MATARAMRADIO.COM – Pada tahun 1945, dunia dikejutkan dengan munculnya fenomena ayam tanpa kepala yang tetap hidup dan aktif selama 18 bulan.
Ayam tersebut diberi nama Mike, dan kisahnya berawal di Colorado, Amerika Serikat, ketika Lloyd Olsen menyembelih seekor ayam untuk makan malam.
Namun, sesuatu yang tak masuk akal terjadi: ayam yang telah dipenggal kepalanya itu tidak mati.



Alih-alih mati, ayam tersebut masih bisa berdiri, mengepakkan sayap, bahkan berjalan meskipun kepalanya telah terputus.
Menyadari keanehan tersebut, Lloyd merawat ayam itu dengan hati-hati, memberinya makan dan minum melalui leher menggunakan pipet.
Mike kemudian dibawa ke University of Utah untuk diteliti. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa kapak saat penyembelihan tidak memotong seluruh batang otak, sehingga fungsi dasar tubuh seperti pernapasan dan refleks motorik tetap aktif.
Kondisi langka ini menjadikan Mike sebagai satu-satunya ayam di dunia yang dapat bertahan hidup tanpa kepala dalam waktu yang sangat lama.

Fenomena Mike menarik perhatian media nasional hingga internasional. Ia menjadi selebriti keliling dan tampil dalam berbagai pertunjukan di New York, Los Angeles, hingga San Diego.
Setiap tur menghasilkan pendapatan besar bagi keluarga Olsen, karena banyak orang penasaran ingin melihat langsung ayam tanpa kepala yang masih hidup.
Popularitas Mike mencapai puncaknya saat majalah ternama seperti Life dan Time turut mengangkat kisahnya.

Mike menjadi ikon budaya pop dan bahkan kini dikenang sebagai maskot kota Fruita, Colorado, tempat asalnya.
Sayangnya, pada Maret 1947, dalam sebuah perjalanan tur ke Phoenix, Mike tersedak di tengah malam. Karena alat suntik untuk membersihkan tenggorokannya tertinggal, ia tak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia.
Upaya untuk meniru kondisi Mike telah banyak dilakukan, namun tak ada ayam lain yang mampu bertahan lebih dari dua hari.
Hal ini menegaskan bahwa Mike adalah satu-satunya ayam tanpa kepala yang mampu hidup sehat dan bertahan lama, menjadikannya fenomena paling ajaib dalam sejarah hewan unggas. (editor MRC)










