Apa itu kebahagiaan?. Orang dikatakan bahagia jika segala kebutuhannya terpenuhi dan semua yang menjadi keinginannya tercapai. Kebahagiaan adalah keadaan akhir yang diinginkan kearah mana semua aktivitas dikerahkan (Diener et al, 2000).
Disisi lain, orang juga dapat dikatakan bahagia manakala mereka terlibat dalam suatu aktivitas yang sesuai dengan tingkat keterampilannya. Orang juga dapat dikatakan bahagia ketika mereka terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan. Setiap orang tentu memiliki tujuan hidup yang membuatnya menjadi lebih energetik, mengalami emosi yang lebih positif dan hidup bermakna (Huppert, 2013).
Dalam konteks kesejahteraan, kebahagiaan atau “happiness” dimaknai sebagai kesejahteraan subyektif atau “subjective well-being”(Huppert, 2013). Dalam pada itu, kesejahteraan subyektif tidak hanya berkaitan dengan bagaimana orang mengevaluasi kehidupannya mengenai kepuasan hidup atau “life satisfaction”, tetapi juga berkaitan dengan “affect” yakni bagaimana keadaan emosi atau perasaannya dan makna hidup atau “eudaimonia” (Diener et al, 2000;OECD, 2021). Berkaitan dengan hal tersebut “Indeks Kebahagiaan” mencakup tiga dimensi yaitu: (1) dimensi kepuasan hidup atau “life satisfaction”, (2) dimensi perasaan atau “affect”, (3) dimensi makna hidup atau “eudaimonia” (BPS, 2021).
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebahagiaan juga dimaknai sebagai kesejahteraan subyektif. Oleh karena itu, Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dinilai secara subyektif oleh penduduk berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi obyektif/faktual mencakup dimensi kepuasan hidup, perasaan,dan makna hidup. Setiap dimensi dari ketiga dimensi tersebut memiliki indikator. Dimensi kepuasan hidup meliputi 10 indikator, dimensi perasaan meliputi 3 indikator dan dimensi makna hidup meliputi 6 indikator (BPS, 2021). Dengan demikian, Indeks Kebahagiaan meliputi 19 indikator. Dalam konteks kebijakan publik, indikator kebahagiaan telah dianggap penting bagi perumusan kebijakan publik dalam rangka mencapai tujuan pembangunan (Veenhoven, 2015). Kebahagiaan menunjukkan fenomena bahwa kebahagiaan penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan pembangunan dan perkembangan sosial di masyarakat (Forgeard et al, 2011).
Indeks Kebahagiaan memiliki nilai mulai dari 0 (nol) yakni pada tingkat kebahagiaan paling rendah hingga 100 yakni pada tingkat kebahagiaan paling tinggi. Dalam editorial ini dibahas mengenai Indeks Kebahagiaan Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data “Indeks Kebahagiaan 2021” yang dipublikasikan oleh BPS (2021) bahwa nilai Indeks Kebahagiaan NTB pada tahun 2021 adalah sebesar 69,98 atau berada pada peringkat ke-31 dari 34 provinsi di Indonesia. Dengan perkataan lain, Indeks Kebahagiaan NTB pada tahun 2021 berada pada peringkat keempat terendah. Sebelumnya pada tahun 2017, Indeks Kebahagiaan NTB mencapai 70,70 atau berada pada peringkat ke-24 dari 34 provinsi di Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa peringkat Indeks Kebahagiaan NTB mengalami penurunan yakni semula dari peringkat ke-24 pada tahun 2017 kemudian turun menjadi peringkat ke-31 atau peringkat keempat terendah pada tahun 2021.
Disisi lain, Indeks Kebahagiaan Indonesia pada tahun 2017 yakni sebesar 70,69 kemudian naik menjadi 71,49 pada tahun 2021 atau terjadi peningkatan sebesar 0,80 point. Hal ini menggambarkan bahwa Indeks Kebahagiaan NTB berada diatas Indeks Kebahagiaan nasional pada tahun tahun 2017 dan justru sebaliknya pada tahun 2021 yakni berada dibawah Indeks Kebahagiaan nasional. Disisi lain Indeks Kebahagiaan NTB mengalami penurunan sebesar 0,72 point dalam periode 2017-2021. (Tim Weekend Editorial)