MATARAMRADIO.COM – GodBless merilis album pertama mereka God Bless (dikenal juga sebagai Huma Di Atas Bukit) pada 2 Desember 1975. Hits dalam album ini adalah lagu “Huma Di Atas Bukit” dan “Setan Tertawa”. Album God Bless ini patut dicatat sebagai album rock Indonesia yang tampil utuh. Karena sebelumnya, tercatat banyak grup rock Indonesia yang telah masuk dunia rekaman, tetapi harus kompromi dengan selera pasar dengan memainkan musik pop, misalnya Freedom of Rhapsodia, The Rollies, AKA, Rasela dan masih banyak lagi.
Penampilan perdana God Bless di Taman Ismail Marzuki pada Mei 1973 dinilai berhasil merepresentasikan musik rock beserta budayanya yang anti-kemapanan dan kebebasan secara paripurna. Gaya busana mereka yang nyentrik dan aksi panggung yang liar membuat orang-orang terpesona dengan kehadiran God Bless. Di waktu yang sama, publikasi terhadap sosok band ini melonjak drastis. Nama God Bless semakin melambung ketika mereka mengikuti konser Summer ’28 yang diselenggarakan di Ragunan pada Agustus 1973. Bahkan mereka muncul sebagai cameo di beberapa film layar lebar seperti Tokoh karya Wim Umboh, Laki laki Pilihan karya Nico Pelamonia, dan A.M.B.I.S.I yang dibesut oleh Nya’ Abbas Akup.
Namun di tengah popolaritas mereka yang sedang tinggi, 2 personel mereka, Soman Loebis dan Fuad Hasan meninggal dunia dalam kecelakaan sepeda motor di kawasan Pancoran pada tahun 1974. Belum lagi, mereka harus kehilangan sosok gitaris Ludwig Lemans yang memilih untuk meninggalkan God Bless. Sehingga band ini hanya menyisakan Achmad Albar dan Donny Fattah saja. Tanpa ingin lama berkabung, mereka lantas mengajak Nasution Bersaudara yang terdiri dari Keenan Nasution (drum), Oding Nasution (gitar), dan Debby Nasution (kibor). Namun formasi ini tidak bertahan lama karena ketidakcocokan selera musik Achmad Albar dengan Nasution Bersaudara. Akhirnya mereka kembali mengajak Yockie Suryo Prayogo sebagai pemain kibor yang baru. Kemudian Yockie mengajak Ian Antono (gitar), dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung ke dalam God Bless.
Pada tahun 1975, Surjoko dari Aquarius, yang juga merupakan teman sekolah Ian dan Donny, menawarkan kesempatan rekaman album kepada God Bless. Surjoko memang sudah lama mengamati God Bless dan terkesan dengan penampilan mereka. Meskipun Surjoko berujar hanya dapat membiayai transportasi saja tanpa adanya honor untuk masing-masing personelnya, mereka setuju dengan tawaran Surjoko. Sebelum sesi rekaman dimulai, mereka melakukan sesi latihan terlebih dahulu dan berkumpul menulis materinya di rumah orang tua Freddy Tamaela, di kawasan Puncak.
Proses rekaman seluruhnya dilakukan di Studio Tri Angkasa Jakarta dengan Stanley sebagai operator, dan Alex Kumara sebagai penata perekaman. Di tengah sesi rekaman, ternyata God Bless mengalami kesulitan ketika merekam materinya. Karena mixer perekaman yang digunakan adalah mixer untuk radio. Begitupula mikrofon yang tersedia tergolong dibawah standar untuk perekaman. Sehingga kualitas rekaman yang dihasilkan tidak bagus dan terkesan berantakan.
Seluruh materi untuk album ini direkam secara live dengan sedikit adaya proses dubbing. Ian Antono mengatakan apabila ketika rekaman terjadi kesalahan, maka kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki.
Kala itu, para personel God Bless sama sekali belum terbiasa menciptakan lagu. Hal tersebut karena mereka lebih sering membawakan karya-karya orang lain yang kemudian diaransemen sendiri oleh para personelnya. Sehingga lagu-lagu dalam album ini, baik melodi maupun aransemennya terdengar banyak kemiripan dengan lagu-lagu milik Genesis, Jethro Tull, Kin Ping Meh, Gentle Giant, The Doobie Brothers, atau King Crimson. Begitupula dengan gaya permainan kibor Yockie Suryo Prayogo yang banyak dipengaruhi oleh Jon Lord dari Deep Purple, Rick Wakeman dari Yes, maupun Tony Banks dari Genesis.
Album God Bless akhirnya dirilis oleh Pramaqua. Namun tanggapan masyarakat pada saat itu dingin dan kerap melontarkan kritikan yang keras terhadap album ini. Masyarakat menilai bahwa lagu-lagu yang terdapat di dalam album ini memplagiat lagu-lagu hasil ciptaan orang lain. Sehingga album ini gagal dalam pencapaiannya secara komersial. Yockie Suryo Prayogo heran terhadap para pengamat musik pada saat itu. Yockie berujar bahwa masyarakat kritis sekali terhadap perilisan album ini. Sementara para pengamat musik yang biasanya kritis justru bungkam tidak menanggapi sama sekali.
Meskipun begitu, album pertama God Bless ini sangat mempengaruhi pasar permusikan di Indonesia. Label-label seperti Remaco yang dikenal sama sekali tidak tertarik terhadap musik rock, akhirnya ikut merilis album-album bernuansa rock seperti Hard Beat oleh Koes Plus, Pop Rock oleh Bimbo, Musik Keras yang dirilis oleh Ge & Ge.
God Bless kemudian merilis ulang beberapa lagu dari album ini dengan aransemen baru, yaitu lagu Huma Di Atas Bukit, Sesat, Setan Tertawa dan She Passed Away yang dirilis pada album kompilasi The Story Of God Bless.
Pada tahun 2004, God Bless kembali merilis ulang album ini dalam bentuk kaset dan CD dengan proses “digitally remastered” langsung dari master rekamannya. Album ini juga menjadi satu-satunya album God Bless yang belum dirilis ulang ke dalam platform digital.
Daftar Lagu
- Huma Di Atas Bukit (dari film Laila Majenun)
- Rock Di Udara
- Sesat (dari film Laila Majenun)
- Eleanor Rigby (The Beatles cover)
- Gadis Binal
- Friday On My Mind (The Easybeats cover)
- Setan Tertawa (dari film Semalam Di Malaysia)
- She Passed Away
Personel
• Achmad Albar – vokal
• Ian Antono – gitar dan vokal latar
• Donny Fattah – bass dan vokal latar
• Teddy Sujaya – drum
• Yockie Suryo Prayogo – keyboard (EditorMRC)