MATARAMRADIO.COM – Demi menyelaraskan langkah dalam mencetak tenaga kerja kompeten dan produktif, Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) dan Workshop Pembinaan Lembaga Pelatihan yang digelar Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (DPD HILLSI) NTB berlangsung sukses di Hotel Lombok Plaza, Selasa (21/01/2025).
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H.
Kegiatan ini dihadiri oleh 105 peserta, termasuk kepala lembaga pelatihan kerja (LPK), pengurus HILLSI, serta tamu undangan lainnya. Fokus utama Rakorda kali ini adalah membina LPK agar memenuhi standar yang ditetapkan Direktorat Bina Kelembagaan dan Pelatihan Vokasi.
Dalam sambutannya, Aryadi mengapresiasi HILLSI NTB atas peran aktifnya dalam meningkatkan kualitas pelatihan tenaga kerja. “Lembaga pelatihan memiliki peran penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, sesuai kebutuhan dunia kerja baik formal maupun informal,” ujarnya.
Tantangan di Sektor Ketenagakerjaan NTB
Aryadi memaparkan data terbaru dari BPS Agustus 2024, yang menunjukkan peningkatan jumlah angkatan kerja NTB menjadi 3,19 juta orang, naik 216,34 ribu dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, proporsi sektor informal yang mendominasi hingga 70% dianggap sebagai tantangan besar.
“Kita harus memastikan keterampilan tenaga kerja terus ditingkatkan agar memiliki daya saing. Tanpa skill, peluang di sektor formal akan sulit diraih,” tegasnya. Ia juga menyoroti bahwa lulusan SMK dan perguruan tinggi justru mendominasi angka pengangguran, menandakan perlunya penyelarasan kompetensi dengan kebutuhan industri.
Program Skill Center Jadi Solusi Strategis
Mengacu pada visi Gubernur Terpilih, Aryadi menyebutkan bahwa Pemerintah NTB berkomitmen membangun Skill Center, pusat pelatihan berbasis kebutuhan industri untuk mencetak tenaga kerja kompeten yang mampu bersaing di pasar kerja nasional maupun internasional. “Program ini berbasis data akurat, menjembatani sektor formal dan informal, serta dirancang konkret dan terukur,” ungkapnya.
Skill Center juga diharapkan dapat memaksimalkan peran LPK dalam mendukung visi besar ini. Aryadi menekankan pentingnya merancang program pelatihan berbasis data untuk memastikan efektivitas dan dampaknya.
“Kita harus fokus pada pelatihan yang menghasilkan tenaga kerja sesuai kebutuhan dunia kerja, bukan sekadar memenuhi kuota,” tambahnya.
Kolaborasi dan Kemitraan Jadi Kunci
Aryadi mengimbau semua pihak, mulai dari lembaga pelatihan, asosiasi, hingga perusahaan, untuk memperkuat kolaborasi. Ia juga mendorong adanya program magang intensif sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.
“Magang di perusahaan harus lebih diintensifkan agar lulusan pelatihan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri,” katanya.
Selain itu, Disnakertrans NTB kini tengah menyusun peta kebutuhan tenaga kerja berdasarkan sektor prioritas untuk meningkatkan efektivitas program pelatihan.
Ketua DPD HILLSI NTB, Naktika Sari Dewi, SE, MM, dalam sambutannya, mengungkapkan rasa bangga atas tingginya antusiasme peserta. Dengan jumlah peserta melampaui target awal 95 orang, ia menilai hal ini sebagai bukti semangat besar untuk memajukan lembaga pelatihan di NTB.
“Kami berharap Rakorda ini dapat menjadi pijakan strategis dalam menyusun program kerja tahun 2025 yang lebih baik,” ujar Naktika. Ia menambahkan bahwa kolaborasi yang erat antara HILLSI, pemerintah, dan dunia industri sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Rakorda HILLSI NTB 2025 menjadi momen strategis untuk memperkuat peran lembaga pelatihan dalam mendukung pengembangan tenaga kerja. Kolaborasi yang terjalin erat antara pemerintah, HILLSI, dan sektor industri diharapkan dapat menghadirkan solusi konkret dalam mengatasi tantangan ketenagakerjaan di NTB. “HILLSI siap menjadi mitra utama pemerintah dalam meningkatkan kapasitas lembaga pelatihan dan mencetak tenaga kerja unggul,” pungkas Aryadi. (editor MRC)