Tiga Komoditi ini Siap Dikembangkan BRIDA NTB dan Unram Wujudkan NTB Sebagai Pusat Inovasi Agroindustri Nasional!

BRIDA NTB dan UNRAM Dorong NTB Mendunia Lewat Kelor, Nira, dan Rumput Laut: Sinergi Riset untuk Transformasi Desa

Kolaborasi ini fokus pada riset terapan dari hulu hingga hilir terhadap tiga komoditas unggulan daerah, yakni kelor, nira, dan rumput laut—sebagai langkah nyata untuk mewujudkan visi NTB Makmur Mendunia.

Kemitraan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur NTB dalam pertemuan bersama Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (Fatepa) UNRAM. Penelitian difokuskan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat desa serta transformasi sumber daya alam menjadi produk inovatif yang berdaya saing tinggi.

BACA JUGA:  Lancar, Distribusi Bantuan Banjir Bima

Tiga Komoditas Strategis, Tiga Fokus Inovatif

Menurut Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., ketiga komoditas dipilih berdasarkan potensi lokal NTB dan kebutuhan pasar nasional maupun global.

“Kelor, nira, dan rumput laut bukan sekadar komoditas biasa. Ketiganya punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk unggulan yang mampu mendorong kesejahteraan masyarakat desa. Melalui pendekatan riset terpadu, kita ingin mengubah cara pandang terhadap SDA lokal,” jelas Aryadi dalam siaran pers yang diterima MATARAMRADIO.COM, Selasa (10/6).

Rakor BRIDA NTB dengan Tim Peneliti dari Universitas Mataram membahas potensi tiga komoditi yakni Kelor, Nira dan Rumput Laut. (Foto: BRIDA NTB)

Dalam jangka pendek, BRIDA dan UNRAM akan memfokuskan riset pada tiga aspek:

Kelor sebagai substitusi protein dalam pakan ternak, guna mengurangi ketergantungan pada impor jagung.

BACA JUGA:  Aliansi Pemuda Hindu Lombok Dukung Festival Baleganjur 2024. Ternyata inilah Alasannya!

Kombinasi kelor dan rumput laut untuk menghasilkan produk pangan dan kesehatan inovatif.

Diversifikasi pengolahan nira aren, dari gula tradisional menjadi bahan dasar minuman siap saji yang memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dari Peta Digital hingga Edukasi Hulu

Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri UNRAM sendiri telah memiliki peta digital terkait sentra pengolahan nira aren di NTB. Namun, menurut tim peneliti UNRAM, tantangan terbesar terletak di hulu.

“Masyarakat masih minim pemahaman tentang standar biologis, kimia, dan higienitas dalam proses pengolahan nira. Maka, edukasi dan penyuluhan menjadi bagian integral dari program riset ini,” ungkap mereka.

BACA JUGA:  Romain Febvre Juara MXGP Samota Sumbawa

Libatkan Semua Elemen, Wujudkan NTB Pusat Agroindustri

Untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan riset ini, BRIDA NTB akan menyusun perencanaan konkret yang melibatkan berbagai pihak, termasuk dinas teknis, akademisi, penyuluh lapangan, hingga pelaku UMKM dan industri lokal.

“Kita tidak bisa kerja sendiri. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Harapannya, ini menjadi fondasi kuat bagi NTB menuju pusat inovasi agroindustri nasional,” tegas Aryadi.

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, riset ini diharapkan menjadi model pengembangan berbasis potensi lokal yang berkelanjutan dan berorientasi global. (editorMRC)