Pengamat Soroti Debat Kedua Pilgub NTB yang Disebut Alami Kemunduran Dibanding Debat Perdana. Inilah Catatan Kritisnya!

Tidak saja persoalan susunan acara yang jadi masalah, tetapi hal-hal teknis yang kesannya sepele membuat sejumlah kalangan mempertanyakan profesionalisme Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara debat dengan menggandeng LPP TVRI sebagai media partner menyebarluaskan acara debat tersebut agar dapat disaksikan masyarakat NTB.


Menurut Direktur Eksekutif MAC Project Dr Yan Marli mengungkapkan, pihaknya mempunyai sejumlah catatan penting terkait pelaksanaan debat terbuka kedua antar Paslon Pilgub NTB.


“Debat kedua ini menurut pendapat saya penuh dengan catatan penting, baik dari sisi jalannya debat maupun teknis pelaksanaannya. Artinya, secara kualitas teknis pelaksanaan mengalami kemunduran dibanding debat publik pertama,”jelasnya kepada ASLINEWS.ID, Minggu (10/11).


Disebutkan, bila membandingkan pelaksanaan debat pertama dan kedua dari sisi teknis pelaksanaan, maka debat kedua ini, katanya mengalami penurunan kualitas.


Doktor Yan Marli merujuk beberapa indikator.
Pertama, Inkonsistensi moderator dalam menyebut durasi jawaban dan respons balik, di mana moderator menyebut angka 1 menit, 2 menit, bukan 60 detik atau 120 detik.


“Tentu ini kurang patut karena terkesan parsial dan bisa saja ada anggapan memberi ruang khusus bagi paslon nomor 1 dan nomor 2, sementara paslon nomor 3 tidak. Mungkin penyelenggara debat baru mulai menyadarinya sehingga memasuki segmen ketiga, moderator hingga segmen keenam tidak menyebut angka tetapi menggunakan detik,”ulasnya.


Inkonsistensi lainnya yang dilakukan oleh moderator, lanjut Doktor Yan Marli adalah dalam penyebutan nomor urut paslon. Kadang-kadang menyebut paslon nomor 1, 2, dan 3, dan kadang-kadang pula menyebut paslon nomor urut 01, 02, dan 03. Padahal tidak ada paslon yang mempunyai nomor seperti itu.

BACA JUGA:  Lima Hari Menuju Pilkada Kota Mataram: AQUR Siap Tumbangkan Dominasi HARUM? Ini Kata Pengamat!


Terjadi masalah pada timer yang terkesan sangat tidak profesional pada segmen ketiga, tepatnya saat Zul menjawab. Terlihat Zul dihentikan untuk menjawab hingga 3 kali karena timer belum berjalan dari hitungan mundur.


“Moderator beberapa kali mengalami keseleo lidah atau slip of the tongue yang seharusnya tidak perlu terjadi bila dilakukan persiapan yang baik,”tandas mantan Komisioner KPU NTB dua periode ini.


Soroti KPU Sebagai Penyelenggara Debat


Doktor Yan Marli menilai KPU NTB sebagai penyelenggara debat publik Pilgub terkesan kurang cermat.
Hal ini, katanya, dapat dilihat pada dua hal.

Pertama, desain backdrop yang ada di belakang paslon, kalau diperhatikan, seolah-olah memposisikan salah satu calon berada pada posisi yang sangat spesial, sementara dua paslon yang lain nampak seperti pada posisi pinggiran.


“Apa mungkin hal ini terjadi karena hanya terlihat lewat layar kaca atau juga seperti itu adanya terlihat secara langsung?tanya Yan Marli lagi.


Selanjutnya pada jeda antara segmen kedua dan ketiga, terdapat iklan layanan masyarakat terkait DPTB dan ajakan untuk memilih pada tanggal 27 November nanti.


Suara percakapan yang terjadi antara para figuran dalam iklan tersebut dilengkapi dengan teks di bawahnya. Namun, ada yang samar-samar terdengar menyebut nama orang yang bernama Iqbal untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 27 November nanti, namun tidak tertulis dalam teks di bawahnya.

