Putri Dinda Gunawan: Beberkan Alasan  Jadi Aktivis Sosial!

MATARAMRADIO.COM – Menjadi aktivis sosial, apa untungnya sih? Wow, ternyata banyaklah. Kalau tidak percaya,tanyakan saja sama Putri Dinda Gunawan, salah seorang pencetus lahirnya komunitas pegiat sosial  kemanusiaan bernama Pringgabaya Gelamang. Diapun blak-blakan membeberkan alasan menjadi aktivis sosial dengan seabreg manfaat.

Menurut Putri, ide membentuk komunitas Pringgabaya Gelamang bermula ketika gempa bumi mengguncang Lombok pada 2018. Ketika itu,katanya, jumlah relawan kemanusiaan sangat terbatas. Sementara bantuan kemanusiaan yang harus didistribusikan kepada warga sangat banyak.”Saat itu saya baru lulus SMA dan perkuliahan belum dimulai. Jadi, ikut aja sebagai relawan bersama anak muda di Pringgabaya dalam giat membagikan bantuan kepada warga korban gempa,”kata mantan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun 2017 ini.

Putri menuturkan, semua dilakukannya memang benar-benar sebagai panggilan jiwa, panggilan hati.”Saya ikut giat trauma healing, mendistribusikan bantuan kepada korban gempa ya panggilan hati dan saya menikmatinya,”ungkap Putri yang lahir di Bali pada 22 tahun silam, tepatnya 29 November 2000.

Giat sosial kemanusiaan hingga saat ini terus dilakoninya. Banyak yang dilakukan Putri. Dalam dua tahun terakhir ini,Putri bersama rekan-rekannya di Pringggabaya Gelamang menyibukkan diri sebagai tenaga pengajar di daerah terpencil. “Target kita adalah daerah-daerah terpencil yang anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan maksimal. Kami pergi ke Sambelia, mengajarkan Bahasa Inggris, karena disana tidak ada tempat les. Kalau pun ada tempat les, lokasinya jauh dari tempat mereka. Makanya, kami yang mendatangi,”sebut Putri seraya menambahkan beberapa daerah terpencil yang jadi target kawan-kawannya melakukan aksi sosial di Desa Perigi Suela dan sejumlah titik di Kecamatan Pringgabaya.

Tidak cukup pada giat mengajar, Putri dan kawan-kawannya juga rutin memberikan santunan kepada anak yatim piatu, orang-orang lanjut usia atau jompo, menggelar cek dan pengobatan gratis. Belum lagi menggelar perayaan hari anak dan perempuan se dunia tiap tahunnya, pembagian buku gratis bagi anak-anak daerah terpencil serta pemberdayaan Kelompok Pengusaha Kecil dan Menengah (UMKM) dengan membantu giat promosi dan penjualan produk mereka.

BACA JUGA:  Tak Ada Waktu Berleha-leha, H Rachmat Hidayat Ingatkan Pj Gubernur NTB Segera Benahi Tata Kelola Birokrasi dan Keuangan Daerah

Bagi Putri, hampir semua giat sosial memberi kesan tersendiri. Namun dia merasa menjadi pengajar untuk anak-anak di daerah terpencil memberi kesan mendalam. Padahal dia bukan berlatar belakang pendidikan guru. Tapi itulah resiko jadi aktivis sosial. Siap beradaptasi dengan tuntutan keadaan.

Putri membeberkan bagaimana suka dukanya mengajar di daerah terpencil bernama Paok Kambut Desa Perigi yang lokasinya memang sangat terpencil. Ada dua sekolah di sana, SD dan SMP yang karena lokasinya jauh, maka dijuluki Sekolah di Atas Awan.

Bagi Putri, pengalaman mengajar Bahasa Inggris pada siswa SMP di Paok Kambut, sangatlah berkesan.”Disana siswa dan gurunya sedikit.Biasanya anak-anak di sana sekolah sampai SMP setelah itu mereka akan menikah di usia dini. Angka pernikahan usia dini di Paok Kambut sangat tinggi, makanya ikut terlibat memberikan sedikit sentuhan terhadap pendidikan anak-anak di sana agar mau dan bersemangat melanjutkan pendidikannya, jangan sampai SMP doang,”ulas Putri, Sarjana Akuntansi Lulusan Universitas Mataram yang masih berstatus lajang ini.

Jadi Duta  Lombok Timur dan NTB

Putri Dinda Gunawan boleh jadi salah satu potret aktivis sosial yang langka ditemukan. Putri yang hobby menggambar dan olahraga basket ini mengaku terjun di dunia aktivis sejak  duduk di bangku SMP Negeri 1 Pringgabaya dan dan berlanjut ketika sekolah di  SMA Negeri 1 Pringgabaya.

