Lily Wahid, Adik Kandung Gus Dur Berpulang

MATARAMRADIO.COM – Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun.Kabar duka datang dari keluarga besar KH Abdurahman Wahid yakni kabar meninggalnya Lilly Wahid, adik presiden keempat Indonesia itu pada Senin (9/5) sekitar Pkl 16.25 WIB.

Kepastian meninggalnya Lily Wahid disampaikan langsung keluarga.”Iya ibu Lily meninggal dunia tadi jam 4.28. Dimakamkan di Tebu Ireng Jombang besok sore. Berangkat dari Cibubur besok pagi. Disemayamkan di Cibubur dulu,” kata Ipang Wahid seperti dilansir MATARAMRADIO.COM dari CNN Indonesia.

Disebutkan Ipang, almarhumah Lily beberapa hari lalu menjalani perawatan intensif di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta karena mengalami penyempitan jantung. “Ibu ada penyempitan di jantung, sudah dipasang stent, dan berhasil. Setelah itu, kena infeksi paru. Karena faktor usia dan termasuk komorbid, Ibu dirawat intensif,” kata putri Lily, Nungki, Jumat (6/5) lalu.

BACA JUGA:  Sempat Berpolemik, Tiga Prodi Fisipol Bergabung dengan FH Unram. Ada Apa?

Nungki menjelaskan saat itu kondisi Lily sempat stabil namun masih memerlukan penanganan komprehensif dan kondisi psikologis yang positif agar bisa segera pulih.

Almarhumah Lily Wahid dalam suatu acara dengan Wapres KH Ma’ruf Amin. I foto: MI

Tentang Lily Wahid

Hj. Lili Chodidjah Wahid atau yang akrab dipanggil Lily Wahid ini adalah adalah adik kandung Gus Dur.  Dia lahir Jombang 4 Maret 1948. Dalam kancah politik nasional bisa dibilang dia adalah pendatang baru. Namanya baru mulai dikenai publik ketika mendukung kepengurusan PKB hasil Muktamar Ancol awal 2008 yang melahirkan Muhaimin Iskandar dan Lukman Edy, masing-masing sebagai ketua umum dan sekjen.

Kala itu, Lily berseberangan dengan kakaknya, Gus Dur. Karena jasanya itulah Lily Wahid selanjutnya ditempatkan sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB. Dari posisi itu, Lily makin dikenal publik. Dan pada Pemilu 2009, Lily selanjutnya melenggang ke DPR setelah memenangkan pertarungan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur II.

BACA JUGA:  NTB Temukan Varietas Sapi Unggul

Di DPR, ibu beranak tiga ini kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap bisa merugikan masyarakat. Bersama politisi perempuan dari partai lain, Lily menjadi inisiator koalisi politisi perempuan di parlemen. Saat skandal Bank Century mencuat, Lily bersama delapan anggota DPR dari lintas fraksi berinisiatif membentuk Tim Sembilan. Tim inilah yang menggagas usulan penggunaan hak angket DPR untuk mengusut kasus pengucuran dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century.

Boleh dikata, langkah Lily ini cukup berani. Sebab saat itu tidak ada satupun politisi PKB yang berani menyatakan mendukung Pansus Century, apalagi menjadi inisiator. Beberapa elite PKB malah menyesalkan sepak terjang Lily. Tapi dia yakin dengan apa yang dilakukannya. Bukan hanya di parlemen, di partainya sekalipun dia kritisi.

BACA JUGA:  Lebih Dekat Dengan Harmoko, Menteri Penerangan Era Suharto yang Tutup Usia

Saat masih remaja, dia sudah mengenal politik. Ketika usianya masih sekitar 19 tahun, Lily sempat dicalonkan menjadi anggota DPR. Namun dia memutuskan membatalkan pencalonan karena sudah banyak anggota keluarga yang menjadi caleg kala itu. Terlebih dia memang lahir dari keluarga Wahid Hasyim yang dekat dengan hirup pikuk politik.

Bagi Lily, politik tak identik sebagai upaya perebutan kekuasaan.  Menurutnya, makna politik sesungguhnya adalah cara untuk mencapai kemakmuran rakyat. Untuk mencapai tujuan itu, setiap orang bisa memainkan perannya masing-masing sesuai kemampuannya . Masyarakat biasa bisa berpartisipasi dalam politik dengan ikut menyampaikan aspirasinya terhadap situasi perkembangan negara lewat saluran-saluran yang ada. Maka, dia tidak takut untuk menyuarakan kebenaran. Prinsipnya, katakanlah yang benar meski itu pahit. (EditorMRC)