BACA JUGA:  Lalu Iqbal Sebut Angka 3 sebagai Kode Alam Bagi Kemenangan Dirinya dan Dae Dinda di Pilgub NTB


“Entah benar atau tidak, entah disengaja atau tidak, kalaulah ini benar, maka sangat disayangkan karena semua tahu bahwa nama itu adalah nama salah satu cagub yang sedang berkontestasi. Tentu ini bisa berupa kelalaian atau kekurangcermatan yang dilakukan oleh penyelenggara debat yang dapat menimbulkan banyak persepsi yang tidak baik di samping bisa menimbulkan sanksi bila terbukti benar,”tegasnya.


Penilaian serupa disampaikan Komisioner KPID NTB Yusron Saudi ST MPd yang hadir langsung pada saat acara debat berlangsung.
Pihaknya memang mengakui ada banyak hal yang perlu jadi perhatian KPU dan mitra kerjanya agar kasus serupa tidak terjadi.


“Dari sisi kualitas siaran selama acara debat berlangsung juga jadi aduan publik, karena apa yang disaksikan di layar kaca tidak maksimal menampilkan kualitas tayangan yang standar, apalagi ada hal-hal teknis yang kesannya sepele namun mengundang keluh kesah pemirsa baik yang menonton melalui layar TV maupun melalui kanal Youtube resmi KPU,”ungkapnya.


KPID NTB berharap persoalan teknis seperti timer yang tidak berfungsi dengan baik, soal moderator acara beberapa kali tidak sigap mengatasi keadaan, membuat tampilan acara di layar kaca tidak elok dilihat.

“Terutama saat giliran Paslon Nomor 2 akan menjawab hampir tiga kali mengulang hanya persoalan timer. Beruntung paslonnya bisa tenang dan memaklumi keadaan. Hal-hal begini selayaknya tidak perlu terjadi bila persiapannya dimaksimalkan. Adapun kualitas gambar yang dihasilkan kurang maksimal di layar kaca, mungkin juga perlu jadi catatan untuk debat berikutnya agar kasus serupa tidak berulang,”ungkap mantan Ketua KPID NTB ini.

BACA JUGA:  Maju di Pilkada Lombok Tengah, Ini Dia Profil Aksar Anshori Faishal


Hingga berita ini diturunkan belum ada klarifikasi resmi yang diberikan pihak KPU NTB sebagai penyelenggara debat terbuka Pilgub NTB. Demikian juga Bawaslu NTB sebagai pengawas Pilkada serentak, belum ada memberikan jawaban, sekalipun sudah coba dihubungi dan dimintai tanggapan.


Sebagaimana diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2024 di Lombok Raya Hotel Mataram, Jumat (8/11/2024) malam. Debat kedua mengangkat tema ‘Pengembangan Potensi Daerah untuk Kemajuan NTB’.


Ada enam subtema, yakni ketahanan pangan; keuangan ekspor dan investasi, pariwisata; pertambangan dan energi, industri, pangan dan teknologi; serta lingkungan hidup.

Dalam keterangannya kepada media sebelum acara debat kedua berlangsung, Komisioner KPU Provinsi NTB Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM, Agus Hilman mengungkapkan, secara umum, tema debat kedua berbicara terkait sektor ekonomi. Secara umum, tak ada perubahan teknis dalam debat perdana dengan debat kedua ini.


Pihaknya juga mengklaim sudah melakukan evaluasi yang menjadi catatan KPU di debat perdana yang secara keseluruhan sukses tetapi ada catatan teknis untuk perbaikan.

Sebagai informasi, debat perdana telah digelar pada 23 Oktober. KPU menjadwalkan tiga kali debat. Debat terakhir atau debat pamungkas akan dilaksanakan pada 20 November mendatang.


Debat Pilgub NTB diikuti oleh tiga kontestan. Mereka adalah Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) nomor urut 1, Zulkieflimansyah-Suhaili (Zul-Uhel) nomor urut 2, dan Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) nomor urut 3. (editorMRC)