MATARAMRADIO.COM – Tanaman yang satu ini tentu tidak asing bagi kita. Orang Lombok menyebutnya Kecubung, Orang Sunda menyebutnya Kucubung dan beragam nama di daerah lain.

Kecubung di daerah Lombok, mudah ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias yang menjulang dan berbunga seperti terompet dan berbuah seperti sirsak bulat.

Tanaman yang bunganya berbentuk terompet ini kerap kali disalahgunakan sebagai penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius karena daun kecubung berkhasiat anestesi. Hal itu terutama karena tanaman ini mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik.

BACA JUGA:  Yuk! Kenali Makanan Mengandung Boraks

Dilansir dari kompas.com disebutkan bahwa,  penggunaan Kecubung bisa bisa berefek samping. Keracunan bisa saja terjadi.

Menurut Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis Bogor, penggunaan daun kecubung yang hanya diremas dan ditempelkan pada dahi bisa membuat orang mabuk.

Kecubung termasuk tumbuhan jenis perdu. Mahkota bunganya mirip terompet berwarna putih keunguan.

Senyawa alkaloid yang terdapat pada bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tangkai, daun, bunga, buah, hingga bijinya. Namun, kandungan terbesar terdapat pada akar dan biji. Bila keracunan ramuan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Minumlah kopi yang keras dan jangan lupakan untuk menghirup udara segar sebanyak-banyaknya.

BACA JUGA:  Ditresnarkoba Polda NTB Gerebek Pabrik Sabu di Lombok Timur

Karena bentuknya yang seperti terompet ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika dan Eropa kemudian menyebutnya sebagai devil trumpet alias Terompet Setan. Penyalahgunaan tersebut sebenarnya berasal dari kebiasaan sebuah kelompok masyarakat di India yang menggunakan kecubung untuk membius korban persembahan bagi dewa.

Di India, biji kecubung yang dihaluskan dan dicampur lemak menjadi obat luar bagi penderita impotensi. Selain itu, obat tersebut dipercaya mampu menambah daya tahan seksual. Manfaat lain dari kecubung, selain untuk mengatasi flu dan impotensi, juga baik untuk meredakan asma dan sakit gigi.

Seorang ahli tanaman obat, dr Setiawan Dalimartha, menjelaskan bahwa zat yang bermanfaat sebagai pereda asma adalah hipociamin dan skopolamin yang besifat antikholinergik. Efek dari zat tersebut sangat meringankan penderita asma.

BACA JUGA:  Sebelum Lebaran, Vaksinasi Lansia Tuntas

Dalam situs Ilmu Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa  alkaloid tersebut terdiri dari atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholinergik. Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina. (MRC-01)