MATARAMRADIO.COM – Sebagai daerah rawan bencana, masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) harus memahami Mitigasi Bencana demi meminimalkan korban jiwa maupun kerugian ekonomi serta kerusakan lingkungan.
“Jangan sampai sebagai pegawai Dinas Sosial, yang notabenenya mengurus bencana, mereka tidak mengetahui prosedur penyelamatan,” pesan Kepala Dinas Sosial NTB, Nunung Triningsih saat simulasi mitigasi bencana, Jumat 29 Agustus 2025.
Setiap kantor pemerintah maupun swasta/perorangan, jelas Nunung harus memiliki sarana prasarana seperti help, alat-alat pemecah kaca, tali, tandu serta obat-obatan. Sehingga ketika ada bencana semua kantor siap.


Selain itu,, untuk menghadapi bencana yang datang tiba-tiba, harus ada kesepakatan disetiap kantor mengenai bel tanda bencana bunyinya apa, supaya penghuni gedung mengetahui kode bel jika terjadi bencana. Lalu menentukan jalur evakuasi yang aman serta letak titik kumpul.
“Jadi dalam menghadapi bencana ada tiga hal penting harus diketahui setiap kantor, pertama Sistem atau mekanisme, kedua Sarana dan prasarana dan Kesiapan siangan SDM sendiri,” jelas Nunung.
Hal lain yang harus diperhatikan harus satu komando dimana intruksi berasal dari satu pimpinan. Petugas harus menggunakan kelengkapan alat-alat terutama helm, baju pelindung dan lain-lain.
“Setidak dengan mediasi ini bisa menjadi ilmu bagi setiap pegawai Dinas Sosial NTB, sehingga bisa ikut mengajarkan masyarakat, setidaknya melindungi keluarga dari rawan bencana,” ucap Nunung.
Selain itu, Nunung menghimbau kepada setiap keluarga harus memiliki satu tas siaga.
“Jadi satu rumah harus memiliki satu tas bencana, yang berisi surat berharga (ijazah, surat tanah, akte, KK dl), makanan, pakaian, selimut dan barang berharga lainnya seperti emas dll, agar ketika terjadi bencana masyarakat masih bisa menyelamatkan barang-barang penting untuk bisa bertahan pasca bencana,” jelas Nunung.***






































































































































