Saat ‘Penyakit’ Dikeluarkan

MATARAMRADIO.COM- Gelar pameran lukisan dengan tajuk Rekoneksi 2025 Nusa Tenggara Face yang digelar di Taman Budaya Mataram mulai Jumat 29 Agustus 2025 menjadi ajang penyaluran ‘penyakit’ yang dirasakan para pelukis dengan kondisi lingkungan disekitarnya.


“Seniman itu sakit kalau tidak menyalurkan ide-idenya. Lukisan menjadi penyaluran ‘penyakit’ yang dirasakan seniman,” tutur Mantra Ardana, salah seorang pelukis yang turut ambil bagian dalam Rekoneksi 2025, kemarin.

BACA JUGA:  Sanksi bagi Pencemar Lingkungan

Menurut Mantra, banyaknya gelaran pameran membuat eksistensi seniman semakin diakui termasuk gelar pameran di dunia virtual.


“Pemerintah juga perlu turut memberikan ruang bagi para seniman dalam memamerkan karyanya,” katanya.


Satar Tacik, seniman lainya mengingatkan seorang seniman harus terus berkarya meski belum ada ruang untuk memamerkan karyanya.

“Seperti di bilang pak Mantra, seniman harus terus berkarya. Jangan hanya berkarya ketika ada pameran,” ujarnya.

BACA JUGA:  NTB Siapkan Layanan Informasi Covid 19


Salah seorang pengunjung, Jaya menilai karya seni merupakan isi hati atau kegelisahan yang dirasakan seniman.

“Kita semua butuh ruang ekspresi dan ruang ekspresi perlu diperbanyak,” katanya.***