuk mencegah terjadinya perubahan iklim sebagaimana dituangkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. (Tim Weekend Editorial)     

BACA JUGA:  Refleksi 3 Tahun Kepemimpinan SUKMA