Menjajal Figur ‘Nomor Wahid’ 2024 (Bagian 2)

Sejak lama Lombok Timur, sebenarnya butuh pembaruan dalam segala aspek. Namun hingga beberapa rezim belum terbaca dinamikanya, apalagi berhasil mewujudkannya. Saya berpikir Lotim Butuh sentuhan lebih arif dan keteduhan Sang Pemimpin. Lebih berbudi, santun, bijak menuntaskan masalah sosial yang terjadi, serta mengedepankan keterbukaan dalam berpendapat. Bukan gaya kepemimpinan yang sensasional, bukan pula penganut feodalistik, apalagi otokritik.

Mungkin ada benarnya pandangan filsuf macam Socrates yang sering diangkat sebagai model figur pemimpin politik yang kredibel, dalam artian, memiliki kejujuran dan integritas. Konteks ini bisa dipahami sebagai sebuah tuntutan etika, bahwasannya seorang pemimpin hendaknya memaknai politik itu sendiri sebagai seni yang mengandung kesantunan. Kesantunan politik itu sendiri diukur dari keutamaan moral. Hal ini tampak bila ada pengakuan timbal balik dan hubungan fair antara para pelaku. Pemahaman etika politik macam ini belum cukup karena sudah puas bila diidentikkan dengan kualitas moral politikus. Bayangkan saja, andaikata para pemimpin politik kita santun dan jujur, maka betapa majunya Lombok Timur ini.

Dalam perspektif Islam, mencapai titik epicentrum tujuan politik/visi misi itu harus berpedoman pada Al Qur’an dan Al Hadist atau As-Sunnah. Di sini lah peran para ulama dalam mengintervensi para pemimpin ketika meramu kebijakan dalam rangka kemaslahatan umat. Wallahualam bissawab bila pemimpin ke depan Lombok Timur merupakan kombinasi dari unsur praktisi/birokrat/ahli manajemen/pengusaha dan ulama.

Syaikh Abdul Qadir Jailani membagi tiga syarat ulama yang bisa membimbing para pelaku politik supaya berjalan lurus. 1) Ulama yang keilmuannya sangat dalam (ilmu al-ulama); 2) Ulama yang memiliki kemampuan berpolitik yang dimiliki para raja (siasah al-muluk); dan terakhir 3) Ulama yang memiliki kebijaksanaan tinggi (hikmah al-hukama). Ketiga syarat di atas Insyaa Allah akan membuat peran ulama

BACA JUGA:  Ali BD : Jangan Suka Mengkafirkan Orang Berbeda Paham

Berikut nama-nama yang saya himpun berdasarkan kriteria dan latar belakangnya.

1) TGH Hazmi Hamzar
Beliau aktif selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Marakitta’limat Al Hamzar Mamben, Anggota DPRD Provinsi NTB 5 periode, kader militan DPW PPP NTB, pimpinan sederet organisasi sosial dan profesi. Ia digadang gadang sejak lama maju dalam bursa Pilbup Lotim, namun belum juga menyatakan kesiapan. Pribadinya teduh dan mengayomi.

2) H Juani Taofik
Kiprah sosok satu ini cukup berbinar di jajaran birokrat Pemerintah Kabupaten Lotim. Muda dan belum lama duduk di jajaran elite nomor 1 birokrasi Lombok Timur, ini sudah digadang gadang melanjutkan pembangunan Lotim 2024-2029. Bakat kepemimpinan Alumni SMAN 1 Selong Tahun 1990/1991, ini sudah terbaca sejak duduk di bangku sekolah. Sosoknya tenang dan mudah bergaul.

3) H Tanwirul Anhar
Pengalaman mengecapi kursi DPRD Kabupaten Lotim 3 periode berturut turut, baik dari fraksi PKS (2 periode, 2009-2014 dan 2014-2019) dan PBB (periode 2019-2024), membuatnya mapan dalam ilmu ketatanegaraan. Meski berlatarbelakang pengusaha, namun niat melayani masyarakatnya tak terbendung. Setiap reses kunjunganx dinanti-nanti ribuan konstituennya. Telah banyak kiprahnya di tengah masyarakat Lotim.

4) H Haerul Warisin
Mantan Wakil Bupati (Wabup), pasangan Bupati Ali bin Dahlan pada periode 2013-2018, ini sempat bertarung di Pilkada 2018 silam, namun kandas. Sebelum berkecimpung di dunia politik, ia merupakan birokrat. Dedikasinya di bidang pertanian mengantarkannya meraih penghargaan hingga tingkat Provinsi tahun 2009 ketika HUT NTB ke-51 di Kota Bima. Selain aktif di Fraksi Gerindra DPRD Provinsi NTB dari Dapil Lotim, sosoknya dikenal luas sebagai pengusaha sukses bidang pertanian.

