IPM Perempuan Lotim di Peringkat 8 dan IDG Peringkat 4 se-NTB

MATARAMRADIO.COM, Selong- Pembangunan manusia yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1990 oleh UNDP sebagai pendekatan pembangunan global merupakan proses perluasan pilihan manusia pada tiga dimensi dasar.

Menurut Ketua Koalisi Kependudukan Kabupaten Lombok Timur, Ir Lalu Muh Kabul MAP, ketiga dimensi dasar tersebut meliputi dimensi kesehatan,pendidikan dan ekonomi.”Dimensi pendidikan atau pengetahuan diwakili oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah,”jelasnya kepada MATARAMRADIO.COM, Kamis (3/9).

Disebutkan, adapun dimensi kesehatan diwakili oleh umur panjang dan sehat diwakili oleh indikator harapan hidup sejak lahir.”Sedangkan dimensi ekonomi yakni standar hidup layak diwakili oleh indikator pengeluaran per kapita,”jelasnya.

Lebih jauh diungkapkan, Indeks Pembangunan Manusia  atau IPM merupakan indeks komposit atau gabungan dari ketiga dimensi tersebut. Dalam konteks pembangunan berbasis gender, IPM dipilah menjadi IPM perempuan dan IPM laki-laki.

BACA JUGA:  Kisah Lucu 'Saripin' Naik Pesawat Jurusan Lombok-Jakarta Bikin Netizen Ngakak Habis, Simak Aja!

Bila mengacu pada data BPS NTB tahun 2020, lanjut Kabul, IPM perempuan di Lombok Timur pada tahun 2018 mencapai 63,02. Kemudian naik menjadi 63,90 pada tahun 2019.

IPM Perempuan Lombok Timur pada tahun 2018 maupun 2019 berada pada peringkat 8 dari 10 kabupaten/kota di NTB.”Di sisi lain, IPM Laki-laki Lombok Timur pada tahun 2018 sebesar 69,15 kemudian  naik menjadi 70,10 pada tahun 2019,”paparnya seraya menambahkan IPM Laki-laki Lombok Timur pada tahun 2018 dan 2019 berada pada peringkat 9 dari 10 kabupaten kota se-NTB.

BACA JUGA:  Terlibat Politik Praktis, 10 ASN Pemprov NTB Disanksi

Sebelumnya pada tahun 2017, IPM Laki-laki Lombok Timur sebesar 68,16 dan berada pada peringkat terendah yakni peringkat 10 dari 10 kabupaten kota di NTB.

Lebih jauh Kabul menjelaskan bahwa pembangunan manusia berbasis gender berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau lebih dikenal denganSustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Diantara 17 tujuan SDGs 2030, tujuan yang berkaitan dengan pembangunan manusia berbasis gender adalah tujuan kelima yakni kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.Makna gender mengacu padaperbedaanlaki-lakidanperempuandalamperan, perilaku, kegiatan serta atribut yang dikonstruksi secara sosial. Pebedaan ini tidaklah menjadi masalah jika disertai dengan keadilan, akan tetapi ketidak adilan yang terjadi akan mengakibatkan korban baik bagi laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, kesetaraan gender merupakan hak bagilaki-lakidanperempuan agar memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan berpartisipasi dalam bidangkehidupan. “Capaian pembangunan manusia berbasis gender antara lain diukurdenganIndeksPemberdayaan Gender (IDG)”, papar Lalu Kabul yang juga Pengurus Bale Mediasi Lombok Timur ini.

BACA JUGA:  Kawal Era Tatanan Hidup Baru, Polisi Gelar Razia Masker

IDG merupakan persamaan peranantara perempuandan laki-laki dalam kehidupan ekonomi, politik, danpengambilankeputusan.

Kabul menerangkanbahwaberdasarkandata BPS Provinsi NTB (2020) IDG yang dicapai Lombok Timurpadatahun2018 sebesar 60,79 kemudiannaikmenjadi 65,67 padatahun 2019.

 Hal ini menggambarkan bahwa peranan perempuan dalam kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan pada tahun 2019 lebih tinggi dibandingkantahun 2018. “ IDG Lombok Timur pada tahun 2018 berada pada peringkat 5 dari 10 kabupaten/kota di NTB kemudian naik menjadi peringkat 4 padatahun 2019”, pungkasnya.  (MRC-01)