HUT NTB di Tengah Siaga Bencana

17 Desember 1958 menjadi hari bersejarah bagi warga Nusa Tenggara Barat. Ya di tanggal 17 Desember 1958 itu, keluar UU No 64 tentang pembentukan daerah Swatantra Bali, NTT dan NTB.

Dengan adanya pembentukan daerah swatantra itu, Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi menjadi daerah otonom yang berdiri sendiri.
Adanya kemandirian secara administrasi dengan terbitnya UU maka pemerintah Provinsi NTB juga harus mandiri dalam gerak langkahnya.

Dan selama 63 tahun usianya, NTB sudah dipimpin oleh beberapa gubernur yaitu Gubernur Ruslan Cakraningrat, Wasita Kusuma, Gatot Suherman, Warsito, Harun Ar Rasyid, HL Serinata, TGH Zainul Majdi dan Zulkieflimansyah.

BACA JUGA:  Gonjang Ganjing Adendum Pengelolaan Aset Pariwisata Gili Trawangan

Dari setiap episode kepemimpinan itu, Pemerintah Provinsi NTB terus berusaha menata diri kearah yang lebih baik.
Dan di masa kepemimpinan Zulkieflimansyah – Siti Rohmi Djalilah yang memasuki usia 3 tahun dengan tagline NTB Gemilang, Pemerintah Provinsi NTB pun berusaha menorehkan karya dengan berbagai programnya.

Namun, dalam usianya yang ke 63 itu pula (17 Desember 1958 – 17 Desember 2021), NTB dihadang bencana banjir dan bencana lainnya.
Menilik kondisi yang ada, sepatutnya kita introspeksi diri, mempertanyakan kepada diri sendiri, apakah yang terjadi sebuah kebetulan, sebuah teguran ataukah lainnya.

BACA JUGA:  PPKM Darurat dan Jalan Ekonomi

Kita tidak ingin menghakimi dengan apa yang terjadi. Kita hanya ingin mengingatkan, bahwa sebuah bencana terjadi akibat tindakan manusia sebagaimana yang telah diingatkan sang pencipta dalam firmanNya. “Telah terjadi kerusakan di muka bumi akibat perbuatan manusia,” .

Mengaca dari firman sang pencipta, saatnya kita menoleh kedalam diri. Perbuatan apakah yang telah kita lakukan sehingga muncul berbagai bencana?
Silahkan renungkan dan akuilah dengan pertobatan untuk kembali menata bumi tuhan ini sesuai kodratnya.
Bila itu sudah bisa dilakukan, maka mengedepankan kesabaran dalam menanti hasil atas perubahan adalah langkah terbaik.
Karena hal itu jelas ditekankan dalam firmanNya, “Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu”.

BACA JUGA:  Refleksi 3 Tahun Kepemimpinan SUKMA

Semoga dengan perubahan perilaku menuju jalan lurus bisa melihat jalan terang di ujung terowongan. Semoga. salam. (Tim Weekend Editorial)