SBY Sedih Karena Kisruh Demokrat, Ini Kata Ali BD

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Mantan Bupati Lombok Timur dua periode H Ali Bin Dahlan tiba-tiba muncul di media sosial menanggapi serius fenomena politik tanah air beberapa pekan terakhir, terutama menyangkut kisruh Partai Demokrat besutan mantan Presiden SBY yang berakhir dengan Kongres Luar Biasa (KLB) melengserkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra pertama SBY.

Menurut Ali BD, wajar kiranya SBY sedih, karena menyangkut nama baiknya sebagai petinggi partai dan anaknya sebagai ketua yang dipilih secara sah dalam kongres.”Saya juga melihat kesedihan Gus Dur ketika beliau tidak dihitung bersama putrinya Mbak Yeni yang dididik untuk meneruskan partai yang didirikannya. Namun, beliau sebagai seorang pemimpin besar tidak peduli apalagi sebagai pemimpin partai, sebagai Presiden RI yang diturunkan pun beliau tidak peduli. Beliau lebih mencintai bangsa ini ketimbang mencintai perkumpulan politik yang disebut partai,”tulis Ali dalam status terbaru di akun Facebook pribadinya, Minggu (20/3).
Disebutkan, orang-orang politik memperebutkan partai, karena partai tersebut menjanjikan keberuntungan. Dengan partai orang dapat menjadi calon presiden, dengan partai orang bisa mendapatkan jabatan menteri, dengan partai orang bisa menjabat gubernur, bupati atau walikota. “Bahkan, dengan menjadi sebagai pengurus partai pendukung pemerintah sudah menunggu jabatan sebagai komisaris BUMN dan dengan partai para pegiatnya menjadi anggota DPR, DPRD,”tegas politisi senior NTB yang akrab disapa Amak Ketujur ini.

BACA JUGA:  Keluarga Pasien Covid 19 Boleh Ikut Urus Jenazah
SBY, AHY dan Moeldoko dalam pusaran kisruh Partai Demokrat. l foto: Antarafoto

Lebih lanjut Ali mengungkapkan, semua jabatan tersebut tentu saja diperoleh dengan mengeluarkan biaya dan bagian dari perolehannya juga ditagih oleh pengurus partainya. Ada aliran dana keluar dan masuk seperti sebuah industri tingkat menengah saja. “Pada umumnya, mereka yang telah mereguk kemewahan, jabatan dan uang dari partai ingin menggenggam partai tersebut dengan erat dan tidak akan dilepaskan. Dan bagi mereka yang tidak memiliki partai dengan segala cara ingin memperoleh suatu jabatan penting dalam partai tersebut,”ulasnya.

Untuk melakukan kongres atau MLB, kata Ali, tentu dikeluarkan beberapa miliar rupiah yang datang dari para sponsor dan simpatisan, selain sebagai biaya transportasi juga sebagai uang saku, sebagai sogokan agar datang dan menyetujui susunan kepengurusan yang diinginkan oleh sponsor.”Orang-orang partai yang tersingkir dari kepengurusan, karena berbagai sebab. Misalnya, pelanggaran AD/ART, menghadapi masalah hukum ternyata masih tetap memiliki harapan untuk kembali atau membalas dendam kepada pengurus yang ada. Kelompok ini paling mudah diorganisir oleh pihak lain yang menginginkan kepemimpinan baru dalam partai itu. Ini benar-benar lahan perebutan keuntungan dengan partai sebagai sumber penghidupannya yang lebih cepat dan orang tersebut telah menikmati keuntungan material dari kedudukannya dalam partai tersebut,”paparnya panjang lebar.

Ia lantas mencontohkan bagaimana seseorang yang dahulu menjadi orang penting dalam sebuah partai, karena terlibat kasus korupsi yang bersangkutan dihukum penjara dalam waktu yang cukup lama. Namun, yang bersangkutan masih tetap menginginkan partai tersebut untuk dapat meneruskan aktifitas politiknya. Di beberapa negara maju, orang-orang seperti itu biasanya mengasingkan dirinya dari masyarakat atau memusatkan aktifitasnya pada lembaga-lembaga kemanusiaan dan amal untuk menebus kesalahan masa lalunya dan mencoba melupakannya melalui amal kebajikan.” Sebaliknya, di Indonesia kelompok inilah yang paling banyak ikut serta dalam berbagai MLB partai tentu saja tujuannya untuk mencoba merebut kembali masa lalu yang indah dan mewah yang pernah dinikmatinya seraya melupakan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya tanpa merasa bersalah, tanpa rasa malu,”ujarnya.

BACA JUGA:  Benarkah ISIS Dibuat Untuk Memecah Belah Ummat Islam? Ini Pandangan Tokoh Senior NTB!

Ali BD yang pernah berkiprah sebagai petinggi Partai PKB NTB ini menyebut bagaimana seorang Emmanuel Macron, Presiden Prancis, pada 2016 mendirikan partai. La Repblique En Marche yang beraliran tengah kanan. Padahal, dia sedang menjabat sebagai salah seorang menteri dari kabinet partai sosialis yang telah lama memerintah di Prancis. Memang beliau dianjurkan keluar dari kabinet untuk membesarkan partainya, bukan dipecat menurut kebiasaan di negara ini.” Kita sudah tahu bahwa asal usul demokrasi modern adalah Prancis dan hal itu terus menerus dijaga oleh pemerintahnya. Pada usia 39 tahun Emanuel Macron menjadi Presiden Prancis hingga sekarang. Hal seperti ini perlu saya ungkapkan sebagai sebuah perbandingan saja, karena di Indonesia mendirikan partai sangatlah sulit. Sebab, para pemimpin partai yang ada di parlemen berusaha menghadang partai baru dengan cara membuat undang-undang kepartaian dan undang-undang pemilu yang diperketat seperti dengan cara membuat parliamentary treshold.agar dikatakan konstitusional,”tukasnya.
Anehnya juga, kata Ali, MK ikut serta tidak menghargai suara rakyat yang memilih sebuah partai. Namun, tidak bisa menjadi anggota parlemen walaupun sudah dipilih secara sah. “Suara rakyat adalah suara Tuhan tinggal menjadi omong kosong belaka atau dengan kata kasarnya suara rakyat adalah sampah, karena tidak sesuai dengan ambang batas yang dibuat oleh tokoh-tokoh partai dominan, sebut Ali.

BACA JUGA:  Polda NTB Siap Tindak Tegas Pelanggar Protokol Covid 19

Ia pun mengingatkan sejarah Pemilu pertama tahun 1955 yang disebutnya sebagai pemilu paling sukses yang diikuti oleh 53 partai, tetapi ingat juga pada umumnya MK mengikuti alur pikiran pemerintah. Karena, sebagian anggota hakim MK dipilih oleh DPR. Akibatnya, sejumlah orang yang ingin berkuasa, ingin mereguk kemewahan sebagai anggota parlemen atau pejabat negara seperti menteri, pejabat di lingkungan perusahaan negara yang makmur uang mencari celah untuk memiliki, memimpin atau menguasai sebuah partai. “Salah satu caranya yang cepat adalah dengan melakukan kudeta, seperti yang dialami oleh partai Demokrat dan partai-partai lain sebelumnya,”demikian Ali BD yang juga terkenal dengan sebutan Amak Asrul alias Papuk Abada. .(EditorMRC).

Foto utama: Google image