Ketika SMA, Putri pernah tercatat sebagai Kapten Basket Putri SMANSABAYA dan sukses untuk kali pertama membawa tim basketnya ikut kompetisi bergengsi  Deteksi Basket League (DBL) yang lagi booming saat itu.

BACA JUGA:  Walikota Mataram Akui Tantangan Berat Hadapi Masyarakat di Musim Covid 19

Putri juga   dimandatkan sebaga Wakil Ketua OSIS pada 2016 dan terpilih menjadi Ketua OSIS SMA Negeri 1 Pringgabaya tahun 2017.

Selama menjabat sebagai Ketua OSIS, Putri pernah menjadi Duta Pendidikan Karakter  Lombok Timur bersama Perwakilan OSIS se Kabupaten Lombok Timur. Dia juga terpilih mewakili NTB pada Raimuna Nasional Cibubur Jakarta tahun 2017.

Ketika menempuh kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Mataram, Putri juga aktivis kampus dengan seabreg kegiatan. Dia pernah menjadi tutor debat Bahasa Inggris ARGUMENT Universitas Mataram 2019 dan menjadi staf KSPM Universitas Mataram 2020.

Aktivis Sosial Sebagai  Makanan Jiwa dan Mood Booster

Sebagai aktivis sosial kemanusiaan,  Putri melangkah pasti melakoni panggilan jiwa dan hatinya. Dia kini menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan melek dengan keadaan sekitarnya.

Sebelum terjun jadi aktivis sosial, saat menonton berita di TV, lihat keadaan anak-anak di jalanan tidak bisa sekolah. Bathinya sempat bertanya.”Apa ya ada kehidupan seperti itu di sekitar kita.Kita kan melihatnya baik-baik saja.Ternyata masih banyak banget anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan yang layak. Padahal  setiap anak  berhak mendapatkan pendidikan yang layak terlepas apapun latar belakangnya,”tegas Putri seraya menyebutkan slogan yang dikembangkan di Komunitas Pringgabaya Gelamang bahwa setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.

Putri juga menjadi pribadi yang lebih peka dengan lingkungan sekitarnya.”Sebelum menjadi aktivis sosial, ya acuh tak acuh saja.Mau ada kebijakan atau apalah,kita nggak peduli. Tapi sekarang, kita bisa lebih peka untuk bagaimana ikut membersamai orang-orang di sekitar kita,”katanya dan makin bisa belajar banyak hal menghadapi anak-anak, perempuan dan cara bersikap dengan orang-orang baru.

BACA JUGA:  Hasil Quickcount: Joda Menangkan Pilkada KLU

Bagi Putri, kepuasaan menjadi aktivis sosial adalah ketika dia juga bisa berbagi ilmu dengan orang-orang di sekitarnya.  Dia juga punya target untuk bagaimana memberdayakan lebih banyak lagi anak-anak, kaum perempuan dan lingkungan.

Putri ingin memfasilitasi kaum perempuan ada wadah untuk mereka bisa bicara dan menyampaikan aduannya terutama yang berkaitan dengan pelecehan seksual kepada remaja dan kaum perempuan serta Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Pringgabaya Gelamang juga sedang berupa memberikan beasiswa kepada siswa SD hingga SMA yang sangat membutuhkan. Walaupun wujudnya tidak dalam bentuk uang, tetapi akan mencarikan jalan dan pendampingan kepada sekolah agar siswa bersangkutan layak diberikan beasiswa.

Meskipun masih ada selentingan minor disematkan sebagian orang tentang sosok aktivis terutama aktivis LSM.”Ya karena adanya beberapa oknum yang menciderai makna dari aktivis sosial itu sendiri. Tapi banyak kok, aktivis sosial yang memang murni karena panggilan jiwa. Adapun yang kerap bermasalah biasanya karena disusupi agenda pribadi atau kepentingan lain,”tegasnya dan mengaku bersyukur karena komunitas pegiat Sosial Pringgabaya Gelamang yang diikuti dan digelutinya saat ini merupakan komunitas anak muda yang murni ingin bergerak untuk aktivitas sosial, bukan kepentingan lain.

Bagi Putri, ada kepuasan tersendiri menjadi aktivis sosial yang disebutnya sebagai makanan jiwa.”Ada peningkatan kualitas dirilah,alhamdulillah. Saya menyebutnya sebagai mood Booster. Lebih bahagia rasanya setelah melakukan aktivitas sosial,”imbuh salah seorang deklarator IKA SMANSABAYA dan berharap ikatan alumni sekolahnya ini bisa menjadikan aksi sosial kemanusiaan sebagai salah satu program unggulan.”Treat people with kindness (perlakukan setiap orang dengan kebaikan,red)”pungkas pengagum sosok pahlawan wanita RA Kartini. Salut buat Putri Dinda Gunawan. Mantap dan warbiasah! (Editor MRC)