5) H Moh Edwin Hadiwijaya
Adik kandung mantan Sekda Kabupaten Lombok Barat, Ir H Moh Taufik MSc, ini memang mewarisi darah politik dari ayahnya, H Moh Djuwayni, salah satu perintis Partai Golkar Lombok Timur di era rezim ORBA. Selain darah politik, bakat bisnis Sang Ayah juga turun kepadanya, hingga kini. Kader lawas DPC PBB Lotim, ini dikenal sebagai penerus pengelolaan gurita bisnis keluarganya. Salah satunya SPBU atau Pom Bensin Pancor yang fenomenal. Meski pengusaha, tangannya tak halus. Panggilan kepedulian sosial mendorongnya memberdayakan potensi masyarakat melalui Bank Sampah yang dibinanya.

BACA JUGA:  Pilkada 2024: Sudah Saatnya Kepala Desa Tampil Maju sebagai Calon Kepala Daerah

6) H Rumaksi
Jam terbang senioritas politik tokoh satu ini juga, tinggi. Sejak berkecimpung di desanya sebagai Kepala Desa Bagekpapan, Kecamatan Pringgabaya, hingga bergabung di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) era ORBA, Anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur, hingga mengisi kursi Anggota DPRD Dapil Lombok Timur dari Partai Hanura, 2 periode lamanya: Periode 2009-2014 dan 2014-2019. Setahun jelang purna jabatan, dia mengundurkan diri demi maju di Pilkada Lotim 2018 bersama H Sukiman Azmy. Identitas pasangan pemenang pilkada Lotim ini, ketika itu, Sukma (Sukiman-Rumaksi). Dan kini menjabat aktif sebagai Wakil Bupati Lotim periode 2018-2023. Selain juga sebagai Ketua DPD NasDem Lotim.

7) H Abdul Hadi
Tokoh kawakan Partai Keadilan Sosial NTB ini tak diragukan lagi tekadnya. Di usianya yang paruh baya ini, pria kelahiran Masbagik Lotim, ini masih eksis menunjukan loyalitas dan kualitas pelayanannya kepada partai maupun konstituennya di daerah pemilihan (Dapil) Lotim. Secara komitmen, Bang Hadi-sapaannya-yang bisa dibilang paling berbinar di antara figur lainnya di Masbagik. Dengan motto sahaja: H Abdul Hadi SE MM “bersama melayani rakyat”, ia mencoba meyakinkan konstituennya bahwa jika direstui menerima amanah lebih besar lagi, dirinya siap menerima dengan ikhlas.

BACA JUGA:  Pemkot Mataram Gempur Rokok Ilegal (Jilid 2)

8) H Ashari
Sosok birokrat jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, ini memang tak banyak bicara. Namun namanya sempat disebut-sebut memiliki elektabilitas paling kuat. Gaya hidupnya memang sangat sederhana. Pola kepemimpinannya pun di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang dia jabat sangat teruji. Disiplin keras, namun sangat peduli dengan bawahannya. Kesaksian jajaran DPMPD dan Dukcapil Provinsi NTB, tak sekalipun mereka menyaksikan Sang Kadis (Kepala Dinas) sedang marah atau jengkel. Pelayanan kepada publik pun merupakan prioritas baginya. Kadang hingga malam pun pintu rumah lekaki kelahiran Kerumut, Kecamatan Pringgabaya, ini selalu terbuka buat para kepala desa (mitra binaan DPMPD) yang ingin menyampaikan aspirasinya. Meski begitu, ia sangat low profile (rendah hati). Bila ditakdirkan sebagai Wakil Bupati Lotim pun, ia siap memikul amanat rakyat Lotim itu.

9) H Suryadi Jaya Purnama (SJP)
Latar belakang profesi SJP adalah teknik. Tapi, siapa nyana, bila justru yang melambungkan namanya karena dunia politik yang ditekuninya selama ini. Sosoknya juga merupakan loyalis Partai Keadilan hingga ketika Pemilu 2004 salah satu partai Islam ini berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada Pileg 2019 lalu, mantan Ketua DPW PKS NTB ini perolehan suara mantan Ketua DPW PKS NTB ini lolos di kursi Senayan, selaku wakil rakyat dari Dapil NTB2 (Pulau Lombok). Secara pasti, ia belum menyatakan ikrar untuk maju di bursa Pilkada Lotim 2024. Namun banyak spekulasi mengarah ke namanya, entah sebagai Nomor 1 atau Nomor 2 Lotim periode (2024-2029).

Siapa pun dia yang diberkati dan dirahmati Allah SWT, serta dipilih mayoritas masyarakat, Insyaa Allah dia lah yang terbaik bagi Lombok Timur ke depan. Aamiin. (*)