MATARAMRADIO.COM, Kalimantan – Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Balikpapan, Dian Novrida menjelaskan siklon atau badai tropis biasa terjadi di belahan bumi utara, seperti di Laut China Selatan dan sekitar laut wilayah Filipina.
Adanya badai tropis ini, kata Dian berdampak kepada arah angin atau belokan angin yang mengakibatkan pertumbuhan awan-awan konvektif.
“Efek yang dihasilkan dari adanya awan konvektif dan arah angin melambat, terjadi intensitas hujan dari rendah hingga lebat di area terdampak disertai petir,” jelasnya di gedung BMKG Balikpapan, Selasa 28 Mei 2024.
Akibatnya, kata Dian untuk wilayah Kalimantan dari Kalimantan Timur bagian Utara hingga Selatan terjadi hujan dengan intensitas bervariasi.
“Intensitasnya dari ringan hingga lebat,” jelasnya.
Namun, dari pantau Satelit Himawari – 9, untuk cuaca ekstrim tidak akan berlangsung lama, hanya dalam waktu 3 hingga 7 hari kedepan sebelum musim peralihan pada bulan Juli.
“Saat ini, tengah terjadi peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau yang biasa terjadi sekitar awal Juli hingga awal Agustus,” jelasnya.(ASLINEWS)