Ini Cara Mahasiswa di Mataram Perluas Relasi Sosial dan Karir


Bani, seorang mahasiswa Universitas Mataram, awalnya tertarik bermain game hanya sebagai pengisi waktu luang.


“Hal yang membuatku pengen main game karena gabut sebenernya, kak. Ga ada kerjaan dan ga ada temen di lingkungan rumah buat main,” ujarnya, Selasa 1 Oktober 2024.


Seiring berjalannya waktu, Bani menemukan kesenangan dan komunitas melalui permainan daring.
“Kebetulan sering main game dan ga ada temen di lingkungan rumah, akhirnya nyari temen lewat online dan ngajakin temen-temen SMA yang kebetulan sering main bareng.” katanya.

BACA JUGA:  Masyarakat Dihimbau tidak Unggah Dokumen Kependudukan di Media Sosial


Bagi Bani, bermain game tidak lagi sekadar hobi, melainkan bisa menjadi jalan karir.
“Buat sekarang, main game itu bukan cuma hiburan, malah lebih ke arah karir. Sejak 2020, perkembangan dunia game sebagai karir semakin meningkat, bahkan bisa menghasilkan puluhan juta dalam satu turnamen,” jelasnya.


Menurutnya, peluang di industri game akan semakin menjanjikan dalam 5 hingga 10 tahun mendatang.
Hal senada diungkapkn Viga, mahasiswi UIN Mataram. Viga memiliki ketertarikan pada dunia kecantikan dan make-up.


“Awalnya coba-coba, tapi lama-lama ketagihan. Dari sana, saya bertemu teman-teman yang juga hobi dalam bidang kecantikan,” katanya.

BACA JUGA:  Adu Kreatif Desainer Muda


Menurutnya, hobi make-up bukan hanya soal mempercantik diri, tetapi juga sebagai bentuk seni yang mendalam. “Beauty is pain, ya. Kecantikan adalah seni.”ujarnya.


Viga mengakui pentingnya media sosial dalam mengembangkan hobi dan memperluas jaringan. “Media sosial sangat membantu karena bisa memperluas jangkauan dan memudahkan kita mencari teman yang sefrekuensi. Saya pribadi sempat membuka jasa make-up dan buat konten, tapi tidak dilanjutkan karena ada alasan tertentu,” ungkapnya.


Bagi Viga, bergabung dalam komunitas atau mengikuti kelas make-up sangat penting untuk menambah pengetahuan dan memperluas jaringan.

BACA JUGA:  Adu Balap Harga Kambing dan Sapi di Pasar Selagalas


Sementara Syarifah Hariyani, mahasiswi Universitas Hamzanwadi yang memiliki hobi menari ini mengaku melalui menari diriny bertemu banyak teman baru, dapat ilmu, dan banyak pengalaman.


Bagi Syarifah Hariyani, menari bukan hanya hobi, tapi juga sarana untuk membuka peluang karir, terutama sebagai pendidik.


Syarifah Hariyani juga merasakan dampak positif dari media sosial dalam mempopulerkan hobinya. “Lewat media sosial, saya bisa mengenalkan tarian-tarian yang mungkin belum pernah diketahui oleh orang awam. Menjadi penari sering dipandang rendah, tetapi lewat media sosial, kita bisa membuka pikiran orang-orang bahwa tidak semua penari seperti yang mereka bayangkan.” katanya. (Nadia/MRC)